Perguruan Tinggi Indonesia Belum Mendominasi di Asia Tenggara
Peringkat perguruan tinggi negeri dan swasta Indonesia di dunia terus diperjuangkan agar meningkat. Kualitas perguruan tinggi penting untuk mendukung kemajuan bangsa.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
Pemeringkatan perguruan tinggi dunia menjadi rujukan untuk mengakui posisi suatu perguruan tinggi di tingkat dunia maupun wilayah, hingga area bidang studi. Ada berbagai pemeringkatan perguruan tinggi dunia yang diikuti Indonesia, salah satunya The Webometrics Ranking of World Universities, selain Times Higher Education World University Rankings dan QS World University Rankings.
Pemeringkatan Webometrics Ranking of World Universitis atau lebih dikenal Webometric cukup banyak diikuti perguruan tinggi negeri dan swasta dari Indonesia. Di dunia, ada lebih dari 31.000 perguruan tinggi yang ikut dalam perankingan versi ini. Adapun untuk THE dan QS World University Rankings biasanya hanya diikuti sekitar 2.000 institusi.
Pemeringkatan Webometrics dilakukan oleh Cybermetric Lab yang merupakan kelompok penelitian milik Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC), badan penelitian publik terbesar di Spanyol. Sistem pemeringkatan Webometrics bertujuan untuk mempromosikan publikasi Web, mendukung inisiatif Open Access, mendukung akses elektronik untuk publikasi ilmiah, dan materi akademik lainnya. Pengumuman Webometrics Ranking of World Universities dapat diakses pada laman www.webometrics.info.
Sejak 2004, peringkat Webometrics diterbitkan dua kali setahun. Data dikumpulkan selama minggu pertama bulan Januari dan Juli untuk dipublikasikan pada akhir kedua bulan. “Kami bermaksud untuk memotivasi institusi dan ilmuwan untuk memiliki kehadiran web yang mencerminkan aktivitas mereka secara akurat. Jika kinerja website suatu institusi berada di bawah posisi yang diharapkan sesuai dengan keunggulan akademiknya, otoritas universitas harus mempertimbangkan kembali kebijakan website, akses terbuka, dan transparansi mereka, mempromosikan peningkatan substansial volume dan kualitas publikasi elektronik mereka,” demikian paparan yang tertera di laman resmi Webometrics.
Secara tegas, tim mengatakan Webometrics tidak merupakan pemeringkatan situs web universitas. Kehadiran dan visibilitas web digunakan sebagai indikator kinerja global universitas. Indikator ini mempertimbangkan komitmen pengajaran, hasil penelitian, prestise internasional yang dirasakan, hubungan dengan masyarakat, termasuk sektor industri dan ekonomi universitas.
Lebih lanjut dipaparkan, desain website sama sekali tidak relevan karena semua pengukuran terkait dengan konten yang diterbitkan (kuantitas dan kualitas), terutama dokumen akses terbuka untuk minat atau relevansi akademik. Peringkat Webometrics sebuah universitas sangat terkait dengan volume dan kualitas konten yang diterbitkannya di Web.
Web Pemeringkatan berkorelasi tinggi dengan pemeringkatan lain, terutama yang didasarkan pada hasil penelitian. Ini memiliki cakupan yang jauh lebih besar karena peringkatnya lebih dari 20.000 universitas di seluruh dunia dan juga mempertimbangkan lebih banyak misi universitas (tidak hanya penelitian).
Di tingkat dunia, perankingan Webometrics menempatkan universitas top dunia yang juga masuk dalam perankingan THE maupun QS University Rankings. Untuk Periode Juli 2023, peringkat 10 dunia versi Webometrics, yakni Universitas Harvard, Universitas Stanford, Massachusetts Institute of Technology, Universitas California Berkeley, dan Universitas Oxford. Selanjutnya, Universitas Michigan, Universitas Washington, Universitas Cornell, Universitas Columbia New York, dan Universitas John Hopkins.
Posisi Indonesia
Berdasarkan pemeringkatan Webometrics bulan Januari 2023, perguruan tinggi Indonesia terentang di ranking 578 dunia yang ditempati Universitas Indonesia (UI) hingga 32.230. Penilaian berdasarkan indikator visibility atau web contents impact (50 persen) merupakan jumlah jaringan eksternal (subnets) yang terhubung ke halaman web institusi (dinormalisasi dan kemudian dipilih nilai maksimum). Lalu, transparency atau openness (10 persen) merupakan jumlah kutipan dari 310 penulis teratas yang bersumber dari Google Scholar Profiles. Selanjutnya, excellence atau scholar (dengan bobot 40 persen) merupakan jumlah artikel publikasi ilmiah di antara 10 persen teratas yang paling banyak dikutip dari 27 disiplin ilmu dengan sumber dari Scimago.
Posisi Indonesia di tempat tertinggi diraih UI. Pada edisi Januari 2023, UI berada di peringkat ke-10 se-Asia Tenggara. Rektor UI, Ari Kuncoro, Jumat (3/2/2023), mengatakan, UI terus berkomitmen menjadi institusi pendidikan tinggi yang inovatif, mandiri, inklusif, bermartabat, serta unggul di Asia Tenggara dan dunia. Hal ini dibuktikan dengan semakin diakuinya UI di tingkat internasional.
“Kami memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa yang telah bekerja keras dan berkolaborasi,” ujar Ari.
Untuk tingkat Asia Tenggara, ada dua PT Indonesia yang masuk 20 besar. Selain UI, ada Universitas Brawijaya di peringkat ke-19. Peringkat terbaik PT di Asia Tenggara diominasi dari Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Secara terpisah, Rektor Telkom University (Tel-U) Adiwijaya mengatakan, capaian yang diraih Tel-U dari tahun ke tahun merupakan bentuk komitmen Tel-U dalam memberikan mutu pendidikan yang baik untuk bangsa ini, karena generasi emas yang menjadi visi bangsa ini dihasilkan dari perguruan tinggi berkualitas.
“Ini merupakan sebuah komitmen kami untuk terus membuat mutu pendidikan tinggi di Indonesia lebih baik, dan semoga dari capaian ini bisa memotivasi seluruh sivitas akademika dalam memberikan yang terbaik untuk kampus ini dan untuk bangsa Indonesia.” kata Adiwijaya.
Di peringkat dunia, Tel-U menempati peringkat 1.347. Capaian Tel-U di versi Webometrics menempatkan kampus ini di peringkat pertama PTS di Indonesia dan menempati peringkat ke-8 nasional bersanding dengan PTN.
Sebelumnya di ajang Top Executive University yang digelar Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek), Plt Direktur Jenderal Diktiristek Nizam menyampaikan, peringkat hanyalah sebagai salah satu tolok ukur universitas berkelas dunia dan bukan sebagai tujuan. Penting bagi perguruan tinggi untuk memberikan perubahan yang dapat dirasakan masyarakat dan diapresiasi oleh dunia.
Pimpinan perguruan tinggi diajak berkomitmen menciptakan perguruan tinggi bereputasi dengan menghadirkan pengajaran yang berstandar internasional, lengkap dengan dosen berkualifikasi tinggi. Dengan demikian, mahasiswa asing pun tertarik dan perguruan tinggi Indonesia dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi bereputasi baik di dunia.
Perwujudan universitas berkelas dunia membutuhkan kolaborasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menghasilkan produk penelitian berkualitas. Dari sini akan muncul lulusan yang unggul, potensial menjadi pemimpin, dan mampu berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan di dunia.