Lebih dari selusin negara memberlakukan syarat tes Covid-19 negatif atau pemeriksaan saat kedatangan bagi pelaku perjalanan dari China. Namun, Indonesia belum memberlakukan syarat khusus.
Oleh
AHMAD ARIF
·6 menit baca
AFP/FILIPPO MONTEFORTE
Sejumlah pekerja yang mengenakan alat pelindung diri dan masker membantu pelaju perjalanan dari China meninggalkan terminal kedatangan Bandara Internasional Fiumicino, dekat Roma, Italia, 29 Deesmber 2022, setelah menjalani pemeriksaan Covid-19.
Lebih dari selusin negara memberlakukan persyaratan tes Covid-19 negatif atau pemeriksaan saat kedatangan bagi pelaku perjalanan dari China, yang terbaru Australia, menyusul negara-negara lain di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Namun, banyak negara, termasuk Indonesia, tidak memberlakukan persyaratan ini.
Menteri Kesehatan Australia Mark Butler, Minggu (1/1/2023), mengumumkan, Pemerintah Australia mewajibkan pemeriksaan Covid-19 pra-keberangkatan bagi orang yang bepergian ke Australia dari China, termasuk dari Hong Kong dan Makau. Pelaku perjalanan akan diminta untuk menjalani pemeriksaan Covid-19 dalam 48 jam sebelum perjalanan dan menunjukkan bukti hasil tes negatif saat bepergian ke Australia.
Kurangnya informasi komprehensif dari China mengenai kasus Covid-19 menjadi alasan di balik persyaratan perjalanan, yang akan berlaku pada 5 Januari 2023. Langkah tersebut, menurut Butler, dalam keterangan tertulis yang bisa diakses di laman resmi Kementerian Kesehatan Australia, www.health.gov.au, akan ”melindungi Australia dari risiko penyebaran varian baru yang muncul”.
Dengan pengumuman ini, Australia kini bergabung dengan negara-negara lain di dunia, termasuk Perancis, Inggris Raya, Italia, Spanyol, India, Jepang, Taiwan, Malaysia, Filipina, Korea, Kanada, dan Amerika Serikat, dalam menerapkan tindakan serupa. Bahkan, Maroko, menurut laporan AFP, menutup kedatangan dari China pada hari Sabtu, ”untuk menghindari gelombang baru kontaminasi di Maroko dan semua konsekuensinya”.
Sekalipun demikian, Dewan Bandara Internasional (International Airports Council) cabang Eropa, yang mewakili lebih dari 500 bandara di 55 negara Eropa, mengatakan, pembatasan itu tidak dibenarkan karena tidak berbasis risiko. Negara-negara Eropa baru akan bertemu minggu depan untuk membahas tanggapan bersama terhadap masalah ini.
AFP/JULIEN DE ROSA
Penumpang penerbangan dari China antre untuk pengecekan dokumen vaksinasi Covid-19 sebagai pencegahan Covid-19 setelah tiba di Bandara Roissy Charles de Gaulle, Paris, Perancis, Minggu (1/1/2023).
Sebagian negara masih tidak memberlakukan mitigasi terhadap kedatangan pelaku perjalanan dari China, termasuk Indonesia.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ”Dengan tidak adanya informasi komprehensif dari China, dapat dipahami bahwa negara-negara di seluruh dunia bertindak dengan cara yang mereka yakini dapat melindungi populasi mereka.”
WHO telah menggelar pertemuan khusus dengan China pada 30 Desember 2022, guna mencari informasi lebih lanjut tentang situasi lonjakan kasus Covid-19. Dalam pertemuan ini, WHO meminta China untuk berbagi data spesifik secara teratur tentang situasi epidemiologi, meliputi data pengurutan genetik, dampak penyakit termasuk rawat inap, penerimaan dan kematian di unit perawatan intensif (ICU), serta data tentang vaksinasi.
Dengan tidak adanya informasi komprehensif dari China, dapat dipahami bahwa negara-negara di seluruh dunia bertindak dengan cara yang mereka yakini dapat melindungi populasi mereka.
Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya varian baru, WHO juga mengundang para ilmuwan China untuk mempresentasikan data terperinci tentang pengurutan virus pada pertemuan Kelompok Penasihat Teknis tentang Evolusi Virus SARS-CoV-2 pada 3 Januari 2023.
”WHO menekankan pentingnya pemantauan dan publikasi data yang tepat waktu untuk membantu China dan komunitas global merumuskan penilaian risiko yang akurat dan menginformasikan tanggapan yang efektif,” sebut WHO dalam laman resmi mereka.
Sebagai respons, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di China, Wu Zunyou, dalam siaran pers, mengatakan, ”Tidak ada yang kami simpan sendiri. Semua pekerjaan pengurutan kami telah dibagikan ke seluruh dunia.”
AP/AURELIEN MORISSARD
Penumpang yang datang dari China menunggu di depan area tes Covid-19 di Bandara Roissy Charles de Gaulle, Paris, Perancis, Minggu (1/1/2023). Perancis mewajibkan hasil tes negatif untuk semua penumpang yang datang dari China.
