Perkembangan teknologi informasi masa kini turut melebarkan medan atau arena seni rupa. Salah satunya, teknologi non-fungible token atau NFT.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Eksistensi non-fungible token atau NFT penting untuk memberdayakan para seniman sehingga tidak hanya memamerkan karyanya secara luring, tetapi berbentuk digital. Dengan demikian, penjualan karya tersebut dapat lebih cepat dan mendapat royalti secara terus menerus serta membentuk komunitas bagi para kreator atau seniman.
General Manager Bentara Budaya dan Communication Management Kompas Gramedia Ilham Khoiri mengatakan, perkembangan teknologi informasi masa kini turut melebarkan medan atau arena seni rupa di ruang-ruang baru. Perkembangan seni rupa konvensional yang bisa seiring dengan teknologi diharapkan membuat para seniman dapat beradaptasi dengan teknologi.
Namun, di sisi lain, minimnya edukasi soal NFT kepada para seniman menjadi tantangan. Ilham meyakini, dalam waktu 5-10 tahun ke depan bisa saja NFT menjadi hal yang mudah diakses dan dapat menjadi bagian keseharian.
”Laboratorium NFT Bentara Budaya diarahkan menjadi ruang belajar bersama bagi para seniman dan masyarakat dalam mengembangkan kreasi seni digital,” ucapnya saat diskusi ”Palmerah Yuk tentang Bertemu di Tengah: NFT dalam Jurnalisme, Seni, dan Edukasi”, di Bentara Budaya, Jakarta, Jumat (27/1/2023).
Ilham menjelaskan, dalam dunia seni, keaslian atau otentisitas suatu karya kerap menjadi masalah tersendiri. Oleh karena itu, kehadiran teknologi NFT yang bersifat kekal atau tidak bisa diubah, transparan, dan terdesentralisasi diyakini dapat mengatasi masalah tersebut.
NFT merupakan suatu bukti kepemilikan aset berbasis digital yang bisa diperdagangkan secara bebas.
Salah satu materi atau kurikulum dalam Lab NFT ialah cara melindungi hak kekayaan intelektual dan cara menavigasi lanskap peraturan. Mereka juga dapat belajar berbagai pasar dan platform yang tersedia untuk membeli dan menjual NFT hingga cara menggunakan platform ini untuk menjangkau calon pembeli.
Pada kesempatan yang sama, Diptraya P Ratulangi dari Kogi NFT mengungkapkan, NFT merupakan suatu bukti kepemilikan aset berbasis digital yang bisa diperdagangkan secara bebas. Artinya, aset tersebut tidak dapat dipertukarkan atau digantikan karena memiliki nilai atau keunikan tersendiri yang relatif sangat berharga bagi seseorang.
Diptraya mencontohkan, sertifikat kertas bisa hilang, kebanjiran, terbakar. Akan tetapi, jika berada dalam teknologi NFT, sifatnya jadi kekal. Eksistensi NFT menjadi penting dengan cara memberdayakan para seniman dan karyanya yang bisa dipamerkan secara digital dan dipasarkan secara luas.
Materi yang diberikan di dalam Lab NFT berisi pemahaman mendalam tentang aspek teknis dan bisnis NFT. Hal ini mencakup dasar-dasar teknologi rantai blok (blockchain) hingga pembuatan dan penjualan NFT serta pertimbangan hukum dan peraturan untuk bekerja dengan NFT.
Lebih lanjut ia menyampaikan, perkembangan teknologi saat ini sudah sampai kepada Web3, yakni internet generasi ketiga yang melandasi inovasi, salah satunya NFT. Karena itu, kehadiran Lab NFT dapat memberikan ruang bagi seniman dan masyarakat umum yang tertarik untuk mendapatkan wawasan baru terkait dunia Web3, terutama NFT.
Commercial Development Harian Kompas Helman Taofani menilai, internet generasi kedua atau Web2 saat ini hanya berfokus pada pembuatan konten dan menampilkan salah satunya di media sosial. Namun, Web2 memiliki kelemahan karena tidak memiliki kontrol dan kepemilikan terhadap konten tersebut sehingga muncul kasus pencurian dan pembajakan aset. Maka itu, teknologi NFT bisa menjawab persoalan tersebut.
Kehadiran aset NFT Kompas juga menjadi sarana tepat untuk mengangkat kembali peristiwa masa lalu dan mengenalkannya kembali kepada publik. Apalagi, NFT yang dihadirkan memiliki konteks peristiwanya sehingga seakan kembali ke masa lalu. Sesuatu yang bermakna itu pun bisa tampil kembali kepada publik atau pembaca.
”Media massa yang merupakan produk kolaborasi dari banyak kreator, termasuk wartawan. Kita harapkan kerja keras dari merawat informasi dengan teknologi NFT akan bisa menjadi sumber pendapatan baru di masa mendatang,” kata Helman.