Analisis Litbang "Kompas" : Perguruan Tinggi Indonesia yang Berstatus “Reporter”
Dalam hal ranking, perguruan tinggi Indonesia belum mampu bersanding dengan kampus-kampus top dunia. Sebuah tantangan berat menjadikan kampus Indonesia menjadi universitas kelas dunia.
Setiap perguruan tinggi di dunia berlomba-lomba memperbaiki mutu pendidikannya agar menjadi universitas berkelas dunia. Termasuk perguruan tinggi di Indonesia.
Persyaratan untuk mencapai hal itu sangat ketat. Persaingan kampus antarnegara pun tidak mudah. Bahkan, ada perguruan tinggi yang harus puas dengan status reporter. Sebuah pesan kepada perguruan tinggi untuk terus berbenah.
Sudah ribuan perguruan tinggi di lebih dari 100 negara yang diperingkat oleh Times Higher Education’s (THE) World University Ranking. Untuk tahun 2023, THE menilai 2.325 perguruan tinggi. Jumlah ini meningkat sepuluh persen dibandingkan penilaian tahun 2022 yang tercatat sebanyak 2.112 institusi.
Tidak semua perguruan tinggi tersebut layak mendapat peringkat sebagai universitas kelas dunia. Untuk tahun 2023, hanya 1.799 universitas (76,5 persen dari total) di 104 negara yang masuk dalam pemeringkatan. Jumlah ini sudah lebih banyak dibandingkan tahun 2022 di mana jumlah yang berhasil masuk dalam pemeringkatan adalah 1.662 institusi.
Institusi yang tidak masuk dalam daftar pemeringkatan diberikan status “reporter”. Status “reporter” ini artinya suatu institusi sudah memberikan atau melaporkan data untuk dinilai, tetapi belum memenuhi kriteria kelayakan untuk masuk ke dalam daftar kelas dunia. Namun, mereka setuju untuk ditampilkan sebagai status “reporter” di dalam daftar final THE.
Pemberian status “reporter” ini baru dilakukan oleh THE di tahun 2022. Pada tahun tersebut terdapat 450 institusi yang mendapat status “reporter”. Sedangkan untuk tahun 2023 terdapat 526 universitas yang menyandang status “reporter”.
Persyaratan masuk menjadi universitas berkelas dunia cukup ketat. Universitas setidaknya mesti mempublikasikan paling sedikit 1.000 makalah di lembaga bereputasi selama lima tahun terakhir. Suatu universitas juga dianggap tidak memenuhi kriteria jika hanya mengajarkan satu jenis mata kuliah atau tidak mengajar pada tingkat prasarjana.
Untuk tahun 2023 terdapat 13 indikator performa yang dinilai dari setiap perguruan tinggi. Indikator-indikatoir tersebut dikelompokkan ke dalam empat aspek, yaitu pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan, dan outlook internasional.
THE menganalisis lebih dari 121 juta sitasi (citations) yang berasal dari 15,5 juta publikasi hasil penelitian. Termasuk respons survei terhadap 40.000 akademisi secara global. Secara keseluruhan, THE mengumpulkan lebih dari 680.000 datapoin dari lebih dari 2.000 perguruan tinggi yang mengirimkan data.
Baca juga : Analisis Litbang “Kompas” : Pasang Surut Peringkat Perguruan Tinggi
Di Indonesia
Perguruan tinggi Indonesia yang mendapat status “reporter” tidak banyak. Sebab, memang belum banyak perguruan tinggi Indonesia yang mengirimkan data untuk diperingkat oleh THE. Tahun 2022 hanya terdapat 19 perguruan tinggi yang dinilai THE. Sebanyak 14 perguruan tinggi mendapat peringkat dan 5 lainnya berstatus “reporter”.
Kelima kampus yang berstatus “reporter” tersebut adalah Universitas Bakrie, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Negeri Yogyakarta.
Untuk tahun 2023, jumlah perguruan tinggi Indonesia yang mengirimkan data untuk mengejar peringkat dunia ada 25 institusi. Namun, hanya 18 perguruan tinggi yang mendapatkan peringkat. Tujuh perguruan tinggi lainnya mendapatkan status reporter.
