Vaksin Penguat Semakin Penting di Tengah Pelonggaran
Masyarakat diminta memanfaatkan vaksinasi penguat yang saat ini sudah tersedia guna mencegah risiko keparahan jika terpapar karena imunitas yang cenderung menurun seiring waktu.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Spanduk berisikan pesan terkait protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 yang gencar disosialisasikan sejak awal pandemi terlihat di kawasan Kedoya Selatan, Jakarta Barat, Selasa (24/1/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Sekalipun kasus dan kematian karena Covid-19 di Indonesia saat ini sudah rendah, pandemi belum usai dan virus korona tipe baru ini masih sulit diprediksi. Karena itu, masyarakat diminta memanfaatkan vaksinasi penguat yang saat ini sudah tersedia untuk mencegah risiko keparahan jika terpapar lantaran imunitas cenderung menurun seiring dengan waktu.
Ketua Satuan Tugas Covid 19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan, dalam konferensi pers, Rabu (25/1/2023), di Jakarta, mengatakan sejak Februari 2022 terjadi penurunan signifikan kasus dan kematian terkait Covid-19 di Indonesia. ”Sampai saat ini jumlah kasus harian di bawah 200-an per hari. Selain itu, angka kematian juga stabil rendah,” katanya.
Meski demikian, menurut Erlina, pandemi Covid-19 bisa tidak terduga. China dan Jepang, dua negara yang sangat disiplin menerapkan protokol kesehatan, mengalami lonjakan kasus dan kematian dalam beberapa bulan terakhir. ”Di China awal Desember 2022 sudah 60.000 orang meninggal. Di Jepang juga sangat tinggi pada akhir tahun. Ini karena virusnya yang juga bermutasi, memicu lonjakan kasus,” katanya.
Untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran varian baru, sejumlah negara telah memperketat aturan dan pemeriksaan bagi pelancong, khususnya dari China. Hal ini misalnya dilakukan Jerman dan Korea Selatan serta belasan negara lain. Namun, Indonesia tidak memberlakukan hal ini. Idealnya ada pemeriksaan terhadap pelancong dari negara yang kasusnya tinggi.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Warga lansia menerima suntikan vaksin Covid-19 penguat kedua dalam vaksinasi di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat di Jakarta, Rabu (25/1/2023). Vaksinasi dosis keempat tersebut diikuti aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas.
Namun, untuk meminimalkan risiko, masyarakat yang berinteraksi dengan para pelancong dari negara dengan kasus tinggi dianjurkan agar lebih menjalankan protokol kesehatan. ”Meskipun PPKM dicabut, kalau ada keramaian tetap dianjurkan pakai masker. Juga di ruangan tertutup sebaiknya tetap pakai masker. Bagi yang sudah booster kedua bukan berarti lepas masker,” katanya.
Erlina juga mengingatkan, subvarian Omicron Kraken (XBB.1.5) yang sangat mudah menular saat ini sudah ada di Indonesia sekalipun data menunjukkan, mutasi baru virus ini tidak meningkatkan keparahan. ”Sebagian besar tidak ada keluhan atau ringan gejalanya,” ujarnya.
Cakupan rendah
Vaksinasi penguat sangat penting untuk meningkatkan imunitas. Menurut Erlina, pentingnya masyarakat mendapatkan vaksin penguat. Cakupan vaksinasi Covid-19 dosis pertama dan kedua di Indonesia saat ini memang sangat tinggi. Per 24 Januari 2023 sudah 200 juta orang yang divaksinasi dosis satu dan 175 juta orang dosis kedua.
Meskipun PPKM dicabut, kalau ada keramaian tetap dianjurkan pakai masker. Juga di ruangan tertutup sebaiknya tetap pakai masker. Bagi yang sudah booster kedua bukan berarti lepas masker.
Namun, untuk suntikan penguat atau booster vaksin masih sangat rendah, baru sekitar 29,5 persen. ”Perkembangan vaksin booster ini nyaris stagnan,” kata dia. Padahal, vaksinasi dosis penguat sangat penting untuk meningkatkan kembali kekebalan yang menurun seiring waktu. Kekebalan yang dipicu vaksin maupun dari infeksi sebelumnya menurun setelah enam bulan.
”Pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran, mulai 24 Januari 2023, ada layanan booster kedua atau vaksinasi keempat pada masyarakat. Syaratnya, jaraknya enam bulan atau lebih. Kami merekomendasikan agar warga memanfaatkan hal ini,” katanya. Belajar dari rendahnya cakupan vaksinasi penguat dosis pertama, harus ada perbaikan melalui kemudahan akses dan logistik.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Vaksinator menyuntikan vaksin Covid-19 dosis penguat kedua dalam vaksinasi di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat di Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/380/2023 tentang Vakinasi Covid-19 yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu pada 20 Januari 2023 menyebutkan, ”Mulai 24 Januari 2023 dapat dimulai pemberian vaksinasi Covid-19 dosis booster kedua bagi semua masyarakat umum (18 tahun ke atas).”
Maxi menyebutkan, pemberian vaksinasi booster kedua ini didasarkan pada rekomendasi Komite Ahli Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI). Vaksinasi Covid-19 dosis booster kedua bagi masyarakat umum, lanjut Maxi, dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan atau di pos pelayanan vaksinasi.
”Pemberian vaksinasi Covid-19 dosis booster kedua tersebut diberikan dengan interval enam bulan sejak vaksinasi dosis booster pertama,” kata Maxi dalam keterangan tertulis.