Masyarakat Diminta Cermat Memilih Produk Perawatan Kulit
Masyarakat perlu cermat memilih produk perawatan kulit. Sebab, terkadang produk kecantikan, terutama yang ilegal, mengandung zat kimia yang justru berbahaya bagi kesehatan kulit.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tren produk perawatan kulit selalu menarik minat dan perhatian masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat diminta berhati-hati dalam memilih produk untuk mencegah dampak buruk bagi kulit. Apalagi, masyarakat lebih mudah terjebak pada iklan kecantikan daripada memahami produk mana yang sesuai untuk kulitnya.
Melihat tren tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk melakukan riset produk perawatan kulit yang aman digunakan. Bahan baku yang dipakai dalam riset ini berasal dari bahan-bahan alami.
Hal itu disampaikan oleh peneliti dari Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN, Reza Yuridian Purwoko saat acara BRIN Science Show, di Anjungan Sarinah Thamrin, Jakarta, Jumat (11/11/2022). Reza menerangkan, masyarakat mudah terpengaruh pada efek sesaat dari produk perawatan kulit. Misalnya, produk yang dapat membuat kulit putih lebih cepat, tetapi efeknya tidak dapat bertahan lama. Hal ini bisa jadi disebabkan kandungan zat-zat kimia pada produk perawatan kulit tersebut.
Padahal, kandungan zat kimia yang tidak sesuai untuk kulit dapat menyebabkan jerawat, kulit kering, dan flek hitam. Itulah sebabnya, perlu riset dan inovasi bidang kosmetik dan perawatan kulit untuk mengetahui kandungan yang tepat bagi kesehatan kulit dan mencegah pemakaian bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan.
Menurut Reza, riset dan inovasi yang dilakukan bisa dimulai dari bahan alami yang tumbuh di Indonesia. Apalagi, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Melalui riset. misalnya, dapat diketahui bahwa limbah kedelai bisa bermanfaat untuk kulit atau ekstrak manggis bisa menghilangkan kulit kusam.
”Untuk mengetahui produk perawatan kulit itu aman, juga bisa dilihat dari nomor izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Dari situ, masyarakat bisa membedakan produk yang abal-abal atau yang aman digunakan,” ujarnya.
Sementara itu, peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN, Wahyu Pudji Nugrahaeni, mengatakan, gaya hidup yang dimiliki oleh generasi muda, terutama yang berhubungan dengan penampilan, cenderung mengabaikan kesehatan. Penting sejak dini untuk memahami kesehatan terutama yang berhubungan kesehatan diri sendiri dan lingkungan.
”Kami mengajak generasi muda untuk lebih peduli dengan kesehatan terutama berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Ini penting untuk dipahami sejak dini karena menjadi fondasi di masa mendatang,” katanya.
Untuk mengetahui produk perawatan kulit itu aman juga bisa dilihat dari nomor izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Dari situ, masyarakat bisa membedakan produk yang abal-abal atau yang aman digunakan.
Riset kolaborasi
Sebagai upaya menghasilkan produk perawatan kulit dari bahan baku alami, BRIN berkolaborasi dengan Universitas Mulawarman melakukan riset tanaman tengkawang. Tanaman ini dinilai memiliki kandungan yang sesuai untuk kesehatan kulit.
Pada kesempatan yang sama, peneliti dari Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk BRIN, Widya Fatriasari, menjelaskan, kolaborasi tersebut merupakan upaya untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses hasil riset dan inovasi. Kehadiran prototipe produk perawatan kulit ini diharapkan bisa mendorong lebih banyak lagi riset yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Apalagi, produk perawatan kulit ini berasal dari bahan alami.
Riset ini mulai dikerjakan bersama sejak April 2022. Bahan baku tanaman tengkawang yang dipilih berasal dari tanaman lokal yang tumbuh di Kalimantan Barat. Produk yang dihasilkan seperti body lotion, body scrubdan sunscreen.
”Kolaborasi antarperiset kosmetik bisa menghasilkan produk yang bagus, terutama berasal dari bahan alami. Perlu juga dilakukan publikasi ilmiah, paten, kerja sama nasional dan internasional, serta kontrak bisnis produk,” ucap Widya.