Kualitas Publikasi Ilmiah Internasional Indonesia Terus Didongkrak
Publikasi ilmiah internasional merupakan salah satu indikator produktivitas perguruan tinggi berkualitas. Meski jumlah publikasi meningkat, sitasi dan jurnal ilmiah bereputasi internasional dari Indonesia masih minim.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Publikasi ilmiah internasional dinilai sebagai salah satu tolok ukur produktivitas perguruan tinggi kelas dunia. Namun, perguruan tinggi Indonesia masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasinya, termasuk kepemilikan jurnal ilmiah bereputasi internasional. Karena itu, kolaborasi antarperguruan tinggi di dalam dan luar negeri terus didorong untuk meningkatkan kinerja publikasi ilmiah dari Indonesia.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam, Kamis (17/11/2022), mengatakan, jumlah publikasi ilmiah Indonesia meningkat pesat dalam tujuh tahun terakhir. Pada 2021, jumlah publikasi ilmiah Indonesia tercatat mencapai 50.000 publikasi sehingga mendongkrak peringkat publikasi ilmiah Indonesia dari peringkat ke-56 dunia ke peringkat ke-21 dunia.
”Dari sisi kuantitas, produktivitas publikasi di Indonesia tumbuh secara eksponensial. Tugas kita saat ini adalah meningkatkan kualitasnya,” ujar Nizam.
Untuk itu, Nizam mendorong kolaborasi publikasi antarperguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Kolaborasi ini diyakini bisa meningkatkan jumlah ataupun sitasi publikasi.
”Di antara sesama perguruan tinggi negeri maupun swasta perlu membangun kolaborasi untuk riset dan publikasi. Jangan sampai publikasi kita rendah di ASEAN karena tidak banyak kolaborasi publikasi,” ujar Nizam.
Nizam juga membandingkan publikasi di Arab Saudi yang naik signifikan karena banyak melakukan kolaborasi riset internasional. Arab Saudi banyak menerima ahli dari luar negeri. ”Kita masih paling bawah dalam hal kolaborasi dan publikasi,” kata Nizam.
Target meningkatkan publikasi ilmiah internasional dan jurnal ilmiah internasional Indonesia utamanya diberikan kepada 21 perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH). Selain itu kepada mahasiswa program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).
Indonesia memiliki lebih dari 4.500 perguruan tinggi dengan jumlah jurnal ilmiah sekitar 16.000 jurnal. Namun, sampai saat ini baru 118 jurnal yang terindeks Scopus. ”Paling tidak, 500 jurnal masuk dalam Scopus. Mohon seluruh PTN-BH untuk masuk top jurnal berbahasa Inggris. Ini sebagai kunci untuk membawa publikasi ke panggung dunia,” kata Nizam.
Pemeringkatan
Dalam pertemuan Majelis Senat Akademik PTN-BH di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, pekan lalu, Kepala Kantor Jaminan Mutu UGM Indra Wijaya Kusuma mengatakan, peningkatan reputasi akademik di kampus UGM dilakukan dengan menggalakkan berbagai penelitian nasional dan internasional. Selain itu, mendorong jumlah sitasi per fakultas, menambah rasio dosen dan mahasiswa, serta kolaborasi riset dan menambah jumlah dosen asing.
Melalui program World Class University (WCU) dari Kemendikbudristek selama tujuh tahun terakhir, peringkat UGM bisa naik ke-231 dunia versi QS World University Ranking pada tahun 2022. Di Indonesia, UGM menduduki peringkat pertama, disusul Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI).
Menurut Indra, pengelolaan reputasi akademik di sebuah perguruan tinggi menjadi salah satu indikator penilaian lembaga pemeringkatan internasional. ”Perangkingan bukanlah tujuan, tapi kualitas kita terlihat dalam perangkingan itu,” kata Indra.
Sementara itu, Ketua Tim Task Force WCU ITB Yosi A Hidayat mengatakan, penilaian reputasi akademik dari lembaga QS diukur dari hasil survei mitra akademik dan mitra pengguna lulusan tiap-tiap kampus. Bahkan, bobot penilaiannya pun berkisar 30-50 persen.
”Setiap tahunnya kami menambah 400-500 mitra akademik dan pengguna lulusan baru untuk mendukung survei kita,” kata Yosi.
Hasil evaluasi yang dilakukan oleh ITB, kata Yosi, dari 2.583 mitra ITB, sekitar 56 persennya adalah mitra dalam negeri dan 43,8 persen luar negeri yang sebagian besar berasal dari Jepang dan Malaysia. Minimnya kolaborasi mitra akademik internasional inilah yang menjadikan perguruan tinggi di Indonesia selalu berada jauh peringkatnya dibandingkan dengan Universiti Malaya, Malaysia, dan National University Singapore (NUS). Seperti diketahui, NUS berada di peringkat ke-11 dunia dan posisi pertama di Asia. Adapun Universiti Malaya masuk peringkat ke-65 dunia pada rilis QS World University Ranking yang dirilis Juni 2022.
Dari sisi kuantitas, produktivitas publikasi di Indonesia tumbuh secara eksponensial. Tugas kita saat ini adalah meningkatkan kualitasnya.
Ketua Tim Kerja WCU UI Djoko Triyono mengatakan, UI bersama UGM dan ITB ditargetkan masuk dalam daftar 200 besar dunia setelah berhasil memasuki 500 besar dunia. Untuk mendorong peningkatan peringkat, UI melakukan berbagai program internasionalisasi di berbagai bidang. Sebab, beberapa indikator QS yang nilainya menurun di UI adalah soal reputasi akademik, rasio dosen, dan sitasi per fakultas.
”Reputasi sangat bergantung pada dosen. Jangan lagi dosen itu saja yang publish dan kita berusaha semakin banyak dosen berkontribusi dalam sitasi melalui dana WCU,” kata Djoko.
Secara terpisah, di Anjangsana Beasiswa PMDSU Batch V, Direktur Sumber Daya Ditjen Diktiristek Mohammad Sofwan Effendi mengatakan, peningkatan jumlah publikasi ilmiah Indonesia juga disumbang dari program PMDSU. Karena itu, setiap mahasiswa PMDSU yang akan menjadi doktor dalam waktu empat tahun ditargetkan mampu menghasilkan dua publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi.
”Mahasiswa PMDSU kami targetkan untuk menghasilkan publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi. Ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah Indonesia,” ujar Sofwan.
Hingga kini jumlah publikasi di jurnal internasional yang dihasilkan mahasiswa PMDSU Batch I-VI mencapai 1.921 publikasi. Capaian ini tidak lepas dari peran promotor yang membimbing dalam melakukan penelitian.