Subvarian Omicron XBB.1.5 yang Paling Menular Mulai Mendominasi
Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan XBB.1.5 sebagai varian Covid-19 paling menular yang pernah terdeteksi selama ini.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Siswa SDN 07 Ujung Menteng, Jakarta Timur, bermain lompat tongkat saat mengikuti sesi ekstrakrikuler Pramuka di halaman sekolah, Rabu (4/1/2023). Dengan dicabutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), kegiatan belajar-mengajar akan kembali lancar seperti sebelum pandemi Covid-19. Sebagian guru dan murid masih mengenakan masker pada pekan pertama masuk sekolah. Kebijakan pencabutan PPKM, menurut Presiden Joko Widodo, diambil karena Indonesia berhasil mengendalikan Covid-19.
JAKARTA, KOMPAS — Kasus Covid-19 secara global kembali meningkat seiring dengan kemunculan subvarian Omicron XBB.1.5 yang telah terdeteksi di 29 negara dan saat ini menyebar cepat di Amerika Serikat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan XBB.1.5 sebagai varian Covid-19 paling menular yang pernah terdeteksi selama ini.
”Di tengah pelonggaran saat ini, kita perlu tetap berhati-hati karena ada tren peningkatan kasus Covid-19 secara global dan kemunculan varian baru XBB.1.5 yang menular,” kata epidemiolog Indonesia di Griffith University, Australia, Dicky Budiman, Kamis (5/1/2022).
Dengan perkembangan ini, Dicky menyarankan Indonesia memberlakukan syarat tes Covid-19 negatif bagi pelaku perjalanan dari China, sebagaimana dilakukan di banyak negara lain. ”Indonesia masih sangat riskan dengan pelonggaran karena cakupan vaksinasi dosis penguat vaksin kita masih rendah. Apalagi saat ini sudah ada varian baru,” tuturnya.
Indonesia masih sangat riskan dengan pelonggaran karena cakupan vaksinasi dosis penguat vaksin kita masih rendah. Apalagi saat ini sudah ada varian baru.
Para pakar krisis Uni Eropa juga telah sepakat untuk mewajibkan tes Covid-19 bagi pelaku perjalanan dari China guna mencegah masuknya varian atau subvarian baru dari virus korona. Sebanyak 27 anggota Uni Eropa sepakat untuk merekomendasikan ”pendekatan pencegahan” di tengah kekhawatiran kedatangan pelaku perjalanan dari China.
Poin penting dari kesepakatan itu antara lain negara-negara anggota UE merekomendasikan semua penumpang yang meninggalkan China menunjukkan hasil negatif Covid-19 dari tes yang dilakukan kurang dari 48 jam sejak keberangkatan. Penumpang dalam penerbangan dari China juga diwajibkan memakai masker medis atau masker bedah yang dapat mencegah penularan partikel kecil dalam penerbangan.
Selain itu, para ahli mengatakan, negara anggota UE harus melakukan tes Covid-19 secara acak pada penumpang yang masuk, menguji air limbah dari penerbangan dan bandara, dan terus mempromosikan vaksinasi serta suntikan penguat.
Tren global
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pengarahan media pada Rabu (4/1/2022) mengatakan, pandemi Covid-19 sekarang memasuki tahun keempat dan, meskipun ada kemajuan, masih menjadi ancaman bagi kesehatan, ekonomi, dan masyarakat.
”Kami sangat prihatin dengan gambaran epidemiologis Covid-19 saat ini, dengan penularan yang intens di beberapa bagian dunia dan sub-varian rekombinan yang menyebar dengan cepat,” katanya.
Direktur Teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove menambahkan, saat ini terjadi tren peningkatan kasus dan kematian Covid-19. Ada lebih dari 13 juta kasus Covid-19 yang dilaporkan ke WHO pada bulan lalu saja. ”Kami tahu (data) itu terlalu rendah karena pengawasan telah menurun,” katanya.
AFP/JULIEN DE ROSA
Para penumpang penerbangan dari China antre menanti pemeriksaan dokumen vaksinasi Covid-19 sebagai pencegahan penularan virus korona penyebab Covid-19 di Bandara Charles de Gaulle, Roissy, Paris, Perancis, pada 1 Januari 2023.
Maria juga menyebutkan, ada peningkatan 15 persen lebih kematian akibat Covid-19 secara global bulan lalu dibandingkan bulan sebelumnya. Data WHO, setiap minggu, sekitar 10.000 orang meninggal karena Covid-19. Jumlah sebenarnya diduga jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Selain terjadi lonjakan kasus di China, WHO saat ini mengkhawatirkan kemunculan subvarian Omicron XBB.1.5 yang terdeteksi di 29 negara. ”Kami khawatir dengan pertumbuhan varian ini (XBB.1.5), khususnya di beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat, khususnya bagian timur laut Amerika Serikat, di mana XBB.1.5 dengan cepat menggantikan varian lain yang beredar,” ujarnya.
Menurut Maria, XBB.1.5 ini adalah subvarian paling menular yang pernah terdeteksi saat ini. Lonjakan kasus XBB.1.5 menggarisbawahi betapa pentingnya ”melanjutkan pengawasan Covid-19 di seluruh dunia”.