Masyarakat Sipil Gelar Pertemuan Puncak C20 di Bali
Menjelang KTT G20 pada November 2022, organisasi masyarakat sipil dunia yang tergabung dalam C20 meminta berbagai rekomendasi masyarakat akar rumput dibawa dalam pertemuan puncak G20.
Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Sekitar 300 peserta yang mewakili organisasi masyarakat sipil hadir dalam forum C20 Summit yang akan berlangsung Rabu hingga Jumat (4-7/10/2022) di Hilton Resorts Nusa Dua, Bali. Pada pertemuan puncak C20 tersebut, para peserta membahas berbagai isu penting dalam masyarakat dan menyusun rekomendasi yang akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo untuk dibawa ke forum Konferensi Tingkat Tinggi G20.
”Pertemuan puncak Civil 20 ini penting. Salah satunya adalah kami telah menunjukkan bahwa Civil 20 (C20) menjalankan tugas dan perannya untuk terlibat dengan para pemimpin G20,” ujar Sugeng Bahagijo, Ketua C20, pada Pembukaan C20 Summit, di Nusa Dua, Bali, Rabu petang.
C20 Summit yang juga berlangsung secara daring mengangkat tema ”Voicing and Realizing a Just Recover for All (Menyuarakan dan Mewujudkan Pemulihan yang Adil untuk Semua)” merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk menyuarakan aspirasi dari organisasi masyarakat sipil dan komunitas akar rumput di seluruh dunia.
Pembukaan C20 Summit dihadiri, antara lain, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Duta Besar India untuk Indonesia Shri Manoj Kumar Bharti, serta perwakilan dari Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Dari C20 hadir juga Ah Maftuchan (Sherpa C20 Indonesia), Bini Buchori (National Steering Committee C20), Risnawati Utami (Sous Sherpa of C20), serta perwakilan masyarakat sipil dari sejumlah negara dan daerah di Indonesia.
Sugeng menegaskan, forum pertemuan puncak C20 sangat penting karena merupakan momentum untuk mendengarkan kesaksian dari masyarakat yang terlibat secara global dalam merawat demokrasi, baik di Indonesia maupun internasional. Karena itu, pihaknya menganggap serius bekerja mengumpulkan suara dan aspirasi dari kalangan masyarakat sipil.
Pertemuan puncak Civil 20 ini penting. Salah satunya adalah, kami telah menunjukkan bahwa Civil 20 (C20) menjalankan tugas dan perannya untuk terlibat dengan para pemimpin G20.
Dukungan atas pelaksanaan C20 Summit juga disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka, yang hadir mewakili Gubernur Bali. Melalui C20, rekomendasi masyarakat sipil diharapkan akan disampaikan Pemerintah Indonesia pada forum G20, antara lain, berupa tuntutan untuk memastikan pendanaan kemanusiaan yang fleksibel untuk pemulihan pandemi yang berkelanjutan, memperkuat arsitektur kesehatan global, serta menyediakan akses modal yang memadai bagi perempuan dan orang-orang penyandang disabilitas.
Selain membacakan pernyataan politik dari kalangan C20, pada Pembukaan C20 masing-masing perwakilan kelompok kerja atau working group C20 juga tampil membacakan rekomendasi untuk diteruskan dalam G20 mendatang.
Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dibacakan tujuh kelompok kerja adalah Akses Vaksin dan Kesehatan Global, Energi dan Iklim, Pembiayaan Pembangunan dan SDGs, Pendidikan dan Kewarganegaraan Global, Kesetaraan Jender, Anti Korupsi, serta Perpajakan Digital. Sugeng berharap rekomendasi yang disusun oleh ketujuh kelompok kerja C20 tersebut dapat dipertimbangkan dan ditindaklanjuti oleh para pemimpin dunia yang hadir dalam KTT G20 mendatang.
Pembukaan C20 Summit juga diawali dengan ajakan semua peseta dan undangan untuk mengheningkan cipta bagi para korban sepak bola di Kanjuruhan Malang, Jawa Timur. Seusai menyampaikan sambutan, Sugeng, Tjokorda Oka, Bini Buchori, dan Maftuchan secara simbolis mengundang perwakilan peserta untuk memakai udeng (bagi laki-laki) dan ikat pinggang prada (untuk wanita) diiringi dengan musik Bali.
Sejumlah menteri dijadwalkan memberikan materi pada pertemuan C20 Summit tersebut meliputi, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto; Menteri Keuangan Sri Mulyani; Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin; Menteri Luar Negeri Retno Marsudi; Menteri Energi, Sumber Daya Alam, dan Mineral Arifin Tasrif; serta perwakilan negara pemimpin G20 tahun depan, Menteri Keuangan Republik India Smt Nirmala Sitharaman.
Pada hari pertama hadir secara daring Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan tanggapan Pemerintah Indonesia. Sri Mulyani menyampaikan situasi dan kondisi Indonesia pascapademi Covid-19 serta berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia.
Yustinus Prastowo, Staf khusus Menteri Keuangan, yang hadir langsung di tempat acara, mengungkapkan rekomendasi C20 mendapat perhatian dari pemerintah. Ia menyatakan pandemi membawa pengaruh pada masyarakat global, terutama pada kelompok yang paling rentan. ”Oleh karena itu, kami ingin menggemakan kepedulian C20 terhadap orang-orang yang rentan dan terpinggirkan,” ujarnya.