Perguruan Tinggi yang Hanya Mendidik Otak Kalah dengan Mesin
Perguruan tinggi tidak lagi jadi pengikut, tetapi pencipta masa depan. Pendidikan tak sekadar bertumpu pada otak, tapi menyiapkan SDM yang mampu bersaing dengan mesin yang semakin canggih.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Perguruan tinggi tidak cukup lagi sekadar mendidik orang pintar yang bertumpu pada otak. Apabila itu masih dilakukan, kampus akan kalah bersaing dengan mesin yang semakin canggih.
Perguruan tinggi justru membutuhkan penguatan manusia yang bertumpu pada hati, untuk menjadi resilien, tangguh, bijaksana, punya gairah dan perilaku baik serta passion, atau yang kini lebih dikenal dengan pola pikir bertumbuh dan grit. Hal-hal tersebut hingga kini tidak bisa digantikan mesin.
”Perguruan tinggi harus mampu mendidik manusia dengan kecakapan yang tidak bisa digantikan mesin yang makin canggih. Tidak cukup lagi mendidik sekadar orang pintar. Jika manusia hanya mengandalkan otak, mesin semakin pintar,” kata Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Arif Satria di acara Sidang Paripurna Terbuka Majelis Wali Amanat (MWA) IPB dengan agenda Pelantikan Rektor IPB Periode 2023-2028 di Kampus IPB Dramaga Bogor, Rabu (18/1/2023).
Ia menjelaskan, dulu perubahan dunia berjalan lambat, tetapi kini semakin cepat. Oleh karena itu, saat ini dibutuhkan sumber daya manusia yang resilien/tangguh, adaptif, dan berkarakter untuk beradaptasi dan berinovasi dengan perubahan yang cepat, bahkan tidak terduga itu.
IPB University memilih keduanya agar bisnis dan sosial bisa bersanding menjadi techno-socio preneurial university.
Pelantikan Rektor IPB tersebut dihadiri, antara lain, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mantan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, serta sejumlah pimpinan perusahaan BUMN dan swasta, dan pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta.
Arif yang dilantik menjadi Rektor IPB untuk kedua kalinya tersebut menambahkan, perguruan tinggi kini tidak boleh hanya puas menghasilkan praktik terbaik (best practice) dalam layanan pendidikan tinggi. Perguruan tinggi harus mampu menghasilkan praktik masa depan (future practice). Dengan demikian, perguruan tinggi akan melahirkan SDM yang mampu menjadi pemimpin-pemimpin yang dibutuhkan di masa depan dan bukan lagi hanya puas menjadi pengikut.
Menurut Arif, IPB University ke depan akan mewujudkan cita-cita ”IPB 5.0: Resilien, Transformatif, dan Berkelanjutan”. Hal ini dilatarbelakangi oleh tantangan global, yakni mega disrupsi, di antaranya perubahan iklim, revolusi industri 4.0, pandemi Covid-19, serta konflik dan perang.
Untuk menghadapi hal tersebut, lanjut Arif, IPB University memiliki visi menjadi perguruan tinggi inovatif dan resilien demi kemajuan bangsa yang berkelanjutan. Adapun visi jangka panjang IPB University 2019-2045 adalah menjadi Techno-Socio Entrepreneurial University yang terdepan dalam memperkokoh martabat bangsa melalui pendidikan tinggi unggul pada tingkat global di bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika.
Arif memaparkan, IPB sudah memiliki kelebihan dalam riset dan inovasi. Karena itu, ketika riset dan inovasi ditambah dengan entrepreneurship dengan tujuan dalam konteks bisnis, akan menjadi technopreneurial university. Apabila memiliki tujuan dalam sosial, akan menjadi sociopreneur university.
”IPB University memilih keduanya agar bisnis dan sosial bisa bersanding menjadi techno-socio preneurial university,” jelas Arif.
Dengan demikian, profil lulusan yang ingin dibentuk IPB University adalah technopreneur dan sociopreneur. Technopreneur adalah seseorang yang dapat mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dan inovasi untuk pertumbuhan industri, ekonomi, dan pemerataan. Adapun sociopreneur adalah seseorang yang mendayagunakan inovasi untuk transformasi masyarakat melalui pendampingan petani, nelayan, peternak, dan masyarakat umum.
Berkelanjutan
Ketua MWA IPB University Tridoyo Kusumastanto berharap Rektor IPB University dapat menyikapi perubahan lingkungan strategis yang sangat cepat, baik berupa revolusi industri 4.0, society 5.0, pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina, dan perubahan iklim maupun faktor internal dan eksternal IPB University.
”Kami yakin IPB University dapat berkembang dengan pesat dalam kepemimpinan dan kerja sama seluruh warga IPB University sehingga mampu menghasilkan lulusan berakhlak mulia serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan untuk menjawab perkembangan zaman,” ujar Tridoyo.
Lebih lanjut, ia mengutarakan, IPB akan terus meningkatkan kinerjanya melalui program kerja yang berkelanjutan. Dengan cara ini, terbangun budaya pengembangan kontinu dan kerja sama sinergis di lingkungan IPB University, mulai dari tingkat pimpinan hingga unit kerja di bawahnya, bersama keluarga besar dan pemangku kepentingan.
MWA IPB telah menyampaikan arahan kebijakan kepada rektor untuk meningkatkan program kerja 2023-2028 melalui peningkatan indikator kinerja yang sinergis dengan Kemendikbudristek. Renstra IPB University menargetkan techno-socio preneurial university dapat tercapai.
Suharti mengatakan, Pemerintah Indonesia telah mendorong penyusunan kebijakan pendidikan dalam memastikan terwujudnya sumber daya yang berkualitas. Selama tiga tahun terakhir, Kemendikbudristek mendorong transformasi pendidikan yang lebih menekankan pada kualitas pembelajaran. Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, pembiayaan penelitian dan inovasi, dan dukungan serta kolaborasi dari luar pendidikan merupakan upaya penguatan tridarma perguruan tinggi dalam memastikan perguruan tinggi dapat berkontribusi lebih besar dalam pembangunan.
”Termasuk pula, memastikan membangun SDM kita agar turut melahirkan cendekia yang mampu memproduksi ilmu pengetahuan dan menjawab tantangan zaman,” ujar Suharti.
Lebih lanjut Suharti mengatakan, IPB mengalami banyak kemajuan. Untuk itu, pemerintah berharap IPB terus tumbuh dan membangun Indonesia dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang tidak hanya pada bidang pertanian tapi juga berkontribusi dengan sektor-sektor strategis lainnya.
”Sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia, IPB layak dan perlu menjadi rujukan membangun dan menjaga kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk membangun jejaring alumni yang telah berkiprah di berbagai sektor. Semoga pengabdian rektor IPB lima tahun ke depan sukses dalam mendukung Indonesia menjadi negara yang lebih maju,” ujar Suharti.