Antisipasi Kenaikan Permukaan Laut Melebihi 2 Meter pada 2100
Negara-negara kepulauan diminta mengantisipasi kenaikan permukaan laut yang bisa melebihi 2 meter pada tahun 2100.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kombinasi penurunan tanah dan pemanasan lautan akibat perubahan iklim diprediksi bakal memicu kenaikan permukaan laut melebihi 2 meter pada tahun 2100. Berdasarkan prediksi ini, Bank Pembangunan Asia (ADB) telah merekomendasikan untuk menaikkan batas garis air imajiner untuk proyek-proyek di kawasan Asia Pasifik menjadi 2 meter, alih-alih 1 meter seperti yang ada, untuk meningkatkan ketahanan struktur terhadap kenaikan permukaan laut.
Laporan dari ADB yang dikeluarkan pada Rabu (12/10/2022) tersebut mengacu pada catatan hidrografi dan bukti geologis yang berasal dari beberapa ratus tahun lalu. ”Berdasarkan data pengamatan yang dikumpulkan sejak tahun 2000, sebagian besar pulau di kawasan Kepulauan Pasifik sedang surut. Oleh karena itu, efek kenaikan permukaan laut akan diperbesar di tempat yang daratannya turun,” demikian paparan studi tersebut.
Anthony Kiem, penulis studi dan profesor hidroklimatologi di University of Newcastle, Australia, mengatakan bahwa kenaikan permukaan laut di kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan memperburuk dampak perubahan iklim dan menghadirkan tantangan bagi infrastruktur baru dan yang sudah ada. Menurut Kiem, permukaan laut diperkirakan akan terus meningkat selama beberapa abad, yang merupakan tantangan berkelanjutan bagi negara-negara di Kepulauan Pasifik.
Nasib Lapisan Es Antartika Timur masih berada di tangan kita.
Sementara beberapa catatan paleoklimat menunjukkan bahwa kenaikan permukaan laut 5 meter dalam satu abad telah terjadi sebelumnya. Pandangan konsensus saat ini menyebutkan, kenaikan ekstrem seperti itu akan terjadi dalam waktu yang lama, bisa mencapai berabad-abad hingga ribuan tahun. Namun, kombinasi penurunan muka tanah bisa menjadikan hal ini terjadi sebelum 2100.
Menurut Laporan Penilaian Keenam dari Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), ”proyeksi kenaikan permukaan laut rata-rata global sebesar 1,7 meter hingga 6,8 meter pada tahun 2300 menjadi mungkin”. Mengingat bukti tentang perubahan permukaan laut yang diproyeksikan pada tahun 2100 di Asia-Pasifik, ADB telah menyarankan pemerintah untuk melakukan penyesuaian terhadap rencana pembangungan infrastruktur.
Untuk proyek jangka pendek hingga menengah (umur rencana 20-30 tahun), skenario kenaikan sebesar 0,5 meter pada tahun 2050. Sementara untuk jangka panjang, skenario kenaikan 2 meter pada tahun 2100. Untuk proyek dengan perkiraan seumur hidup, skenario lebih tinggi dari 2 meter.
”Laporan Penilaian Keenam dari IPCC dan pekerjaan lain yang telah muncul sejak AR5 [penilaian sebelumnya] menunjukkan bahwa tidak hanya kenaikan permukaan laut lebih dari 1 meter (relatif terhadap baseline 1995-2014) yang mungkin terjadi di beberapa titik di abad ke-21, tetapi juga masuk akal bahwa kenaikan permukaan laut bisa melebihi 2 meter pada tahun 2100,” demikian tertulis pada studi tersebut.
Pencairan es
Penelitian terpisah yang diterbitkan di jurnal Nature pada Agustus 2022 lalu menyebutkan, saat ini lapisan es terbesar di dunia, yaitu Lapisan Es Antartika Timur (EAIS), telah mencair. Laporan yang ditulis para peneliti di Universitas Durham, Inggris, ini menyimpulkan bahwa jika emisi rumah kaca global tetap tinggi, EAIS yang mencair dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut hampir setengah meter pada tahun 2100.
”Jika emisi tetap tinggi di luar itu, EAIS dapat berkontribusi 1-3 meter ke permukaan laut global pada tahun 2300, dan 2-5 meter pada tahun 2500,” demikian tertulis pada paper ini.
Namun, jika emisi dikurangi secara dramatis, EAIS dapat berkontribusi sekitar 2 sentimeter kenaikan permukaan laut pada tahun 2100. ”Kesimpulan kunci dari analisis kami adalah bahwa nasib Lapisan Es Antartika Timur masih berada di tangan kita,” kata penulis utama paper ini, Chris Stokes, dari Departemen Geografi Universitas Durham.
Menurut Stokes, lapisan es EAIS ialah yang terbesar di planet ini, mengandung setara dengan 52 meter permukaan laut sehingga sangat penting bagi kita untuk tidak membangunkan raksasa yang sedang tidur ini. ”Membatasi kenaikan suhu global hingga di bawah batas 2 derajat celsius yang ditetapkan oleh Perjanjian Iklim Paris berarti kita menghindari skenario terburuk, atau bahkan mungkin menghentikan pencairan Lapisan Es Antartika Timur, dan karena itu membatasi dampaknya terhadap kenaikan level laut global,” ujarnya menambahkan.