Ajang Inari Expo 2022 tidak hanya memamerkan hasil riset dan inovasi dari peneliti profesional, tetapi juga siswa hingga tingkat sekolah dasar. Mereka mengembangkan produk untuk memecahkan beragam persoalan sehari-hari.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
Beragam hasil riset dan inovasi yang dikembangkan pelajar sekolah tertata rapi dalam pameran Indonesia Research and Innovation (Inari) Expo 2022 di Gedung ICC Cibinong Science Center, Bogor, Kamis (27/10/2022). Setiap stan juga tampak dipadati pengunjung dari berbagai kalangan untuk sekadar mengambil foto maupun berbincang langsung dengan para pelajar.
Dengan tubuh mungilnya, Muhammad Husni Rahardian (11) terlihat paling mencolok dibandingkan siswa lainnya yang memamerkan hasil riset dan inovasi tersebut. Siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Birrul Walidain, Kudus, Jawa Tengah ini beberapa kali menjelaskan dengan singkat kepada para pengunjung yang mendatangi stan inovasi miliknya.
Husni merupakan salah satu peserta termuda dalam Inari Expo yang memamerkan inovasi buatannya yakni tongkat hiking pramuka anti nyasar yang diberinama Hicane. “Inovasi ini dikembangkan untuk para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka khususnya saat hiking atau menjelajah alam agar tidak tersesat,” katanya menjelaskan.
Hicane merupakan perangkat yang diletakan pada tongkat pramuka sebagai pengirim sinyal tanda meminta bantuan. Data yang dikirim melalui perangkat ini berupa posisi koordinat dari sistem pemosisi global (GPS) dengan teknik pengiriman menggunakan long range (lora).
Perangkat ini berkolerasi dengan alat lainnya yakni Hicane Guardian yang dipegang oleh guru pembina atau tim pencari dan penyelamat (SAR). Perangkat ini berguna untuk memantau lokasi peserta penjelajahan alam sebagai penerima sinyal tanda bantuan.
Husni dan guru pembimbingnya telah menguji alat ini dengan jarak lokasi 0-350 meter dan 0-15 kilometer. Lokasi ini termasuk pada pemukiman padat penduduk dan minim bangunan dengan pemancar di atas bukit.
Husni sebenarnya memiliki berbagai ide inovasi untuk dipamerkan dalam Inari Expo 2022. Namun, karena keterbatasan waktu, Husni akhirnya hanya memamerkan Hicane sebagai inovasi yang dikembangkan dengan dibantu orangtua dan guru pembimbingnya.
Meski baru berusia 11 tahun, sebagian besar ide pengembangan Hicane dilakukan Husni, termasuk untuk aspek pemrograman (coding) perangkat. Mayoritas ilmu tentang coding didapat dan dikuasai Husni melalui video di media Youtube secara otodidak. Orang tua Husni kemudian medukungnya dengan memberikan fasilitas dan tantangan pemrograman setiap pekan.
Kecintaan Husni terhadap dunia sains bahkan membuat dia beberapa kali mengikuti olimpiade matematika dan IPA tingkat nasional secara daring. Terakhir, ia juga mengikuti perlombaan dengan pengembangan proyek sains. Semua ide inovasi sains tersebut dituangkan Husni dengan rapi di satu buku atau catatan khusus.
Selain Husni, kecintaan terhadap dunia sains juga ditunjukkan Julius Iskandar dan Samantha Odelia Saputera. Mereka merupakan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 10 dari Narada International School, Jakarta, yang mengembangkan Tesla Air Purifier. Inovasi ini dapat membersihkan udara kotor menggunakan electrostatic precipitator (ESP) dengan kumparan tesla.
Tesla Air Purifier terbuat dari dua komponen untuk melakukan purifikasi udara. Unit tesla coil dipisah dengan unit purifikasi karena ruang di dalamnya digunakan sebagai tempat penampungan partikel udara yang telah disedot oleh kipas. Dalam unit purifikasi juga terdapat kawat nyamuk yang diberi muatan.
“Kami buat banyak penyaring agar udara yang keluar lebih bersih dan tidak ada partikel yang terlewat. Dimensi alat ini bisa lebih besar tergantung kebutuhan. Ini merupakan prototipe pertama, tetapi ke depan, alat ini bisa dikembangkan kembali,” kata Julius.
Pola pikir, perilaku, dan mental sebagai periset yang selalu ingin tahu dan belajar itu sangat penting. Ekosistem inilah yang akan membuat negara ini maju.
Alat pembersih udara ini dikembangkan Julius dan Samantha saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Sains Club. Dalam Sains Club, tiap siswa didorong mengembangkan inovasi yang bisa diimplementasikan di kehidupan sehari-hari. Banyaknya perlombaan dan pameran juga diyakini akan meningkatkan kemampuan mereka mengembangkan berbagai inovasi.
Menumbuhkan kecintaan
Menumbuhkan kecintaan terhadap dunian sains, riset, dan teknologi untuk para pelajar memang menjadi salah satu fokus Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini. Saat membuka kegiatan pekan Pemuda Riset dan Inovasi Nasional (PRIN) ke-20 beberapa waktu lalu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan BRIN ingin membuat talenta riset dan inovasi masa depan bisa terus melakukan riset tanpa jeda.
“Pola pikir, perilaku, dan mental sebagai periset yang selalu ingin tahu dan belajar itu sangat penting. Ekosistem inilah yang akan membuat negara ini maju,” ucapnya.
Upaya mengembangkan ekosistem riset ini salah satunya juga diwujudkan melalui pameran Inari Expo 2022. Pameran tahun ini diikuti sebanyak 239 pesertayang berasal dari perwakilan badan usaha, Asean-India Startup Festival, perwakilan negara G20, perusahaan swasta nasional, perguruan tinggi, sertapelajar setingkat SMA dan SMP.
Inari Expo 2022 juga diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk Youth Research and Innovation Fair dan lomba karya ilmiah remaja (KIR). Sebanyak 54 peserta mengikuti lomba KIR dan 50 peserta juga turut berkompetisi dalam National Young Inventor Award.
Melalui berbagai kegiatan ini, diharapkan kecintaan generasi muda khususnya pelajar sekolah terhadap dunia sains semakin tumbuh sehingga Indonesia dapat memiliki talenta riset dan inovasi yang unggul di masa depan.
“Kami yakin dan percaya, ke depan riset dan inovasi akan menjadi tulang punggung kemajuan negeri ini. Kolaborasi dengan pihak industri juga diyakini akan memberikan daya dorong yang luar biasa terhadap riset dan inovasi,” ungkap Komite Inari Expo Damar Rusli.