Asesmen Nasional untuk jejang SD, SMP, dan SMA/SMK sederajat kembali digelar tahun ini. AN untuk mengevaluasi sekaligus menjadi refleksi perbaikan mutu pendidikan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Asesmen Nasional untuk sekolah jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK sederajat kembali digelar untuk memantau capaian hasil belajar dan kualitas pendidikan dari waktu ke waktu. Pelaksanaan Asesmen Nasional tahun 2022 diikuti sekitar 7 juta siswa dan 3,9 juta guru dari sekitar 285.000 satuan pendidikan.
Asesmen Nasional (AN) merupakan evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk memetakan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dengan menggunakan asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Anindito Aditomo, di Jakarta, Jumat (30/9/2022), mengatakan, AN dilakukan setiap tahun sehingga ada perbaikan instrumen, aplikasi, mekanisme, dan prosedur pelaksanaan. ”Yang diukur secara garis besar sama dengan tahun sebelumnya, yaitu literasi, numerasi, karakter, dan lingkungan belajar. Konsistensi ini diperlukan untuk memantau capaian hasil belajar dan kualitas pendidikan dari waktu ke waktu,” katanya.
Pelaksanaan AN Berbasis Komputer (ANBK) untuk jenjang SMA/SMK sudah selesai. AN untuk jenjang SMP sederajat saat ini masih berlangsung sementara AN untuk jenjang SD dilaksanakan pada 24 Oktober-3 November 2022.
Menanggapi kebijakan AN yang setiap tahun dilakukan, Kepala Pusat Asesmen Pendidikan di BSKAP Asrijanty mengatakan, tidak tertutup kemungkinan satuan pendidikan atau daerah belum mampu memperbaiki kinerjanya sehingga hasil AN tahun ini tidak meningkat. Bisa karena perubahan yang dilakukan belum cukup signifikan memberikan dampak atau perubahan dalam pembelajaran atau satuan pendidikan malah belum melakukan perubahan. Namun, sebagai program baru, saat ini AN dilakukan setiap tahun untuk menguatkan posisi AN dan menyiapkan sistem AN agar lebih baik.
”Nantinya, setelah sistem mapan, AN tidak perlu tiap tahun,” ujar Asrijanty.
Secara prosedur, AN tahun 2021 dan 2022 tidak berbeda. Parameter yang diukur tetap sama, yang berbeda adalah turunannya. Peserta AN dari siswa merupakan sampel yang ditetapkan dengan aplikasi Kemdikbudristek. Siswa yang dinilai adalah siswa kelas 5 SD, kelas 8 SMP, dan kelas 11 SMA/SMK sederajat. Adapun guru, kepala sekolah/satuan pendidikan dinilai seluruhnya.
”Kami berharap AN, khususnya Asesmen Kompetensi Minimum atau AKM, dapat mendorong pembelajaran yang mengukur penalaran siswa, bukan sekadar hafalan. Siswa menjadi terbiasa dengan teks/wacana berisi permasalahan kontekstual sehingga mereka bernalar untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,” ujar Asrijanty.
Secara umum, kata Asrijanty, pelaksanaan AN di seluruh Indonesia untuk jenjang SMP dan SMA/ SMK sederajat dilaporkan berjalan lancar. Satuan pendidikan diminta menyelesaikan survei lingkungan belajar sebagai bagian dari pelaksanaan AN agar mendapatkan hasil yang komprehensif yang dapat digunakan sebagai rujukan refleksi dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Kendala internet
Bagi satuan pendidikan dengan infrastruktur teknologi informasi atau jaringan internet yang masih terbatas, penyelenggaraan ANBK masih jadi tantangan. Tim teknis ANBK Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Jaky Palpialy, menjelaskan, akses internet menjadi kendala yang sering dihadapi. Namun, koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah membuat tantangan pelaksanaan ANBK bisa dihadapi dengan baik.
”Jika kami menemukan masalah teknis, kami sudah tahu jalur yang harus kami tempuh sehingga ANBK tiga gelombang sejauh ini berjalan baik,” ujar Jaky.
Sementara itu, Kepala SMP Alkhairat Tobelo, M Syahril Ali, menyampaikan, menghadapi kendala fasilitas, beberapa sekolah bergotong royong untuk saling meminjamkan laptop agar ANBK dapat dilakukan di sekolah masing-masing.
Nantinya, setelah sistem mapan, AN tidak perlu tiap tahun.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Ikbar AT Salam, mengatakan, AN berjalan dengan baik walaupun di sebagian satuan pendidikan terkendala jaringan internet dan pasokan listrik. ”Kami sudah membentuk tim khusus untuk AN. Sebagian besar satuan pendidikan menjalankan AN secara semi daring untuk meminimalkan kendala teknis. Kami juga bergotong royong dengan pihak terkait, misalnya para orangtua/wali dan PT PLN agar AN berjalan lancar,” kata Ikbar.
Petugas teknis aplikasi pelaksanaan Asesmen Nasional (Proktor) SMP Negeri 1 Marisa, Almuzhir Sigar, menyampaikan, sekolahnya memilih metode ANBK semi daring untuk menyesuaikan dengan kapasitas internet yang tidak begitu stabil. ”Pengalaman kami melaksanakan ANBK dengan metode semidaring tahun 2021 hanya mengalami sedikit masalah. Tantangan itu pun mampu kami atasi dengan baik dan cepat,” kata Almuzhir.