Peneliti Ungkap Kepunahan Massal Pertama di Bumi Sebelum Era Dinosaurus
Peneliti mengungkap bahwa Bumi pernah mengalami kepunahan massal pertama sekitar 550 juta tahun lalu pada periode Ediakara. Kepunahan massal ini terjadi ratusan juta tahun lalu sebelum kepunahan massal dinosaurus.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
Selama ini, Bumi telah mengalami kepunahan massal sebanyak lima kali yang dimulai sejak ratusan juta tahun lalu. Bahkan, saat ini Bumi diyakini tengah menuju kepunahan massal keenam. Namun, hasil studi terbaru mengungkap bahwa Bumi pernah mengalami kepunahan massal pertama sekitar 550 juta tahun lalu atau sebelum era dinosaurus.
Kepunahan massal yang terjadi sekitar 550 juta tahun lalu selama periode Ediakara tersebut diungkap oleh para peneliti dari University of California-Riverside (UCR) dan Virginia Tech, Amerika Serikat. Penemuan ini didokumentasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences(PNAS), 7 November 2022.
Sebelum penemuan ini, kepunahan massal yang menyebabkan dinosaurus menghilang tercatat pernah terjadi 66 juta tahun lalu pada akhir periode kapur (cretaceous). Kepunahan massal lainnya yang memusnahkan makhluk Bumi juga terjadi antara periode Permian dan Trias sekitar 252 juta tahun lalu.
Meski terdapat kejadian besar, seperti hilangnya kehidupan pada periode Ediakara, peneliti belum mengetahui kejelasan dari kepunahan massal tersebut. Sebab, hilangnya organisme pada masa tersebut mirip dengan peristiwa yang tengah terjadi sekarang.
Para peneliti percaya, perubahan lingkungan merupakan penyebab tama hilangnya sekitar 80 persen dari semua makhluk pada periode Ediakara. Peneliti juga percaya bahwa makhluk Ediakara tersebutmerupakan bentuk kehidupan multisel kompleks pertama di Bumi.
”Catatan geologi menunjukkan lautan dunia kehilangan banyak oksigen selama waktu kepunahantersebut. Beberapa spesies yang bertahan hidup juga memiliki tubuh yang beradaptasi untuk lingkungan oksigen rendah,” kata Chenyi Tu, ahli paleoekologi UCR dan salah satu penulis studi tersebut, dikutip dari situs resmi UCR, Jumat (2/12/2022).
Berbeda seperti kepunahan massal yang terjadi ratusan juta tahun lebih awal, peristiwa pada periode Ediakara lebih sulit untuk didokumentasikan. Sebab, mayoritas makhluk yang musnah bertubuh lunak dan tidak terawetkan dengan baik dalam catatan fosil.
Catatan geologi menunjukkan lautan dunia kehilangan banyak oksigen selama waktu kepunahan tersebut.
Tim peneliti kemudian mendokumentasikan hampir semua lingkungan, ukuran tubuh, pola makan, kemampuan bergerak, dan kebiasaan hewan Ediakara yang diketahui.Akan tetapi, mereka masih perlu membuktikannya lebih lanjut dengan mengumpulkan berbagai data.
Melalui studi ini, para peneliti juga berusaha untuk menyanggah pihak yang menganggap bahwa kehilangan besar seluruh kehidupan pada akhir periode Ediakara bukan kepunahan massal. Beberapa pihak percaya bahwa peristiwa tersebut berkaitan dengan seperti kedatangan predatordan terdapat perubahan perilaku hewan.
”Kami dapat melihat distribusi spasial hewan dari waktu ke waktu.Jadi, kami tahu hewan tersebuttidak pindah ke tempat lain atau dimangsa predator,tetapi mati secara massal. Kami telah menunjukkan penurunan nyata dalam kelimpahan organisme,” kata Chenyi.
Asal-usul hewan
Studi untuk mengungkap kepunahan massal pertama ini dicetuskan dari kelas pascasarjana yang dipimpin oleh ahli paleoekologi UCR, Mary Droser, dan mantan mahasiswa pascasarjana yang sekarang di Virginia Tech, Scott Evans. Untuk studi berikutnya, para mahasiswa tidak akan menyelidiki proses kepunahannya, tetapi asal-usul hewan-hewan tersebut.
Banyak pihak menganggap berbagai makhluk yang hidup pada periode Ediakara memiliki bentuk yang aneh dan sangat berbeda dengan hewan saat ini. Salah satu makhluk yang hidup pada periode Ediakara adalah Obamus coronatus. Makhluk ini berbentuk cakram yang dinamai sesuai nama mantan Presiden AS Barack Obama.
Selain itu, terdapat Attenborites janeae. Makhluk ini berbentuk bulat telur kecil menyerupai kismis dengan mengambil nama naturalis Inggris, Sir David Attenborough.
”Hewan-hewan ini adalah percobaan evolusi pertama di Bumi, tetapi mereka hanya bertahan sekitar 10 juta tahun. Ini merupakan waktu yang sangat singkat dalam istilah evolusi,” kata Mary Droser.
Para peneliti pun percaya bahwa perubahan lingkungan dapat menghancurkan kehidupan di Bumi meskipun belum diketahui penyebab kadar oksigen menurun begitu drastis pada akhir zaman seperti periode Ediakara. Perubahan tersebut juga telah mendorong semua kepunahan massal, termasuk yang tengah terjadi saat ini.
”Tidak ada satu pun kehidupan yang kebal terhadap kepunahan. Kita dapat melihat dampak perubahan iklim terhadap ekosistem dan harus mencatat dampak yang merusak saat kita merencanakan masa depan,” ungkap ahli geologi UCR, Phillip Boan.