Unjuk Karya Talenta-talenta Mode dari Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi dapat mendukung pengembangan ekonomi bangsa. Karena itu, keselarasan dan kolaborasi pendidikan vokasi dengan dunia usaha industri terus diperkuat, salah satunya di ajang Jakarta Muslim Fashion Week.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
Pendidikan vokasi, baik di jenjang sekolah menengah kejuruan, perguruan tinggi, maupun lembaga kursus dan pelatihan, menyimpan potensi untuk berkiprah memajukan dunia usaha dan industri dalam negeri. Kolaborasi dan keselarasan pendidikan vokasi dengan industri memunculkan banyak talenta muda yang siap berkiprah menjadi profesional dan wirausaha.
Parade busana muslim, ”Festival Mahakarya Vokasi Adibusana”, di ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2022 di Indonesia Convention Exhibition BSD Tangerang, Banten, Sabtu (22/10/2022), menjadi pengakuan potensi para talenta bidang mode (fashion) di pendidikan vokasi. Sebanyak 60 rancangan para siswa dan mahasiswa dari 10 institusi pendidikan vokasi ditampilkan para model di catwalk JMFW selama hampir satu jam di hadapan publik, termasuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.
Peragaan busana muslim ini dimulai dengan penampilan para model yang mengenakan enam rancangan busana siswa SMKN 7 Malang yang diberi nama 7ABLE.Style. Disusul oleh rancangan Playful Comfort dari SMKN 1 Buduran Sidoarjo, SMKN 3 Blitar, Institut Seni Indonesia Denpasar, Politeknik Negeri Media Kreatif. Kemudian ISWI Fashion Academy, Sandis oleh SMK Syubbanul Wathon Magelang, Universitas Kristen Maranatha, ThreeCan SMKN 3 Malang, dan SMK NU Banat Kudus.
Sebagai puncak pergelaran, turut tampil Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati dan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti berjalan di atas catwalk dengan memakai busana muslim menemani semua perancang dan karyanya tampil bersama. Usai berfoto bersama Mendikbudristek, para perancang dari berbagai sekolah ini menerima karangan bunga dan ucapan selamat dari para pendidik dan teman-teman yang hadir memberikan dukungan.
”Saya senang dan tak menyangka kalau karya saya bisa ditampilkan di ajang sebesar JMFW. Tadinya ini untuk tugas akhir kuliah semester enam, tetapi diajukan dosen untuk ikut kurasi dan terpilih bersama dua teman lain dari kampusku,” kata Elena Julianti, mahasiswa program studi desain mode di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.
Elena mengatakan, rancangan busana muslim yang dibuatnya mengusung konsep convertible atau dapat dipadupadankan menjadi beberapa gaya yang mendukung keberlanjutan. Karyanya ini bisa diubah ke sembilan tampilan. Dia sudah pernah menjalani magang dengan desainer sehingga mulai memahami rancangan busana yang sesuai tren.
Sebanyak 60 rancangan dari pendidikan vokasi yang terpilih di ajang JMFW 2022 telah melalui kurasi yang ketat.
Rona bahagia juga memancar di wajah Nadiah Atha Syakira Ibrahim, siswa kelas XI tata busana program keahlian desain mode di SMKN 3 Malang. Bersama temannya, Nadiah menampilkan enam rancangan dengan tema ”Verond” yang berarti terasering. Rancangan ini terinspirasi budaya pertanian di Indonesia. Potongan-potongan kain yang diaplikasikan pada rancangan menghasilkan kontur terasering.
”Rancangan yang ditampilkan di JMWF 2022 ini sama dengan Front Row yang di Paris. Tidak keseluruhan membuat dari awal dan ada yang dipadupadankan kembali dan ditambah sentuhan dan aksesori baru,” kata Nadiah yang ingin kuliah dan menyiapkan merek fashion sendiri.
Nadiah yang senang menggambar ini usai SMP memilih SMK tata busana karena bisa mendukungnya mendesain busana. Berbagai ajang fashion diikuti Nadiah dengan dukungan sekolah. Bahkan, dia terpilih untuk unjuk karya di ajang Front Row di Paris, Perancis, pada September lalu.
