Mars memasuki tahun baru ke-37 pada 26 Desember 2022. Panjang satu tahun di Mars mencapai 687 hari atau hampir dua tahun di Bumi. Selain tahun, Mars juga memiliki musim yang sama dengan Bumi walau panjangnya berbeda.
Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
·5 menit baca
Tepat seminggu sebelum penduduk Bumi merayakan Tahun Baru 1 Januari 2023, Mars sudah memasuki tahun barunya lebih dulu, tahun 37 Mars. Hari pertama tahun 37 Mars itu jatuh pada Senin, 26 Desember 2022. Meski demikian, tahun baru Mars berikutnya yaitu tahun 38 Mars, akan jatuh pada 12 November 2024.
Satu tahun Mars setara dengan hampir dua tahun Masehi di Bumi. Kondisi itu terjadi karena lintasan Mars mengelilingi Matahari lebih panjang dibandingkan dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari. Jika jarak rata-rata Bumi-Matahari sekitar 150 juta kilometer, jarak rata-rata Mars-Matahari mencapai 228 juta km.
Mars memiliki karakter mirip dengan Bumi. Kemiripan itu tak hanya terkait kondisi geologisnya, tetapi juga kondisi musim, panjang hari, kemiringan sumbu rotasi, hingga karakter orbit. Kemiripan itu terjadi karena Bumi dan Mars diperkirakan terbentuk dari gumpalan awan dan debu yang sama saat pembentukan Tata Surya 4,5 miliar tahun yang lalu.
Di Bumi panjang satu tahunnya didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan Bumi untuk satu kali mengelilingi Matahari, yaitu 365,25 hari. Definisi satu tahun di Mars juga sama. Namun, karena lintasan orbitnya jauh lebih panjang, maka satu tahun di Mars memiliki panjang 687 hari.
Istilah tahun Mars, seperti dikutip dari EarthSky, 22 Desember 2022, baru diperkenalkan oleh Todd Clancy dari Institut Ilmu Antariksa (Space Science Institute), Boulder, Colorado, Amerika Serikat, dan rekannya dalam makalahnya yang dipublikasikan tahun 2000. Dalam makalah itu, hari pertama tahun 1 Mars ditetapkan jatuh pada 11 April 1955.
Jika epoch atau titik awal yang dijadikan dasar penentuan tahun Gregorian atau tahun Masehi yang paling luas digunakan di Bumi saat ini adalah peristiwa kelahiran Yesus, epoch tahun Mars didasarkan pada peristiwa badai debu besar yang melanda Mars tahun 1956.
Kemudian, waktu badai besar itu ditarik untuk menentukan hari pertama tahun Mars yang ditetapkan berdasarkan ekuinoks musim semi di belahan utara Mars atau musim gugur di belahan selatan Mars. Jika dihitung dengan kalender Bumi, peristiwa itu terjadi pada 11 April 1955.
Satu tahun Mars setara dengan hampir dua tahun Masehi di Bumi. Kondisi itu terjadi karena lintasan Mars mengelilingi Matahari lebih panjang dibandingkan dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari.
Ekuinoks musim semi di belahan utara Mars itu mirip dengan ekuinoks Maret di Bumi yang jatuh antara 19 Maret dan 21 Maret setiap tahunnya. Ekuinoks Maret itu menandai datangnya musim semi belahan Bumi utara dan musim gugur di belahan Bumi selatan.
Adapun ekuinoks Maret ini semula juga menjadi hari pertama pada kalender Romawi yang sudah digunakan sejak 753 sebelum Masehi (SM). Namun, kemudian awal tahunnya bergeser menjadi 1 Januari sejak tahun 450 SM.
Seiring dengan waktu kalender Mars terus disempurnakan hingga dikenalkan tahun 0 Mars dengan awal tahun bertepatan dengan tanggal 24 Mei 1953. Penggunaan tahun 0 Mars ini membuat tahun negatif Mars bisa digunakan dalam sistem komputer. Sebelum tahun 0 Mars adalah tahun negatif 1 Mars.
Kondisi itu tidak ada pada tahun Masehi yang berakar dari kalender Romawi. Sistem angka Romawi tidak mengenal angka nol sehingga sebelum tahun 1 Masehi adalah tahun 1 SM. Jadi, tahun 1 SM dalam sejarah kalender Masehi sama dengan tahun 0 dalam pemograman komputer.
