Swasta Turut Berperan dalam Pengembangan Kesehatan Berbasis Genomik
Pihak swasta perlu lebih dilibatkan dalam pengembangan layanan kesehatan berbasis genom. Peta jalan serta regulasi terkait dibutuhkan sebagai pedoman dalam pengembangan teknologi itu di masyarakat.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Layanan kesehatan berbasis genom berpotensi besar untuk dimanfaatkan di Indonesia. Upaya pengembangan perlu dimulai dari sekarang dengan lebih melibatkan pihak swasta. Untuk itu, pemerintah diharapkan segera menyusun peta jalan serta regulasi terkait.
Co-Founder dan Managing Partner di East Ventures Willson Cuaca menyampaikan, teknologi berbasis genom memiliki peran yang besar dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat di masa depan. Teknologi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan diagnosis medis, pengobatan, serta pencegahan penyakit.
Di luar itu, teknologi ini juga memberikan manfaat secara ekonomi, manfaat di bidang layanan kesehatan, sosial, dan teknologi. Diperkirakan teknologi genomik dapat meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia dengan nilai ekonomi sekitar 13,2 miliar dollar AS. Jumlah itu didapat dari deteksi dini berbagai penyakit, seperti kanker dan tuberkulosis yang membuat pasien tidak perlu keluar dari pekerjaan karena penyakit yang dialami.
”Kami percaya teknologi (genomik) ini akan meningkatkan layanan kesehatan kita, termasuk dalam pengobatan penyakit penting di Indonesia. Itu sebabnya, kami pun berkomitmen untuk menggandakan investasi kami di sektor ini,” ujarnya dalam acara peluncuran buku putih ”Genomics: Leapfrogging into Indonesian Healthcare Future” di Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Buku putih yang disusun oleh East Venture bersama dengan Kementerian Kesehatan dan Redseer Strategy Consultants tersebut mengungkapkan peluang teknologi genomik untuk meningkatkan kapasitas infrastruktur kesehatan nasional. Dalam buku putih tersebut juga termuat usulan peta jalan pengembangan layanan kesehatan berbasis genom di Indonesia.
Willson mengatakan, sekitar 80 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular. Kematian tersebut seharusnya bisa dicegah dengan pengobatan presisi. Layanan kesehatan berbasis genom memungkinkan hal itu untuk dilakukan.
Kami percaya teknologi (genomik) ini akan meningkatkan layanan kesehatan kita, termasuk dalam pengobatan penyakit penting di Indonesia.
Masalah kesehatan di Indonesia bisa diselesaikan dengan lebih baik. Adapun potensi teknologi genomik dalam sistem perawatan kesehatan, antara lain, untuk diagnostik yang lebih dan akurat, pengobatan yang sifatnya prediktif, terapi gen, pengobatan kanker, pengembangan obat yang spesifik, serta pengobatan presisi.
Menurut willson, kebijakan pemerintah tentang genom menjadi kunci dalam keberhasilan pengembangan yang dilakukan. Setidaknya ada empat pilar yang perlu diperhatikan pemerintah dalam pengembangan layanan kesehatan berbasis genom, yakni regulasi, infrastruktur, pendanaan dan keuangan, serta sumber daya manusia.
Willson berpendapat, melihat potensi pengembangan dan pemanfaatan genom yang besar di Indonesia, East Ventures pun mulai berinvestasi melalui perusahaan rintisan (startup) yang berfokus pada pengembangan genomik. Setidaknya ada dua perusahaan rintisan yang telah memulainya, yakni NalaGenetics dan Nusantics.
”Pemerintah dan swasta dapat berkolaborasi untuk memajukan teknologi genomik di Indonesia. Buku putih yang kami susun diharapkan bisa menjadi pedoman bagi pemangku kepentingan dalam mengambil langkah yang diperlukan,” tuturnya.
Co-Founder dan CEO Nusantics Sharlini Eriza Putri menyampaikan, upaya pemerintah dalam menyusun peta jalan genomik di tingkat nasional amat dibutuhkan untuk memberikan kebijakan yang lebih jelas dalam pengembangan genomik di Indonesia. Kerangka peraturan yang kuat juga perlu disertakan.
”Ini akan memungkinkan para pelaku pelayanan kesehatan swasta bisa ikut berperan dan memberikan manfaat yang lebih besar dalam pengembangan genomik bagi masyarakat,” katanya.
Potensi pengembangan genomik di Indonesia pun telah disadari oleh pemerintah. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, Indonesia memiliki keanekaragaman genomik yang terbentang di seluruh wilayah. Variasi genom yang ada dapat menjadi tantangan sekaligus peluang di bidang kedokteran.
Reformasi di bidang teknologi kesehatan yang dilakukan pun akan fokus pada pengembangan bioteknologi, termasuk pada pengembangan layanan kesehatan berbasis genom. Pengembangan genomik dapat menghasilkan terapi, produk kesehatan, dan teknologi kesehatan yang baru.
”Meski demikian, kita harus mengakui bahwa Indonesia masih pada tahap awal dalam pengembangan genomik. Itu sebabkan seluruh pihak perlu bekerja sama dalam membuat peta jalan yang akan digunakan sebagai pedoman,” tuturnya.