Pendidikan vokasi dibutuhkan untuk menyiapkan tenaga kerja dan wirausaha yang mendukung pembangunan di daerah. Sejak di bangku sekolah, peserta didik vokasi mendapat kesempatan untuk mengenal perkembangan dunia kerja.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pendidikan vokasi membuka peluang bagi peserta didik untuk unjuk karya guna mengasah profesionalisme sekaligus memberi inpirasi pengembangan wirausaha. Karena itu, paparan bagi peserta didik agar terlibat langsung dengan perkembangan dunia usaha dan industri semakin diperluas.
Sebanyak 60 koleksi busana karya siswa sekolah menengah kejuruan dan mahasiswa politeknik dari sejumlah daerah di Indonesia terpilih di ajang Jakarta Muslim Fashion Week 2023 di ICE BSD Tangerang, Banten, Sabtu (22/10/2022). Karya mereka ditampilkan dalam satu parade khusus bertajuk ”Mahakarya Vokasi Adi Busana”.
Rancangan busana karya peserta didik vokasi tersebut dibuat mahasiswa dari empat perguruan tinggi vokasi (PTV), yakni Politeknik Negeri Media Kreatif, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Kristen Maranatha, serta Akademi Seni Rupa dan Desain ISWI Jakarta.
Adapun SMK yang terlibat yakni SMK NU Banat Kudus, SMK Syubbanul Wathon Magelang, SMK Negeri 3 Malang, SMK Negeri 7 Malang, SMK Negeri 1 Buduran, dan SMK Negeri 3 Blitar. Tiap sekolah menampilkan enam rancangan busana di puncak Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023.
Salah satu kurator JMFW 2023, Yosepin Sri Ningsih, mengatakan, proses kurasi mencakup mood board serta desain hingga penataan gaya (styling). Kesempatan peserta didik vokasi untuk tampil di JMFW 2023 merupakan jalan terang sekaligus tantangan bagi pendidikan vokasi untuk ambil bagian dalam industri fashion.
”Dengan adanya dukungan dari pemerintah, saya yakin Indonesia bisa menjadi leader dalam industri ini. Ditambah adanya kolaborasi dari hulu hingga ke hilir,” kata Yosepin.
Yosepin menambahkan, perkembangan fashion juga terjadi pada ranah pendidikan dengan banyaknya kolaborasi antara akademisi dalam negeri dan luar negeri. ”Diharapkan melalui kegiatan JMFW 2023, insan vokasi memiliki pengalaman untuk menciptakan mitra-mitra baru dari luar negeri,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengatakan, keikutsertaan peserta didik vokasi di JMFW 2023 merupakan momentum bagi SMK dan PTV untuk membuktikan bahwa busana rancangan sivitas vokasi setara dengan rancangan para desainer ternama Tanah Air.
”Kami menyambut baik kesempatan ini dan langsung bergerak untuk mencari talenta-talenta, baik di SMK maupun PTV. Khususnya bagi mereka yang memiliki kompetensi keahlian dan program studi di bidang tata busana,” kata Kiki.
Menurut Kiki, JMFW 2023 telah selaras dengan harapan Kemendikbudristek dalam memublikasikan karya-karya vokasi kepada masyarakat. Di samping itu, JMFW juga menjadi upaya responsif pendidikan vokasi untuk memperkuat industri fashion yang saat ini berkembang pesat.
Selain peragaan busana, pada rangkaian JMFW 2023 ini Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga akan mengisi stan dengan tema yang sama, yaitu ”Mahakarya Vokasi Adibusana”. Pada stan ini, pengunjung dapat melihat rancangan hasil karya civitas vokasi melalui virtual reality. Dalam ”Mahakarya Vokasi Adibusana”, akan ada sepuluh pulau yang isinya berbagai karya inovasi sivitas vokasi yang dikemas dalam sebuah konsep fantasy treasure island.
Tumbuhkan jiwa wirausaha
Dalam program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang salah satunya didukung Kemendikbudristek, pendidikan vokasi juga dilibatkan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha. Ada peluang untuk menjadi bagian usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bagi lulusan pendidikan vokasi sehingga menumbuhkan kemandirian berusaha serta membuka lapangan pekerjaan di daerahnya.
Rina, siswi SMKN Rea Timur yang juga menjadi salah satu pengisi stan, menyajikan berbagai produk olahan dari sekolahnya, yakni bandeng presto, selai nanas, roti, dan minyak kelapa. Ada kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi langsung dengan pasar dan pembeli dan menggunakan metode pembayaran nontunai lewat aplikasi uang digital.
”Saya jadi belajar banyak dari keikutsertaan di Gernas BBI. Saya jadi ingin membuka usaha sendiri karena di sekolah sudah belajar membuat bandeng presto dan memahami bagaimana menghitung biaya-biayanya. Jadi, saya akan coba membuat bandeng presto saat mulai wirausaha nanti juga mengolah tempe,” kata Rina dari SMK pertanian.
Kemampuan SMK untuk mendukung UMKM di daerah terlihat dari terpilihnya satu dari lima UMKM terbaik di Gernas BBI 2022 dari SMK. Kelima UMKM terbaik ini adalah Mandar Sutera, Lulur Hitam Mandar, CV Maraqdia Putra Agung, Sumaro/Canteen APHP SMKI, dan ALIBE. Setiap UMKM mendapatkan pelatihan intensif di bidang digital serta peningkatan kualitas dan daya saing.
Mahmud dari Sumaro/Canteen APHP SMKI sebagai representasi SMK, mengatakan, kegiatan ini banyak memberi ilmu dan pengalaman, terutama dalam hal digitalisasi usaha. Untuk meningkatkan hasil produknya, Mahmud melakukan inovasi pada pengemasan dan pemasaran melalui digital marketing.
”Setelah ini, kami berusaha untuk melakukan inovasi terhadap produk, terutama pada varian produk dan varian rasa dengan mengutamakan bahan baku nonberas dan gandum. Yang kedua, pemasaran akan dilakukan lebih dari satu marketplace agar jangkauan pasarnya lebih luas,” jelasnya.
Menndikbudristek Nadiem Anwar Makarim optimistis Gernas BBI akan menguatkan dan menjadi bekal untuk memajukan kebudayaan lokal sekaligus menjadi transformasi sistem pendidikan Indonesia. Produk dalam negeri/lokal yang terus dikembangkan menjadi tulang punggung pembangunan berkelanjutan.