Tumbuh kembang anak yang holistik harus jadi perhatian orangtua dan pendidik. Salah satu hal yang penting yakni mengenalkan ragam emosi anak sejak dini, salah satunya lewat buku bacaan anak.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perkembangan sosial emosional anak usia dini kerap terabaikan oleh orangtua atau pengasuh anak karena cenderung memprioritaskan kecerdasan intelektual. Padahal, perkembangan sosial emosional anak meliputi kemampuan mengenali emosi diri dan orang lain, mengelola emosi dengan cara positif, dan berempati terhadap kondisi orang lain akan berdampak positif bagi kesehatan mental, capaian pendidikan, dan interaksi sosial.
Guna mendukung pemahaman sosial emosional anak, Tanoto Foundation bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menghadirkan seri Buku Cerita Anak Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP) berjudul SaatNoni Datang.
Peluncuran buku tersebut dilakukan melalui kegiatan Bernyanyi dan Baca Bersama Seri Buku cerita anak SIGAP Saat Noni Datang dihadiri guru, siswa anak usia dini, dan orangtua, di Jakarta, Rabu (22/2/2023). Acara diselingi dengan sesi membaca buku yang dinarasikan pendongeng Rona Mentari.
Buku yang disusun Tanoto Foundation dan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) tersebut bertemakan mengenal jenis-jenis emosi anak. Selain untuk membantu anak mengenali beragam jenis emosi, buku ini juga menjadi media bantu bagi orangtua dan pendidik dalam mengajarkan anak cara mengelola berbagai emosi yang mereka rasakan, mendukung pengembangan kemampuan bahasa, dan praliterasi.
”Mengenal emosi merupakan komponen penting yang harus dimiliki anak sebelum menguasai kemampuan mengelola emosi lebih kompleks. Pengenalan emosi harus dibiasakan sejak dini. Semakin anak mengenali emosi yang ia rasakan, maka ia makin bisa mengendalikan diri,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Pengenalan emosi harus dibiasakan sejak dini. Semakin anak mengenali emosi yang ia rasakan, maka ia makin bisa mengendalikan diri.
Salah satu cara orangtua mengenalkan emosi pada anak yakni melalui buku bacaan. Kehadiran buku bergambar dengan warna warni menarik di dukung cerita apik agar anak lebih tertarik.
Ketika sudah mengenal emosinya dan berempati pada emosi orang lain, anak akan mampu membina hubungan yang baik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Kemudian, dengan memberi ruang bagi anak-anak untuk mengenali emosinya, hal itu bisa menjadi sarana bagi anak untuk mengeluarkan kreativitas, serta ungkapan dari isi hati dan pikirannya.
Fondasi penting
CEO Global Tanoto Foundation Satrijo Tanudjojo menjelaskan, anak yang memiliki kecerdasan emosi punya kesempatan lebih besar meraih sukses di masa depan. Karena itu, pengenalan emosi anak perlu dilakukan sejak usia dini. Sebab, anak-anak mengalami perkembangan pesat pada tiga tahun pertama kehidupannya, meliputi perkembangan fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional.
”Orangtua tidak hanya perlu memperhatikan perkembangan fisik dan bahasa anak, tetapi juga perkembangan sosial emosional anak. Anak-anak perlu diajarkan cara mengelola perasaan mereka dengan cara baik dan konstruktif. Hal ini menjadi salah satu fondasi penting agar anak-anak kita dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,” ujar Satrijo.
Lebih lanjut, Satrijo mengatakan, penerbitan buku cerita anak ini sebagai bentuk komitmen berkelanjutan Tanoto Foundation pada dunia pendidikan dan pengembangan anak usia dini, khususnya mengenai pemenuhan hak tumbuh kembang anak. ”Kami berharap buku ini dapat memperkaya literatur dalam dunia pendidikan dan pengembangan anak usia dini lebih holistik sekaligus jadi pengalaman belajar yang bermakna bagi anak-anak kita,” katanya.
Buku Saat Noni Datang’merupakan buku kedua dari Seri Buku Cerita Anak SIGAP. Pada tahun 2021, bekerja sama dengan Kementerian PPPA dan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda Jakarta, Tanoto Foundation menerbitkan buku Rubik Unik Corona sebagai media edukasi mengenai pandemi Covid-19 untuk anak usia dini.
Melalui program SIGAP, Tanoto Foundation mendukung Pengembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini dengan fokus pada intervensi penurunan prevalensi stunting, peningkatan kualitas pengasuhan dan stimulasi anak usia dini, dan peningkatan layanan pendidikan anak usia dini.