Pendekatan kebudayaan bertujuan memperkuat hubungan antarmasyarakat dan memelihara keharmonisan antarnegara. Dalam Qatar-Indonesia Year of Culture 2023, kedua negara merayakan kemitraan melalui sejumlah kegiatan budaya.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Serangkaian pertunjukan, pameran, residensi, dan kegiatan kebudayaan ditampilkan dalam Qatar-Indonesia Year of Culture 2023. Pendekatan kebudayaan ini bertujuan memperkuat hubungan antarmasyarakat dan memelihara keharmonisan antarnegara.
Year of Culture merupakan platform diplomasi budaya yang merayakan keragaman budaya antara Qatar dan negara lain. Tahun ini, program tersebut digelar Museum Qatar bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta Kedutaan Besar RI di Doha.
”Rangkaian kegiatan Year of Culture ini menunjukkan pendekatan kebudayaan menjadi sarana yang bisa memperkuat pemahaman antarbangsa dan memelihara keharmonisan antarnegara,” ujar Muhammad Adlin Sila, anggota Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat, di Doha, melalui siaran pers, Minggu (12/3/2023).
Qatar-Indonesia Year of Culture 2023 menampilkan sejumlah kegiatan. Pada 14-15 Februari 2023, misalnya, pesilat profesional Indonesia berpartisipasi dalam National Sports Day di Doha.
Rangkaian kegiatan Year of Culture ini menunjukkan pendekatan kebudayaan menjadi sarana yang bisa memperkuat pemahaman antarbangsa.
Masyarakat Qatar, khususnya pencinta olahraga, antusias mengikuti lokakarya singkat mengenai seni bela diri tradisional Indonesia itu. Pencak silat merupakan warisan budaya tak benda UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Dalam Qatar-Indonesia Year of Culture 2023, Indonesia juga menampilkan pertunjukan musik sasando dari Nusa Tenggara Timur oleh Ganzer Lana dan Tari Ratoh Jaroe yang dipentaskan oleh komunitas diaspora Indonesia di Qatar.
Kegiatan lainnya meliputi peresmian pembukaan Galeri Asia Tenggara di Museum of Islamic Arts yang menyuguhkan koleksi tentang hubungan Timur Tengah dan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dalam hal sejarah dan tradisi Islam.
Qatar-Indonesia Year of Culture merupakan kesempatan bagi kedua negara untuk saling mengapresiasi, termasuk peranannya dalam dunia Islam serta hal-hal lain yang menyatukan kedua negara dalam keragaman.
Momentum Ramadhan menjadi kesempatan menampilkan kekayaan dan keragaman kuliner kedua negara. Koki dari Indonesia akan berkolaborasi dengan koki dari Qatar untuk menyajikan berbagai menu khusus yang menjadi tradisi masyarakat kedua negara untuk berbuka puasa.
Residensi seniman
Tak hanya itu, Indonesia dan Qatar juga akan melakukan program residensi seniman di Doha, Sumba, dan Tasikmalaya. Residensi di Doha berfokus pada seni visual, sedangkan residensi di Tasikmalaya akan menjadi ajang kolaborasi di bidang fesyen bordir (embroidery). Sementara itu, residensi di Sumba mengangkat kreativitas pembuatan perhiasan berbahan logam.
Kepala Museum Qatar Sheikha Al Mayassa binti Hamad bin Khalifa Al Thani menyampaikan, Qatar-Indonesia Year of Culture merupakan kesempatan bagi kedua negara untuk saling mengapresiasi, termasuk peranannya dalam dunia Islam serta hal-hal lain yang menyatukan kedua negara dalam keragaman. ”Kami siap merayakan tahun yang penuh dengan pertukaran budaya,” katanya.
Duta Besar RI untuk Qatar Ridwan Hassan mengatakan, saat ini dunia membutuhkan kerja sama multilateral. Hal itu dimulai dengan memberdayakan orang-orang di sekitar untuk berinteraksi, belajar, dan berkolaborasi.
”Indonesia menyambut baik kesempatan untuk merayakan kemitraan kuat kami dengan Qatar melalui Tahun Kebudayaan Qatar-Indonesia 2023,” ujarnya.