Diet Rendah Karbohidrat Menurunkan Risiko Kematian Dini Pengidap Diabetes
Diet rendah karbohidrat yang sebagian besar terdiri dari makanan nabati dikaitkan dengan risiko kematian dini yang lebih rendah di antara orang dengan diabetes tipe dua.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Diet rendah karbohidrat yang sebagian besar terdiri dari makanan nabati secara signifikan dikaitkan dengan risiko kematian dini yang lebih rendah di antara orang dengan diabetes tipe dua. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris tentang bagaimana diet rendah karbohidrat dapat membantu mengelola perkembangan diabetes yang ada.
Penelitian yang dipimpin tim periset di Harvard T.H. Chan School of Public Health ini dipublikasikan di jurnal Diabetes Care, edisi Februari 2023. ”Sementara menghindari karbohidrat olahan dan olahan telah banyak direkomendasikan untuk menurunkan risiko diabetes tipe dua, penelitian kami memberi bukti empiris pertama bagaimana diet rendah karbohidrat membantu mengelola perkembangan diabetes,” kata penulis utama Yang Hu, dari Harvard T.H. Chan School of Public Health.
Dalam kajian ini, para peneliti menganalisis data kesehatan selama 34 tahun dari 7.224 wanita yang berpartisipasi dalam Studi Kesehatan Perawat dan 2.877 pria yang berpartisipasi dalam Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan. Semua peserta riset ini mengembangkan diabetes tipe dua setelah studi tersebut dimulai.
Penelitian kami memberi bukti empiris pertama bagaimana diet rendah karbohidrat membantu mengelola perkembangan diabetes.
Para peserta menyelesaikan kuesioner tentang gaya hidup dan riwayat medis tiap tahun, memungkinkan para peneliti menilai komposisi makanan mereka dan menilai mereka sesuai dengan asupan protein dan lemak hewani, protein dan lemak nabati, karbohidrat berkualitas tinggi, dan karbohidrat berkualitas rendah.
Temuan menunjukkan penurunan 24 persen dalam semua penyebab kematian di antara mereka yang mengikuti pola diet rendah karbohidrat. Manfaat kesehatan lebih kuat untuk diet rendah karbohidrat yang menekankan makanan nabati dan karbohidrat berkualitas tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
Manfaat lain
Pola makan tersebut juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular dan angka kematian akibat kanker. Diet rendah karbohidrat yang menekankan pada produk hewani dan karbohidrat berkualitas rendah, seperti kentang, gula tambahan, dan biji-bijian olahan, tidak terkait secara signifikan dengan angka kematian lebih rendah.
Dalam kajian ini ditemukan, di antara 10.101 insiden kasus diabetes tipe dua yang menyumbang 139.407 orang per tahun selama masa tindak lanjut, peneliti mendokumentasikan 4.595 kematian yang sebanyak 1.389 kasus dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular (CVD) dan 881 kasus karena kanker.
Para peneliti mengamati manfaat kesehatan terkuat di antara orang-orang yang mengikuti kebiasaan sehat lainnya, seperti tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan minum alkohol secukupnya, di samping pola makan rendah karbohidrat nabati.
”Studi ini, sekali lagi, menggarisbawahi pentingnya kualitas diet ketika memilih di antara berbagai diet untuk pengendalian dan manajemen diabetes,” kata Qi Sun, penulis senior dan profesor di Departemen Nutrisi dan Epidemiologi Harvard T.H. Chan School of Public Health.
Diet rendah karbohidrat selama ini lebih dikenal karena cepat mengurangi berat badan dalam waktu 6-12 bulan. Diet yang membatasi karbohidrat meningkatkan lemak dan protein, dan satu teori menyatakan hal ini menyebabkan rasa kenyang yang membantu mengurangi rasa lapar. Teori lain mengatakan bahwa pembatasan asupan karbohidrat meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu membakar kalori.
Setidaknya ada selusin cara diet rendah karbohidrat yang populer, termasuk diet ketogenik—yang sangat membatasi karbohidrat—dan diet paleo, yang menekankan buah-buahan, sayuran, dan daging tanpa lemak serta mencontoh makanan yang tersedia bagi manusia selama Era Paleolitikum.
Beberapa studi menunjukkan, diet amat rendah karbohidrat dapat meningkatkan kadar glukosa darah pada orang dengan pradiabetes atau diabetes tipe dua. Namun, asupan karbohidrat dalam diet ini bervariasi dan penekanan pada makan berlemak menimbulkan kekhawatiran bagaimana diet itu bisa memengaruhi kadar kolesterol dan kesehatan jantung. Dalam kajian ini, peneliti lebih merekomendasikan diet rendah karbohidrat berbasis nabati.