Diet Sehat dan Menghindari Berita Menjaga Mental Selama Covid-19
Riset menunjukkan, diet sehat dan menghindari berita menjadi mekanisme koping yang terbaik untuk mencegah kecemasan dan depresi selama pandemi Covid-19.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Diet sehat dan menghindari berita membantu mencegah kecemasan dan depresi selama pandemi Covid-19. Bahkan, hal ini dinilai lebih baik daripada berinteraksi dengan teman, mengikuti rutinitas, atau mengejar hobi.
Temuan awal tentang diet sehat tersebut diterbitkan awal tahun ini dan temuan akhir dipresentasikan pada konferensi European College of Neuropsychopharmacology (ECNP) di Vienna, Austria, Jumat (14/10/2022). Joaquim Radua, peneliti dari Institut d’Investigacions Biomèdiques August Pi i Sunyer (IDIBAPS) Barcelona, memimpin tim yang membandingkan bagaimana berbagai aktivitas kesehatan dapat mengurangi kecemasan dan depresi selama pandemi Covid-19.
”Kami melihat, tentu saja, bahwa pandemi Covid-19 meningkatkan kecemasan dan gejala depresi pada populasi. Badan kesehatan merekomendasikan beberapa perilaku untuk mengatasinya, tetapi tidak ada penelitian yang mengikuti efek dari perilaku ini pada kecemasan dan gejala depresi dari waktu ke waktu; tidak ada bukti nyata tentang seberapa banyak mereka bekerja. Jadi, kami memutuskan untuk menguji apa yang paling berhasil,” sebut Radua, dalam rilis ECNP.
Mekanisme koping
Dalam kajian ini, tim peneliti memantau 942 orang dewasa Spanyol selama satu tahun. Setiap dua minggu, para sukarelawan menilai frekuensi 10 mekanisme koping yang dipilih dan mencatat tingkat kecemasan dan depresi mereka. Mekanisme kopingbisa difahami sebagai strategi yang bisa dilakukan seseorang dalam menghadapi situasi yang menyebabkan stres atau trauma psikologis.
Pada akhir periode, para peneliti menganalisis perilaku mana pada waktu tertentu yang dikaitkan dengan lebih sedikit gejala kecemasan atau depresi dalam empat minggu berikutnya.
Mereka menemukan bahwa beberapa perilaku yang dipantau dikaitkan dengan koping yang lebih baik selama pandemi Covid-19. Ini termasuk mengikuti pola makan sehat dan seimbang, tidak terlalu sering membaca berita terbaru tentang Covid-19, latihan fisik, tinggal di luar rumah, dan minum air putih.
Kami menyarankan agar semua orang mengikuti diet sehat dan seimbang, menghindari terlalu sering menonton berita yang membuat stres, menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan, melakukan aktivitas santai, dan melakukan latihan fisik. (Joaquim Radua)
Di sisi lain, beberapa perilaku yang umumnya dianggap bermanfaat, seperti berbicara dengan kerabat atau teman, atau mengikuti hobi, memiliki pengaruh yang lebih kecil pada hasil kesehatan mental yang diselidiki dalam penelitian ini.
”Ini sedikit mengejutkan. Seperti banyak orang, kami berasumsi bahwa kontak pribadi akan memainkan peran yang lebih besar dalam menghindari kecemasan dan depresi selama masa-masa penuh tekanan. Hubungan antara perilaku dan gejala sulit dihilangkan karena kami melihat apa yang terjadi dari waktu ke waktu daripada hanya pada satu momen analisis,” katanya.
Dalam studi percontohan sebelumnya, para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengikuti hobi menunjukkan lebih sedikit kecemasan dan depresi. Namun, peneliti tidak bisa memastikan apakah orang pertama kali melakukan hobi dan kemudian merasa bahagia. Atau sebaliknya, orang awalnya merasa santai atau bahagia, dan kemudian perasaan ini membuat mereka mengikuti hobi.
”Kami bertanya-tanya apakah, alih-alih hobi yang mencegah depresi, kami melihat bahwa mereka yang mengalami depresi melepaskan hobi mereka. Kami juga perlu memperbaiki efek gejala masa lalu pada gejala masa depan,” katanya.
Radua menambahkan, didasarkan pada bukti yang dikumpulkan selama tindak lanjut yang panjang, kami pikir penting bagi orang untuk terus mengikuti apa yang berhasil bagi mereka dan jika Anda senang bertemu teman atau mengikuti hobi, Anda terus melakukannya.
”Namun, berdasarkan hasil ini, kami menyarankan agar semua orang mengikuti diet sehat dan seimbang, menghindari terlalu sering menonton berita yang membuat stres, menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan, melakukan aktivitas santai, dan melakukan latihan fisik,” katanya.
Menurut Radua, penelitian mereka berpusat pada Covid-19, tetapi hal ini juga bisa digunakan untuk melihat apakah faktor-faktor ini berlaku untuk keadaan stres lainnya. ”Perilaku sederhana ini dapat mencegah kecemasan dan depresi, serta mencegah lebih baik daripada mengobati,” katanya.
Catherine Harmer, Direktur Psychopharmacology and Emotional Research Lab (PERL) di Departemen Psikiatri Universitas di Oxford, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan, penelitian menarik karena berfokus pada jenis perilaku koping yang dikaitkan dengan penurunan depresi dan kecemasan selama satu tahun pandemi Covid-19.
”Kekuatan penelitian ini adalah mengumpulkan tanggapan berulang kali pada individu yang sama, setiap dua minggu selama satu tahun,” katanya.
Studi ini juga dinilai memberikan beberapa wawasan penting tentang perilaku mana yang dapat melindungi kesehatan mental kita selama masa stres yang signifikan. Untuk studi di masa depan direkomendasikan menguji apakah asosiasi ini kausal, yaitu apakah perilaku ini yang menyebabkan peningkatan suasana hati atau mungkinkah sebaliknya.
”Apakah karena kita merasa lebih baik, kita mulai terlibat lebih positif dengan lingkungan kita?” kata Harmer.