Guru SMKN 3 Malang Anna Isro Iiani mengatakan, kesempatan siswa vokasi untuk unjuk karya di ajang ternama dapat sekaligus menunjukkan potensi SMK. ”Untuk tata busana, siswa tidak hanya akan menjadi tukang jahit. Mereka bisa mengembangkan bakat di bidang fashion. Dengan keharusan untuk bermitra dengan dunia usaha dan industri, kami jadi paham untuk meningkatkan keahlian siswa yang selaras dengan kebutuhan industri fashion,” kata Anna.
Pertama kali
Festival Mahakarya Vokasi Adibusana dari pendidikan vokasi, ini untuk pertama kalinya, hadir di ajang JMFW 022 dengan dukungan Kementerian Perdagangan serta Kamar Dagang dan Industri.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikburistek Kiki Yuliati menyambut baik kolaborasi dengan para mitra untuk membangun dan menyukseskan industri fashion di Indonesia.
”Kami meyakini tidak ada inovasi tanpa kolaborasi. Jadi, untuk menghasilkan mahakarya vokasi dibutuhkan kolaborasi dan inovasi. Kini, saatnya kita berkolaborasi melalui pendidikan vokasi yang kali ini mendukung industri halal dengan memasuki dunia fashion,” ujar Kiki.
Sebelumnya, Mahakarya Vokasi juga telah hadir dalam ajang ”Vokasiland” di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Ajang ini menampilkan berbagai inovasi teknologi dari SMK dan perguruan tinggi vokasi. Kali ini, hadir kembali dalam gelaran JMFW 2023 untuk mendukung Indonesia sebagai pusat fashion Muslim dunia. Pengunjung juga bisa menikmati rancangan busana dan penjelasannya secara digital melalui teknologi realitas virtual.
Kiki menambahkan, dalam mengemban misi pendidikan, ekonomi, dan sosial, perlu strategi dan komitmen untuk menguatkan kontribusi pendidikan vokasi bagi pemulihan ekonomi bangsa. Pihaknya terus berupaya menyediakan pendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
”Kami pun mendorong insan vokasi terus melakukan pengembangan agar industri kita bisa bersaing hingga global,” jelas Kiki.
Berdasarkan data Kemendikbudristek, terdapat 1.130 SMK dan 12 perguruan tinggi vokasi yang membuka kompetensi kejuruan atau program studi tata busana. Beberapa di antaranya telah menjalin kerja sama dengan industri melalui kemitraan dan penyelarasan skema ketautsesuaian (link and match) untuk mendorong inovasi yang jauh lebih kreatif dan berdampak.
Sementara itu, Nadiem mengatakan, pihaknya akan terus memprioritaskan peningkatan mutu pembelajaran dan sumber daya manusia satuan pendidikan vokasi, khususnya melalui program SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi.
”Hadirnya karya-karya satuan pendidikan vokasi di JMFW menunjukkan kepada kita semua bahwa SDM vokasi Indonesia memiliki profesionalitas dan kapasitas untuk bersaing di industri dunia, khususnya industri fashion muslim,” kata Nadiem.
Nadiem juga mendorong penguatan kerja sama dengan para mitra. Tak hanya kerja sama yang sudah terjalin baik, tetapi juga membuka peluang terciptanya ruang-ruang kolaborasi yang baru guna mendorong lahirnya mahakarya di bidang fashion yang menarik perhatian dunia.
Salah seorang kurator JMFW 2022, Yosepin Sri Ningsih, mengatakan, 60 rancangan dari pendidikan vokasi yang terpilih di ajang JMFW 2022 telah melalui kurasi yang ketat, seperti implementasi, kesesuaian tema, konsep, dan styling. Para talenta dari pendidikan vokasi menjanjikan untuk mendukung industri fashion, termasuk fashion muslim.
”Koleksi-koleksi rancangan peserta didik vokasi yang ditampilkan sudah sesuai dengan standar JMFW yang merujuk pada standar internasional. Meskipun, ada yang harus mengganti koleksi sampai tiga kali karena merasa tidak percaya diri,” ujar Yosepin.