Angka Tengkes Kaltara Tinggi, Program Kesehatan Ibu dan Anak Ditingkatkan
Untuk mengurangi angka tengkes atau ”stunting”, Pemprov Kaltara berkomitmen memperbaiki kinerja dengan meningkatkan program kesehatan ibu hamil dan program 1.000 hari pertama kehidupan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Selama ini, angka gangguan pertumbuhan pada anak atau tengkes (stunting) di Kalimantan Utara berada di atas rata-rata nasional. Untuk mengurangi angka tengkes, pemerintah setempat berkomitmen memperbaiki kinerja dengan meningkatkan program kesehatan ibu hamil dan program 1.000 hari pertama kehidupan.
Survei terakhir pada 2021, Badan Pusat Statistik mencatat angka kematian ibu di Kalimantan Utara merupakan yang terendah di Indonesia, yakni 29 jiwa. Kendati demikian, di tahun yang sama, angka tengkes Kaltara 27,5 persen, 3 persen poin lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Untuk menurunkan angka tengkes menjadi 15 persen pada 2024, Pemprov Kaltara mulai memperbaiki kinerja di sepanjang tahun 2022. Kepala Dinas Kesehatan Kaltara Usman mengatakan, pencegahan tengkes mula-mula dilakukan sejak masa kehamilan.
”Salah satunya melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil atau antenatal care. Sebelumnya hanya dilakukan empat kali, sekarang ditingkatkan menjadi enam kali selama kehamilan,” ujar Usman saat dihubungi dari Balikpapan, Kamis (29/12/2022).
Standar pelayanan itu juga amat diperhatikan. Usman mengatakan, pelayanan itu setidaknya harus dilakukan oleh tenaga kesehatan atau dokter yang tersebar di empat kabupaten dan satu kota di Kaltara.
Laporan terakhir Dinas Kesehatan Kaltara pada awal Desember 2022, pelayanan kesehatan ibu hamil enam kali baru menjangkau 7.808 ibu hamil. Itu masih sekitar setengah dari target yang berjumlah 14.509 ibu hamil di Kaltara.
Usman mengatakan, pihaknya masih menganalisis faktor apa saja yang membuat target itu belum tercapai. Hasil analisis tersebut akan digunakan untuk memperbaiki kinerja tahun 2023. Ia berharap, upaya yang sudah dilakukan Pemprov Kaltara di tahun 2022 itu bisa turut menurunkan angka kematian ibu dan angka tengkes.
Sebab, kata Usman, program pelayanan kesehatan ibu hamil itu tak hanya memberikan layanan kesehatan, tetapi juga memberi informasi dan sosialisasi tentang menjaga kesehatan kehamilan. Pengetahuan orangtua yang minim ini dinilai menjadi salah satu faktor utama angka tengkes Kaltara tinggi pada 2021.
”Pelayanan yang diberikan meliputi memberi pengetahuan tentang kehamilan, penilaian status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan laboratorium, USG, dan pelayanan lain yang disertai makan bersama gizi seimbang dan meminun tablet penambah darah,” katanya.
Usman menjelaskan, program itu diintegrasikan dengan program 1.000 hari pertama kehidupan anak setelah lahir. Pada masa itu, anak memiliki periode emas tumbuh kembang. Untuk itu, Dinas Kesehatan Kaltara memastikan kecukupan gizi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia Kaltara Agust Suwandy mengatakan, salah satu faktor utama tingginya angka tengkes di Kaltara adalah pengetahuan yang minim mengenai gizi pada orangtua. Untuk itu, selain pelayanan kesehatan, pendidikan kepada orangtua pun penting untuk mencegah tengkes.
”Selain dipantau pemberian air susu ibu eksklusif selama enam bulan, dinas-dinas terkait, tidak hanya Dinas Kesehatan Kaltara, juga perlu memastikan kebersihan lingkungan. Selain itu, penting juga untuk mengedukasi warga mengenai air bersih yang layak dikonsumsi ibu dan bayi,” kata Agust.