Sementara itu, situasi di China saat ini masih misterius seiring dengan minimnya data yang dipublikasikan keluar. Sabtu (31/12/2022), China melaporkan lebih dari 5.100 kasus infeksi baru dan hanya satu kematian terkait dengan Covid-19. Angka tersebut dinilai tidak sesuai kenyataan di lapangan, terutama karena China telah mengubah definisi dari prosedur penanganan kasus dan kematian terkait Covid-19.
Terbelah
Di sisi lain, di tengah tren peningkatan kasus Covid-19, China telah mengumumkan akan mencabut persyaratan karantina untuk kedatangan internasional dan mempermudah perjalanan warga China ke luar negeri, yang sebelumnya dibatasi. Hal ini dinilai bakal mendorong lonjakan wisatawan dari China ke luar negeri.
Sebelum pandemi, China merupakan pasar terbesar di dunia untuk perjalanan ke luar negeri, mencapai 150 juta pelaku perjalanan pada tahun 2018. Menurut Organisasi Pariwisata Dunia PBB, negara ini juga merupakan pembelanja terbesar di dunia, menyumbang 277 miliar dollar AS atau 16 persen dari total 1,7 triliun dollar AS.
Oleh karena itu, sejumlah negara cenderung mengesampingkan risiko Covid-19 dengan membuka pintu mereka dari para calon pelaku perjalanan dari China. Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia belum bersikap terkait pengetatan pelaku perjalanan dari China.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, yang dihubungi Senin (2/1/2023), mengatakan, belum ada kebijakan khusus terkait hal ini. ”Tunggu Satgas (Satuan Tugas Penanganan) Covid-19 saja,” tuturnya.
Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di China, Pemerintah Indonesia justru memutuskan mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Namun, status kedaruratan kesehatan yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 belum dicabut.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sebagian besar pengunjung tetap menggunakan masker saat mengisi liburan di sebuah mal di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (1/1/2023). Meski aturan PPKM secara resmi dicabut, penggunaan masker dihimbau tetap harus dilakukan di sejumlah kondisi, seperti pada ruang tertutup, kerumunan, dan di alat transportasi publik, karena pandemi Covid-19 belum sepenuhnya usai.
”Pemerintah memutuskan mencabut PPKM yang tertuang dalam Instruksi Mendagri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022. Jadi tidak ada lagi pembatasan kerumunan dan pergerakan masyarakat,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (30/12/2022) sore. Sebab, berdasarkan hasil kajian, Indonesia dinilai berhasil mengendalikan Covid-19 (Kompas.id, 31 Desember 2022).
Selain Indonesia, Thailand dan Singapura belum memberlakukan syarat khusus bagi pelaku perjalan dari China. Kementerian Kesehatan Singapura pekan lalu mengumumkan, belum ada perlakukan khusus terhadap pelaku perjalanan dari China.
Sesuai dengan peraturan di Singapura, pelaku perjalanan yang tidak divaksinasi penuh, berdasarkan definisi WHO, perlu menjalani tes pra-keberangkatan sebelum mereka dapat memasuki Singapura. Selain itu, pengunjung jangka pendek juga diharuskan membeli asuransi untuk biaya pengobatan terkait Covid-19.
Demi kehati-hatian
Guru Besar dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam mengutarakan, sikap negara-negara yang memberlakukan pemeriksaan Covid-19 terhadap pelaku perjalanan dari China cukup beralasan. ”Saya khawatir dengan informasi bahwa setengah penumpang pesawat dari China yang mendarat di Milan positif Covid-19,” ujarnya.
Kepala Kesehatan Malpensa di Milan, Lombardy Guido Bertolaso, sebagaimana dilaporkan Reuters pada Kamis (29/12/2022), mengumumkan, dari 62 penumpang yang tiba dengan penerbangan pertama, 35 orang positif Covid-19. Sementara pada penerbangan kedua, 62 orang positif dari 120 penumpang. Dia menambahkan, pemeriksaan genomik telah dilakukan untuk menganalisis varian.
AP/NG HAN GUAN
Robot polisi berpatroli di dekat kerumunan warga yang kembali memenuhi mal setelah pelonggaran pembatasan pandemi di Beijing, China, Minggu (1/1/2023). Sambil berkeliling, robot itu mengatakan, "Saya sedang berpatroli. Harap berhati-hati dan memberi jalan".
Sehari berikutnya, Perdana Menteri Giorgia Meloni mengatakan, Italia telah mengurutkan setengah dari sampel yang diuji di Milan dan semuanya menunjukkan strain Omicron dari virus korona. ”Ini cukup meyakinkan,” katanya dalam konferensi pers Kamis. ”Situasi di Italia terkendali dan tidak ada kekhawatiran segera.”
Sekalipun belum ada temuan varian baru dari lonjakan kasus di China,menurut Ari, Indonesia seharusnya juga menerapkan pemeriksaan terhadap penumpang dari China. ”Ingat di awal pandemi, lonjakan kasus karena kita terlambat mengantisipasi pelaku perjalanan dari Wuhan. Demikian juga saat ledakan gelombang Delta karena kita terlambat mengantisipasi pelaku perjalanan dari India,” katanya.
Untuk kehati-hatian, Indonesia disarankan memberlakukan tes Covid-19 pra-perjalanan atau pemeriksaan setelah tiba di bandara terhadap pelaku perjalanan dari China. ”Itulah upaya kita bisa melindungi masyarakat kita,” ujarnya.