Pemerintah telah menjalankan program agar masyarakat menerapkan hidup sehat, seperti cek kesehatan secara berkala, menghindari asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penderita diabetes mesti mengontrol kadar gula darah dan menerapkan gaya hidup sehat untuk menghindari terjadinya komplikasi. Pemerintah terus mendorong masyarakat agar menjalankan gaya hidup sehat sehingga dapat menekan kenaikan prevalensi penderita diabetes di Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti mengatakan, tingginya konsumsi gula oleh masyarakat telah memicu diabetes. Menurut Eva, produk konsumsi yang tinggi itu, seperti teh kemasan, susu kental manis, dan jus buah serbuk. Sementara itu, Kemenkes telah menganjurkan batas maksimum konsumsi gula sebesar 50 gram per hari atau setara empat sendok makan.
”Berat badan berlebih dan obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes. Untuk menghindarinya bisa menerapkan pola hidup sehat, seperti cek kesehatan teratur dan pola makan yang sehat. Jika terkena, lakukan secara berkala kontrol gula darah dan mematuhi resep obat dari dokter untuk menghindari komplikasi,” kata Eva saat acara media briefing terkait Hari Diabetes Sedunia 2022 bertajuk ”Cegah dan Kendalikan Diabetes untuk Masa Depanmu” melalui virtual di Jakarta, Senin (14/11/2022).
Data International Diabetes Federation tahun 2021 menunjukkan, 537 juta populasi di dunia diduga terkena diabetes dan di Indonesia sebanyak 19,5 persen orang yang terkena diabetes. Sementara itu, pada 2045 diperkirakan Indonesia berada di angka 28,6 persen.
Untuk menekan kenaikan jumlah penderita diabetes, pemerintah terus mendorong masyarakat agar menjalankan gaya hidup sehat melalui program Cerdik. Eva menyebutkan program tersebut di antaranya cek kesehatan secara berkala, menghindari asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Sony Wibisono M mengungkapkan, diabetes merupakan penyakit yang disebabkan tingginya kadar gula darah akibat gangguan pada pankreas dan insulin. Masyarakat mesti memahami kandungan gula yang terdapat pada kemasan makanan dan minuman.
”Upaya menghindari risiko terkena diabetes, masyarakat bisa melakukan pengecekan kandungan gula pada kemasan makanan dan minuman. Apalagi, anjuran saat ini agar tidak melebihi konsumsi gula sebesar 50 gram per hari atau setara empat sendok makan,” kata Sony.
Hal serupa juga dijelaskan dokter spesialis anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Aman B Pulungan. Aman menyarankan agar ada pencantuman imbauan pada produk kemasan makanan dan minuman bahwa kandungan gula yang dikonsumsi secara berlebihan dapat mengancam kesehatan dan menyebabkan diabetes. Hal ini untuk menekankan akan bahaya kandungan gula berlebih tersebut.
”Edukasi seperti tulisan akan bahaya dari konsumsi gula berlebih dapat diterapkan pada produk kemasan makanan dan minuman, tetapi juga perlu didiskusikan kepada stakeholder. Hal ini guna menyelamatkan masyarakat dari bahaya konsumsi gula yang berlebih itu dan agar para orangtua mengetahui bahayanya tersebut,” kata Aman.
Waspadai komplikasi
Dihubungi terpisah, petugas layanan Penyakit Tidak Menular (PTM) di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, dokter Mega, mengatakan, komplikasi yang dapat timbul pada penyandang diabetes melitus adalah kerusakan ginjal, gangguan mata, gangguan saraf, gangguan jantung dan luka yang berujung pada amputasi.
Untuk mencegah komplikasi tersebut, penyandang diabetes disarankan berobat rutin dengan minum obat secara teratur sesuai saran dokter serta melakukan cek kesehatan rutin.
Mega menyarankan agar penyandang diabetes tidak lupa menerapkan pola hidup sehat dan mengontrol jadwal, jenis, dan jumlah makanan. Tak kalah penting, penyandang diabetes rutin melakukan aktivitas fisik selama 30 menit per hari dan dilakukan 3-5 kali dalam seminggu.
Penyandang diabetes, Junaidi (60), warga Kelurahan Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, mengatakan menderita diabetes sejak usia 30 tahun. Gejala yang sering dialami seperti lemas dan pusing, apalagi ketika bekerja.
Setelah mengetahui terkena diabetes oleh dokter, ia rutin memeriksakan kadar gula darah. Ia mengatur pola hidup, menjaga pola makan, dan menghindari minuman manis serta memperbanyak air putih agar tidak terjadi komplikasi. Tak hanya itu, obat-obatan yang diberikan dokter ia konsumsi sesuai anjuran dan rutin diminum.
Menurut dia, agar tidak menyebabkan komplikasi dengan cara mempertahankan kadar gula darah tetap dalam kadar normal. Sementara itu, dalam biaya berobat sudah ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.