UNESCO Kaji Kesiapan Pegunungan Meratus Menjadi Geopark Global
Jaringan Geopark Global dari UNESCO menganalisis kesiapan Geopark Nasional Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan menuju ”geopark” global atau UNESCO Global Geopark.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Tim delegasi Jaringan Geopark Global atau Global Geopark Network datang ke Kalimantan Selatan untuk mengkaji kesiapan Geopark Nasional Pegunungan Meratus menuju geopark global atau UNESCO Global Geopark. Peluang geopark atau taman bumi Meratus terdaftar sebagai warisan situs geologi dunia pada 2023 pun terbuka.
Kedatangan tim delegasi jaringan geopark global ke Kalsel dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) Global Geopark Network, Guy Martini.
Martini didampingi Ketua Jaringan Geopark Indonesia Budi Martono dan Hanang Samodra selaku Peneliti Utama Geologi Pusat Riset Sumber Daya Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional sekaligus perwakilan UNESCO untuk Geopark Indonesia. Turut pula Jatmika Setiawan dan Joko Soesilo selaku peneliti geologi dari UPN Veteran Yogyakarta sekaligus Konsultan Geopark Nasional Meratus.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar mengatakan, pemerintah provinsi telah menerima kedatangan delegasi jaringan geopark global di Banjarbaru, Selasa (25/10/2022). Rombongan tim UNESCO diterima sekretaris daerah bersama Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalsel Nurul Fajar Desira dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel Hanifah Dwi Nirwana.
”Dengan adanya supervisi ini, Geopark Nasional Meratus diharapkan bisa masuk dalam UNESCO Global Geopark. Bila terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki, kami berharap diinformasikan agar kami bisa segera melengkapi kekurangan yang ada,” ujar Roy lewat keterangan tertulis yang diterima di Banjarmasin, Rabu (26/10/2022).
Geopark Pegunungan Meratus merupakan salah satu ikon pariwisata dan kebanggaan masyarakat Kalsel. Pemprov Kalsel melakukan survei terhadap Geopark Pegunungan Meratus sejak 2018. Kemudian, pada Februari 2019 dilakukan deklarasi Geopark Nasional Pegunungan Meratus di Kiram Park, Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar.
Pegunungan Meratus memiliki hamparan ofiolit tertua di dunia. Pegunungan ini diperkirakan terbentuk 150-200 juta tahun yang lalu dari benturan antara lempeng Australia dan lempeng Asia akibat proses tektonik. ”Geopark Pegunungan Meratus terdiri atas 36 geosite (situs geologi) yang tersebar di 11 kabupaten/kota,” kata Roy.
Menurut dia, tim delegasi jaringan geopark global berkunjung ke sejumlah situs geologi, yakni Kawasan Konservasi Bekantan (Bekantan Research Station) Pulau Curiak di Kabupaten Barito Kuala, Geosite Serpentinit Kiram di Kabupaten Banjar, Geosite Hutan Serpentinit Sultan Adam Mandiangin, dan Pusat Informasi Geologi dan Geopark Sultan Adam Mandiangin di Banjar.
Tim delegasi dijadwalkan juga ke Kawasan Konservasi Anggrek dan Rusa Sambar Sultan Adam Mandiangin di Banjar, Pendulangan Tradisional Intan Cempaka di Kota Banjarbaru, Kampung Purun dan Kampung Sasirangan (Banjarbaru), Desa Wisata Belangian (Banjar), dan Hutan Hujan Tropis Kahung (Banjar).
Selanjutnya, tim juga berkunjung ke Kawasan Tambang Batubara Oranje Nassau, Pengaron (Banjar), Balai Adat Malaris, Loksado (Hulu Sungai Selatan), dan Pasar Terapung Lok Baintan (Banjar). ”Tidak semua geosite bisa didatangi oleh tim UNESCO. Untuk geosite lainnya, akan ditampilkan secara visual,” kata Roy.
Kaidah dan persyaratan dokumen pengusulan UNESCO Global Geopark akan dicermati lagi untuk disempurnakan.
Martini mengatakan, ia dan tim sangat mendukung pengembangan geopark di Indonesia, termasuk Geopark Pegunungan Meratus di Kalsel. Timnya akan bekerja sama dalam menganalisis kondisi Geopark Pegunungan Meratus dan memberikan masukan-masukan untuk perbaikannya.
”Selama tujuh hari, kami akan berkunjung ke sejumlah geosite untuk menganalisis situasi dan memberikan opini,” ujarnya.
Nurul Fajar Desira menambahkan, tim akan melakukan bedah berkas (dossier) seusai kunjungan ke sejumlah situs untuk menyampaikan rekomendasi hasil tinjau lapang. Kaidah dan persyaratan dokumen pengusulan UNESCO Global Geopark akan dicermati lagi untuk disempurnakan. Untuk itu, akan ada kegiatan evaluasi dokumen dossier pengusulan UNESCO Global Geopark.
Selanjutnya, evaluasi persyaratan dan kelengkapan wajib situs geologi, rekomendasi perbaikan dokumen dossier pengusulan, serta rekomendasi, arahan, dan masukan terkait pengembangan situs geologi unggulan untuk mendukung Geopark Nasional Meratus ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark.