Kompetisi Produksi Film ”Layar Indonesiana” 2023 kembali diadakan. Kompetisi yang diselenggarakan pemerintah, bekerja sama dengan para pembuat film Indonesia, diharapkan mendorong regenerasi sineas dalam negeri.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengumumkan penyelenggaraan Kompetisi Produksi Film ”Layar Indonesiana” 2023 di Jakarta, Kamis (2/3/2023). Kompetisi ini terbuka untuk semua pembuat film muda di seluruh Indonesia. Pendaftaran dibuka pada 6 Maret 2023 hingga 1 Mei 2023.
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kembali mengadakan Kompetisi Produksi Film ”Layar Indonesiana” 2023. Kompetisi ini terbuka bagi pembuat film muda di seluruh Indonesia. Peserta-peserta terpilih akan mendapat dana produksi film serta sesi pengembangan naskah dengan sineas dari dalam dan luar negeri.
”Kompetisi Produksi Film Pendek diselenggarakan sejak 2021. Sejak dua tahun lalu sudah banyak yang mendaftarkan proposal (film pendek). Lebih kurang ada 774 proposal yang diterima tim kurasi,” kata Kepala Kelompok Kerja Apresiasi dan Literasi Film Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Edy Suwardi di Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Pendaftaran kompetisi dibuka sejak 6 Maret 2023 hingga 1 Mei 2023. Proposal film pendek dari para peserta akan dikurasi oleh tim yang, antara lain, terdiri dari sutradara dan produser Ifa Isfansyah, produser Yulia Evina Bhara, penulis naskah Rahabi Mandra, serta produser dan pegiat festival film Rina Damayanti.
DOKUMENTASI KELOMPOK SAKSI
Beberapa remaja di sebuah bioskop di Jakarta.
Berkaca pada kompetisi tahun lalu, tim kurasi memilih 50 proposal film terbaik. Para peserta terpilih, lalu diberi kesempatan mengembangkan ide filmnya dengan sineas dalam negeri dan memperbaiki proposalnya.
Tim kurasi kemudian menyeleksi lagi 25 proposal terbaik. Ke-25 peserta terpilih dapat mempresentasikan (pitching) proposal film pendeknya ke hadapan juri. Setelahnya, tim juri memilih 10 proposal film terbaik sebagai finalis. Para finalis berhak untuk mengikuti sesi pengembangan naskah bersama New York Film Academy selama enam minggu.
Film para finalis yang telah diproduksi ditayangkan secara perdana ke publik pada ajang Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF). Sebanyak 10 film pendek terbaik dari kompetisi tahun ini juga akan ditayangkan di JAFF 2023.
”Berbeda dengan tahun lalu, pada tahun ini, yang akan mengikuti sesi sharing dengan New York Film Academy adalah 25 proposal terbaik,” kata Rina. ”Tahun ini juga akan ada movie camp untuk 10 finalis. Akan ada group leader atau mentor dari sineas-sineas nasional yang pernah menembus festival film internasional. Selain itu, programmer Busan International Film Festival, Park Sung Ho, juga dihadirkan,” ujarnya.
SCREENPLAY FILMS
Film London Love Story yang shooting di London, Inggris.
Regenerasi
Menurut Rina, kompetisi ini dirancang secara holistik untuk mencetak sineas berkualitas. Dari segi hulu, para pembuat film pendek dibentuk untuk menulis ide cerita yang kuat dan matang. Dari segi hilir, mereka difasilitasi untuk memproduksi dan mendistribusikan karyanya. Kompetisi ini diharapkan mendukung regenerasi pelaku perfilman Indonesia.
Ifa Isfansyah berpendapat, membina talenta-talenta baru butuh stimulus yang menyeluruh dan berkelanjutan. Itu sebabnya, para peserta kompetisi tahun ini akan diarahkan agar dapat berjejaring ke pelaku festival film luar negeri. Para finalis juga akan difasilitasi pemerintah untuk menghadiri festival film luar negeri.
”Dari pengalaman saya, kita harus konsisten, terus-menerus (membina talenta baru). Mungkin lima tahun lagi kita baru merasakan (pengaruh) program kompetisi ini,” ucap Ifa.
Adapun para finalis kompetisi tahun-tahun sebelumnya dinilai berhasil menyampaikan isu yang layak didiskusikan masyarakat. Film Membicarakan Kejujuran Diana (2021), misalnya, berkisah soal pernyataan sikap siswi SMA yang kontroversial. Dalam vlog-nya, siswi bernama Diana itu mengkritik peran orang tua dalam penyebaran disinformasi, ketimpangan relasi kuasa antara anak dan orang dewasa, hingga menyentil tekanan sosial soal pemakaian jilbab.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Antusias warga menyaksikan film yang diputar dalam festival layar tancap di Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (18/1/2023) malam.
Sutradara film Membicarakan Kejujuran Diana, Angkasa Ramadhan, mengatakan, filmnya ditayangkan di berbagai ruang putar alternatif. Pemutaran film diikuti pula oleh diskusi yang dihadiri berbagai kalangan, baik siswa, orangtua, lembaga masyarakat, hingga pembuat film.
”Kadang diskusinya lebih panjang dari durasi filmnya,” kata Angkasa. ”Saya rasa film ini benar-benar diapresiasi secara menyeluruh, tidak hanya oleh Kemendikbudristek, tetapi juga masyarakat,” ujarnya.