Sementara untuk panjang hari antara Bumi dan Mars tidak berbeda jauh. Satu hari di Bumi yang dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan Bumi untuk berputar pada porosnya hingga posisi Matahari kembali pada posisi yang sama sebelumnya adalah 24 jam. Definisi yang sama digunakan untuk menghitung panjang hari di Mars atau disebut sol yang lamanya mencapai 24 jam 39 menit.
Musim
Sama seperti di Bumi, sepanjang tahun di Mars, khususnya di daerah lintang tinggi, juga terdiri atas empat musim berbeda, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur. Perbedaan musim itu terjadi karena kemiringan sumbu rotasi Mars yang mencapai 25 derajat, lebih besar sedikit dari kemiringan sumbu rotasi Bumi sebesar 23,4 derajat.
Dengan sumbu rotasi yang miring itu, Mars bergerak mengitari Matahari. Proses revolusi inilah yang menentukan pendek-panjangnya musim-musim di Mars.
Orbit Bumi mengelilingi Matahari hampir bulat alias nilai eksentrisitas orbitnya kecil. Konsekuensinya, panjang keempat musim di Bumi hampir sama, yaitu masing-masing empat bulan dan di sekitar khatulistiwa yang memiliki dua musim masing-masing panjangnya enam bulan.
Sementara orbit Mars memutari Matahari bentuknya elips atau nilai eksintrisitasnya tinggi. Akibatnya, saat berada di dekat Matahari, Mars akan bergerak lebih cepat sehingga musimnya menjadi lebih pendek. Sebaliknya, saat Mars berada jauh dari Matahari, gerak Mars di orbit melambat sehingga panjang musimnya jadi lebih lama.
Musim semi di utara Mars atau musim gugur di selatan Mars yang dimulai saat tahun baru Mars ini merupakan musim paling lama, yaitu 194 sol atau hari. Adapun musim gugur di belahan utara Mars atau musim semi di selatan Mars berlangsung paling pendek, yaitu 142 sol.
Keberadaan musim-musim itu juga membuat temperatur di Mars bervariasi dengan rentang perbedaan suhu sangat besar. Suhu rata-rata tahunan di Mars mencapai negatif 62 derajat celsius. Suhu rata-rata Mars ini lebih dingin dibandingkan dengan Bumi. Dikutip dari Space, 25 Februari 2022, suhu rata-rata Bumi mencapai 13,9 derajat celsius.
Dikutip dari Layanan Cuaca Nasional Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), suhu di Mars berkisar negatif 140 derajat celsius di kutub Mars saat musim dingin hingga 21 derajat celsius di lintang rendah Mars saat musim panas.
Sementara suhu terdingin di Bumi tercatat di Benua Antarktika mencapai negatif 89,2 derajat celsius pada puncak musim dingin dan terpanas mencapai 56,7 derajat celsius di Death Valley, California, AS, saat puncak musim panas.
Perbedaan kecepatan gerak Mars di orbitnya saat memutari Matahari ternyata berdampak besar pada atmosfer Mars. Selama musim semi dan musim panas di selatan Mars, alias musim gugur dan musim dingin di utara Mars yang berarti terjadi pada paruh kedua tahun Mars, posisi Mars ada di dekat Matahari dan bergerak lebih cepat.
Hal ini mengakibatkan paparan sinar Matahari terhadap belahan selatan Mars menjadi lebih besar hingga memanaskan atmosfer Mars. Pemanasan itu memicu terjadinya turbulensi yang mengangkat atau menerbangkan partikel-partikel halus dari tanah Mars ke angkasa hingga memicu terjadinya badai debu ganas yang dampaknya bisa dirasakan di seluruh Mars.
Keberadaan debu di atmosfer Mars itu bisa mengurangi kecerlangan Mars yang terlihat dari Bumi. Repotnya, fenomena yang terjadi pada paruh kedua tahun Mars itu bisa terjadi selama berbulan-bulan. Kondisi itu akan sangat menantang saat pendaratan dan kolonisasi manusia di planet Mars nantinya dilakukan.