Salah satu dari lima universitas yang berstatus sebagai “reporter” sebelumnya, yakni USU, berhasil meraih peringkat dunia dan masuk dalam kelompok 1500+, tepatnya di peringkat 1760. Di antara seluruh perguruan tinggi Indonesia yang diperingkat, posisi USU berada di posisi ke-16.
Empat universitas lainnya tetap berstatus “reporter”. Bertambah tiga institusi lainnya yang menyandang status “repertor”, yakni Universitas Lampung, Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, dan UIN Sulthan Thaha Saifuddin.
Tiga perguruan tinggi di Indonesia yang baru pertama kali melaporkan data ke THE langsung lolos mendapat peringkat. Ketiganya adalah Universitas Negeri Malang (UNM), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Andalas (Unand).
UNM bahkan masuk dalam daftar 10 perguruan terbaik di Indonesia, di urutan ke-10. Kampus ini termasuk dalam kelompok peringkat 1201-1500 dunia, tepatnya di peringkat 1440. Sementara UII dan Unand masuk dalam kelompok peringkat 1500+. UII di peringkat 1622 dan Unand di peringkat 1780.
Baca juga : Merosotnya Peringkat Perguruan Tinggi Indonesia
Top 10 Indonesia
Daftar 10 perguruan tinggi terbaik (top 10) Indonesia untuk tahun 2023 sedikit berbeda dibandingkan tahun 2022. Terdapat dua kampus baru yang masuk dalam top 10 tahun 2023, yakni Universitas Sebelas Maret (sebelumya di urutan ke-12 naik ke urutan ke-9) dan UNM di urutan ke-10.
Di urutan pertama tetap bertengger Universitas Indonesia (UI). Namun peringkatnya di level dunia merosot dari posisi 876 pada tahun 2022 menjadi peringkat 1080 pada tahun 2023. UI sempat berada di posisi yang lebih tinggi pada tahun 2020, yakni di peringkat ke-668 dunia.
Di urutan kedua top 10 Indonesia 2023 adalah Universitas Airlangga (Unair) yang sebelumnya (2022) di urutan ke-4. Unair menggeser Institut Teknologi Bandung (ITB) ke urutan ke-3. Unair menduduki peringkat ke-1212 di dunia, sedangkan ITB di peringkat 1228 di dunia.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tahun 2022 berada di urutan ke-3, untuk tahun 2023 turun drastis ke urutan 8. UPI menduduki peringkat 1391 di dunia. Universitas Bina Nusantara yang di peringkat 1233 di dunia, naik ke urutan 4 menggantikan posisi Unair sebelumnya.
Universitas Gadjah Mada (UGM) naik ke urutan 5 dari sebelumnya di urutan 8. UGM menduduki peringkat 1287 di dunia. Di urutan ke-6 ditempati oleh Universitas Hasanuddin yang berada di peringkat 1301 di dunia.
Adapun Institut Pertanian Bogor juga naik peringkat ke urutan 7, setelah sebelumnya di urutan ke-10. Universitas Brawijaya dan Universitas Diponegoro yang tahun 2022 masuk dalam top 10, pada tahun 2023 terlempar ke urutan 12 dan 13.
Perubahan komposisi top 10 perguruan tinggi di Indonesia ini menggambarkan dinamisnya performa kampus di tanah air dalam menunjukkan keungulannya. Namun, kompetisi tidak hanya di level lokal. Perguruan tinggi di Indonesia harus bisa unjuk gigi di level internasional dan hal itu harus ditunjukkan dengan kenaikan peringkat dunia.
Sayangnya, peringkat dunia kampus-kampus terbaik ini banyak yang menurun. Posisi kampus-kampus terbaik Indonesia ini secara internasional banyak yang berada di kelompok peringkat 1201+ ke bawah. Suatu tantangan yang sangat berat untuk benar-benar menjadi universitas berkelas dunia. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Jalan Panjang Perguruan Tinggi Indonesia Menggapai Reputasi Internasional