Tak muluk-muluk yang mereka harapkan di setiap Natal. Bisa bertatap dengan keluarga yang lama tak jumpa selalu menjadi doa mereka.
Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN, Ayu Octavi Anjani, MEGANDIKA WICAKSONO, Raynard Kristian Bonanio Pardede
·3 menit baca
Bahagia itu sederhana. Ungkapan ini rasanya tepat disematkan pada anak-anak panti asuhan dalam suasana Natal kali ini.
Tak ada barang mewah yang diharapkan sebagai kado. Hanya berkumpul bersama orang terkasih, bisa berbincang dengan keluarga yang terpisah, atau sesederhana jepitan rambut yang diinginkan anak-anak ini.
”Aku inginnya mama datang berkunjung, tetapi belum sempat terus,” ujar Novi (14), salah seorang anak Panti Asuhan Bunda Serayu, Banyumas, Jawa Tengah, ketika ditanya mengenai kado Natal yang diharapkannya tahun ini.
Hal serupa dirasakan Gebi (13) dan Titin (12). Bahkan, Titin tetap mengaku rindu ingin bertemu papa dan mamanya meski dari kecil ia diasuh oleh suster panti. Mereka mengucap harap seusai menyantap menu makan malam berupa ikan sarden dalam dua baskom serta sepanci sayur bersantan.
Selain mereka, sekitar 30 anak tinggal di panti yang berada di tepi Sungai Serayu ini. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia, dari Sumatera bahkan juga dari Papua.
Tak hanya anak dan remaja, ada anak balita yang diasuh di tempat ini. Sejumlah alasan membuat mereka terpaksa dititipkan di sini, mulai dari faktor ekonomi keluarga atau kedua orangtua meninggal dunia. Ada juga yang dititipkan karena kedua orangtua mereka belum siap menerima kelahiran mereka lantaran kehamilan di luar nikah.
Suster Nicola (77), salah seorang pengelola panti, menyebutkan, anak-anak yang diasuh di panti ini merindukan kasih sayang orangtuanya. Suster berharap orangtua bisa memberi perhatian kepada anak-anaknya dengan menelepon atau berkunjung secara berkala.
”Yang sangat memprihatinkan dan merasa sedih sekali, apabila melihat anak-anak kecil tidur sendirian, tidak pernah ditengok orangtua ataupun keluarga,” tutur Nicola.
Harapan terus bisa berkumpul juga terucap dari Nana yang tinggal di Panti Asuhan Kasih Mulia Sejati, Jakarta. Ia mengatakan, berkumpul bersama teman panti yang sudah dianggapnya sebagai kakak dan adik adalah harapan Natal-nya setiap tahun.
”Senang kalau bisa makan dan nonton bareng pas Natal,” ujar Nana.
Suster Elisabeth, pengasuh dan pengurus panti asuhan tersebut, mengatakan, momen perayaan Natal di panti itu dimaknai sebagai kebersamaan dan kekeluargaan. Meskipun tidak terikat dalam hubungan darah, keluarga dalam hubungan kasih sayang terjalin dalam panti itu.
Saling bantu
Anak-anak di Rumah Hati Suci, Tanah Abang, Jakarta, yang memiliki latar belakang tak jauh berbeda dengan anak-anak Panti Asuhan Bunda Serayu lain lagi harapannya.
Sembari menghias replika kandang domba dengan berbagai hiasan khas Natal, Angel dan Kanaya yang duduk di kelas I SD bercerita tentang keinginannya mendapat boneka Hello Kitty dan gaun merah untuk Natal tahun ini.
Sementara Lia menginginkan jepit rambut sebagai hadiah. ”Memang pengin itu,” ungkapnya polos sambil lanjut menghias panggung dengan ornamen Natal.
Namun, tak semua melulu tentang barang, seperti Hanny yang duduk di bangku kelas V SD dengan lugu menyebut harapannya ingin menjadi dokter. ”Mau jadi dokter, terus jadi orang kaya, supaya bisa bantu orang-orang lain di luar sana,” ucapnya.
Pengasuh di Rumah Hati Suci, Martha Veronica, menyebutkan, saling mengasihi dan membantu merupakan nilai penting yang harus dipegang anak-anak. Lewat perayaan Natal, Martha juga berharap agar anak-anak asuhnya makin mengerti dengan makna kasih.
”Kasih. Itu yang anak-anak ini harus pegang, tidak hanya mengasihi teman-teman di dalam panti, tetapi juga mereka di luar panti yang mungkin tidak seberuntung mereka karena bisa mendapatkan tempat yang aman di Rumah Hati Suci,” tuturnya.
Tak sulit untuk membahagiakan anak-anak. Perhatian dan cinta kasih yang tulus itu berharga bagi mereka. (DKA/Z03/Z15/Z17)