Tiga Bibit Siklon Tropis Terdeteksi, Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan Mendatang
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mendeteksi kemunculan tiga bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem di sejumlah daerah selama sepekan ke depan.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mendeteksi kemunculan tiga bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem di sejumlah daerah selama sepekan ke depan.
Kemunculan tiga bibit siklon ini disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (5/2/2023). Ketiga bibit siklon tropis ini berada di Samudra Hindia.
Bibit siklon tropis 94S terpantau berada di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu, dengan kecepatan angin maksimum 30 knot dan tekanan udara minimum 1000,2 milibar (mb). Sistem ini bergerak ke arah timur tenggara dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori sedang.
Bibit siklon tropis 95S terpantau berada di Samudra Hindia sebelah selatan Banten dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1004,2 mb. Sistem ini bergerak ke arah barat dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah.
Sedangkan bibit siklon tropis 97S terpantau berada di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1002,8 mb. Sistem ini bergerak ke arah tenggara dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah.
Kemunculan tiga bibit siklon tropis ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah siklon tropis.
”Kemunculan tiga bibit siklon tropis ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah siklon tropis,” kata Dwikorita.
Selain bibit siklon, kondisi atmosfer saat ini juga mendukung pembentukan awan hujan yang lebih intensif dalam beberapa waktu ke depan, di antaranya aktifnya Madden Jullian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang Kelvin di beberapa wilayah Indonesia. Selain itu, Monsun Asia yang masih aktif.
Menurut Dwikorita, fenomena lain yang juga perlu diwaspadai adalah bulan purnama pada tanggal 5 Februari yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum sehingga berpotensi mengakibatkan terjadinya banjir pesisir atau rob.
”Kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat,” ujarnya.
Siaga hujan lebat
Deputi Meteorologi Guswanto menyebutkan, berdasarkan prakiraan berbasis dampak, wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat periode 6-7 Februari 2023 di antaranya Banten, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Maluku.
Khusus wilayah NTT, menurut Guswanto, berdasarkan prakiraan berbasis dampak, wilayah dengan potensi siaga hujan lebat periode 6-7 Februari 2023 adalah Sumba Barat, Sumba Timur, Manggarai, Manggarai Barat, dan Sumba Barat Daya. Sedangkan daerah yang berstatus waspada di antaranya Sumba Tengah, Ende, Nagekeo, Manggarai Timur, Kota Kupang, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, Belu, Kupang, Timor Tengah Utara, Alor, Rote Ndao, Malaka, Flores Timur, dan Sumba Timur.
Sedangkan kondisi cuaca periode sepekan atau periode 6-12 Februari 2023 yang perlu diwaspadai adalah hujan sedang hingga lebat, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Gelombang tinggi
Guswanto menambahkan, kemunculan tiga bibit siklon ini juga berpotensi mengakibatkan gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan Indonesia pada 6-12 Februari 2023 dengan tinggi gelombang bervariasi mulai dari 1,25 meter hingga 6 meter.
Oleh karena itu, Guswanto mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk siap siaga dan waspada menghadapi cuaca ekstrem akibat kemunculan tiga bibit siklon tropis ini dengan memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengatakan, gelombang laut dengan tinggi 4-6 meter berpotensi terjadi di perairan selatan Pulau Sumbawa hingga Pulau Sumba dan di Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Timur.
Sedangkan untuk lokasi dan waktu potensi terjadinya banjir pesisir bervariasi di berbagai daerah. Misalnya, di pesisir Sumatera Barat meliputi pesisir Padang, perairan Padang Pariaman dan Pariaman, serta perairan pesisir selatan berpotensi terjadi pada 2-8 Februari 2023. Untuk pesisir Karimun di Kepulauan Riau berpotensi terjadi pada 4-11 Februari 2023. Rincian waktu dan tempat potensi banjir rob ini bisa dilihat di tabel.