Diare merupakan salah satu penyebab kematian bayi paling tinggi di Indonesia. Mencuci tangan dengan sabun akan dapat mengurangi potensi kematian bayi serta tengkes atau ”stunting”.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perilaku hidup sehat seperti mencuci tangan dengan sabun mampu mengurangi tengkes atau stunting dan angka kematian bayi. Dalam hal ini, Penggerak Pemberdayaan Keluarga atau PKK memiliki peran signifikan dalam mengampanyekan perilaku hidup sehat ini di masyarakat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, penurunan angka kematian bayi dan tengkes merupakan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Saat ini, angka kematian bayi di Indonesia sebesar 18,6 per 1.000 kelahiran bayi. Ini berarti, dengan 4,7-4,8 juta kelahiran per tahun, masih ada 76.800 bayi meninggal setiap tahun.
”Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Mayoritas kematian bayi karena diare dan masalah pernapasan. Diare disebabkan infeksi akibat tidak menjaga kebersihan lingkungan, seperti mencuci tangan dan toilet yang kotor. Maka dari itu, cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) menjadi penting,” kata Budi dalam perayaan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia 2022 yang diselenggarakan secara daring dan luring di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Kepala Tim Penggerak PKK Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Hasna Syam menjelaskan, penyebab tengkes ada dua, yaitu asupan makanan tidak bergizi dan tingginya penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang dimaksud adalah cacingan. Cacing menyerap nutrisi anak sehingga memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik. Maka dari itu, kebersihan sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih perlu dijaga, salah satunya melalui cuci tangan pakai sabun.
Hasna menceritakan, kampanye CTPS di Kabupaten Barru dilakukan dengan membuat video oleh PKK yang disebarkan di media sosial. Video ini menyasar anak-anak dan masyarakat umum. ”Selain pengadaan sarana pencuci tangan di fasilitas umum, kami juga ada fasilitas CTPS keliling yang dilengkapi dengan air bersih dan sabun. Fasilitas ini mendatangi keramaian warga, seperti hajatan, kawinan, dan pesta rakyat untuk sekalian mengedukasi masyarakat cara mencuci tangan yang baik dengan sabun,” katanya.
Kampanye CTPS juga digalakkan di Kota Magelang, Jawa Tengah. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Magelang Niken Ichtiaty menuturkan, kampanye dilakukan relawan Forum Temu Rembuk Babagan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum yang mendatangi rumah-rumah melakukan promosi dan edukasi terkait CTPS, STBM, dan pola hidup bersih.
Perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia juga dilakukan secara serempak di 167 desa/kelurahan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, pada 15 Oktober 2022. Ketua Penggerak PKK Kabupaten Gowa Priska Paramita menyampaikan, seluruh tim penggerak PKK diturunkan ke sekolah untuk senam bersama dan kampanye CTPS, menggalakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), serta mengajak anak-anak untuk makan buah dan sayur.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di Kabupaten Gowa membagikan jamban kepada keluarga yang belum memiliki. Di tingkat desa, upaya ini dibantu TNI Angkatan Darat yang membuatkan jamban, membuka jalan, dan membangun berbagai fasilitas sanitasi. Sejak tahun 2019 hingga 2021 Kabupaten Gowa sudah bebas dari buang air besar sembarangan atau open defecation free (ODF).
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Mayoritas kematian bayi karena diare dan masalah pernapasan.
Penanggulangan tengkes
Priska menambahkan, kampanye dan langkah konkret ini dilakukan untuk menekan prevalensi tengkes di Kabupaten Gowa yang pada 2019-2021 turun dari 36 menjadi 33 persen. Angka ini masih tinggi jika dibandingkan rata-rata nasional yang sebesar 24,4 persen berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kemenkes 2021.
”Beberapa hal yang kami lakukan adalah meningkatkan sarana prasarana, sumber daya manusia, dan memperbaiki administrasi di posyandu. Kami mengganti dacin menjadi timbangan digital di 760 posyandu. Posyandu juga dilengkapi alat pengukur gula darah, kolesterol, tensimeter, dan lain-lain,” kata Priska.
DI Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat melakukan revitalisasi posyandu untuk memperbaiki data tengkes. ”Pemerintah menganggarkan Rp 4 miliar untuk merevitalisasi lebih dari 2.330 posyandu, salah satunya, dengan memberi alat antropometri. Diharapkan posyandu mampu menjadi ujung tombak pengukuran dan data anak stunting di desa,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bandung Barat Sonya Fatmala.
Tim Penggerak PKK Kabupaten Bandung Barat juga melakukan budidaya ikan dalam ember dengan modifikasi sayuran hidroponik. Ikan yang dibudidayakan adalah lele dan nila. Ember tempat budidaya ikan diletakkan di posyandu, rumah yang memiliki anak balita tengkes, rumah ibu hamil, dan di pendidikan anak usia dini (PAUD).