Pembelajaran Berbasis Proyek Mengembangkan Potensi Siswa
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk merancang materi dan metode pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek membantu siswa mengembangkan potensinya.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pembelajaran berbasis proyek dalam Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan siswa untuk aktif mengeksplorasi isu-isu aktual di sekitarnya. Metode ini membantu peserta didik mengasah keterampilan dan mengembangkan potensinya.
Oleh karena itu, guru didorong mengembangkan metode tersebut di sekolah. Proyek pembelajaran meliputi berbagai tema, di antaranya kearifan lokal, gaya hidup berkelanjutan, dan bhinneka tunggal ika.
Ketua Bidang Literasi Ikatan Guru Indonesia (IGI) Neli Fori Karliana mengatakan, pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran lintas mata pelajaran. Jadi, penyusunan modulnya memerlukan kolaborasi guru antarbidang pelajaran.
“Ini bukan satu kesulitan atau masalah. Para guru bisa saling bekerja sama. Pembelajaran berbasis proyek sangat baik untuk mengembangkan potensi siswa,” ujarnya dalam gelar wicara Pembelajaran Berbasis Proyek yang digelar Gramedia Mitra Edukasi Indonesia secara daring, Kamis (17/11/2022).
Menurut Neli, metode tersebut merupakan salah satu penguat profil pelajar Pancasila. Adapun kompetensi profil ini meliputi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Tema pembelajaran berbasis proyek disesuaikan dengan isu-isu di sekitar sekolah, seperti budaya, perkembangan teknologi, kesehatan mental, dan perubahan iklim. Harapannya, siswa antusias terlibat karena pembelajaran lebih kontekstual.
“Konsep ini memberikan pengalaman terhadap pengetahuan yang didapatkan oleh siswa. Satu hal yang juga memungkinkan, siswa bisa berkontribusi untuk lingkungannya,” ucapnya.
Neli mencontohkan, proyek pembelajaran bertema kearifan lokal sangat digemari siswa. Apalagi, jika sekolah membuka ruang ekspresi siswa, seperti lewat pembacaan puisi berbahasa daerah atau panggung budaya.
Tema pembelajaran berbasis proyek disesuaikan dengan isu-isu di sekitar sekolah, seperti budaya, perkembangan teknologi, kesehatan mental, dan perubahan iklim. Harapannya, siswa antusias terlibat karena pembelajaran lebih kontekstual
Dalam tema ini, guru bidang kesenian dapat memimpin perancangan modul. Pembuatan modul perlu disesuaikan dengan sumber daya manusia dan aset-aset sekolah sehingga bisa diterapkan dengan optimal.
“Dalam pengalaman di beberapa sekolah, siswa lebih tertarik dengan pembelajaran berbasis proyek dibandingkan kegiatan belajar reguler di kelas. Perlu dipahami kalau metode ini bukan mata pelajaran,” jelasnya.
Neli menyebutkan, pemahaman ini harus ditekankan kepada para pendidik agar terlibat aktif dalam proyek pembelajaran. Jadi, setiap guru ikut berpartisipasi meskipun proyek tersebut tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.
“Jika satu tema sudah dipilih, guru mata pelajaran apa pun terlibat untuk menjalankan tema itu. Memang masih ada guru yang beranggapan, mengapa harus mengajar kearifan lokal, padahal, misalnya, dia guru bahasa Inggris,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo mengatakan, prinsip Kurikulum Merdeka berorientasi pada murid dengan memprioritaskan tumbuh kembang, kompetensi, dan karakter. Guru jadi tidak terburu-buru dalam mengajar dan dapat mengembangkan berbagai metode belajar interaktif, mendalam, dan menyenangkan.
Sekitar 20-30 persen jam pelajaran untuk pembelajaran berbasis proyek, seperti membuat karya seni, kewirausahaan, dan memecahkan masalah di sekitar sekolah. Pembentukan karakter siswa terbentuk dari pengalaman belajar yang interaktif, aplikatif, dan kontekstual.
Wakil Ketua Umum IGI Nurdin Achmad menuturkan, salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek. Sekolah atau satuan pendidikan diberikan keleluasaan memilih perangkat belajar serta merancang materi dan metode pembelajaran.
“Pembelajaran berbasis proyek membantu siswa mengembangkan keterampilan, meningkatkan tanggung jawab, dan melatih pemecahan masalah,” katanya.