Perupa Media Baru Respons Hubungan Manusia dan Teknologi
Karya seni lima perupa finalis VH Award ke-4 akan dipamerkan di Museum Macan, Jakarta selama tiga bulan. Para perupa menggunakan teknologi untuk berkarya.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
Suasana pameran karya lima perupa finalis VH Award ke-4 di Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara (Macan), Jakarta pada Kamis (8/9/2022). Pameran ini dibuka untuk umum pada 10 September hingga 13 November 2022. VH Award adalah penghargaan seni yang diinisiasi Hyundai Motor Group sejak 2016 untuk perupa media baru Asia.
JAKARTA, KOMPAS — Karya seni lima perupa finalis VH Award ke-4 dipamerkan di Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara atau Macan, Jakarta pada 10 September hingga 13 November 2022. Seni yang ditampilkan melalui media baru ini membahas kehidupan manusia dengan perkembangan teknologi.
VH Award adalah penghargaan seni yang diinisiasi Hyundai Motor Group sejak 2016. Penghargaan ini semula ditujukan untuk perupa media baru di Korea Selatan. Pada 2021, VH Award diekspansi ke luar Korsel.
Pemenang dan finalis VH Award menerima dana 25.000 dollar AS untuk membuat karya audio visual dalam bentuk video. Mereka juga mendapat kesempatan residensi daring dengan salah satu institusi seni di New York, Amerika Serikat.
Lawrence Lek, seniman keturunan Malaysia-China yang berbasis di London, Inggris ditetapkan sebagai pemenang utama VH Award pada 2021. Dewan juri juga menetapkan empat finalis, yaitu Doreen Chan (Hong Kong), Paribartana Mohanty (India), Jungwon Seo (Korea Selatan), dan Syaura Qotrunadha (Indonesia).
“Karya-karya yang dipresentasikan pemenang dan para finalis sangat beragam, mulai dari (karya) sinematik dan performatif, hingga penggunaan perangkat lunak dan pemrograman yang sangat kompleks. Dengan beragam latar belakang di negara-negara Asia, mereka menonjol dengan pendekatan artistik mereka sendiri,” kata Direktur Museum Macan Aaron Seeto di Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Aaron menambahkan, perkembangan teknologi berdampak besar bagi kehidupan manusia. Teknologi bahkan jadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat. Seni berperan merekam perubahan ini. Lebih jauh, seni pun ikut berkembang melalui media baru.
Aaron menambahkan, perkembangan teknologi berdampak besar bagi kehidupan manusia. Teknologi bahkan jadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat. Seni berperan merekam perubahan ini. Lebih jauh, seni pun ikut berkembang melalui media baru.
Perkembangan seni ini perlu diwadahi dan didukung. Aaron menambahkan, dana produksi dan residensi dari VH Award termasuk bentuk dukungan yang diperlukan para perupa. Adapun residensi memberi kesempatan bagi perupa untuk mengasah kemampuan dan berjejaring.
Teknologi
Para perupa menggunakan teknologi untuk berkarya. Karya mereka menggambarkan hubungan antara manusia dan kemajuan teknologi. Ada pula yang membahas mengenai masalah sosial dan lingkungan.
Adapun Lawrence Lek membuat video berjudul Awan Hitam atau Black Cloud dengan pencitraan hasil komputer (computer-generated imagery/CGI) dan perangkat lunak video gim. Video berdurasi 10 menit 50 detik itu menggabungkan ruang nyata dan maya. Karyanya menggambarkan interaksi manusia dengan kecerdasan buatan (AI).
Perupa Jungwon Seo membuat video berjudul We Maketh God atau Kami Menciptakan Tuhan. Video tersebut memuat drama renaisans dalam mode hitam putih yang diperlambat. Karya ini membayangkan bentuk seni yang mungkin diciptakan dengan AI.
Sementara itu, karya Syaura Qotrunadha berjudul Ketidakstabilan Mesin Masa Depan atau Fluidity of Future Machines. Karya ini membahas tentang hubungan air dengan migrasi makhluk hidup.
Ini adalah karya terakhir dari trilogi yang Syaura garap sejak sebelum pandemi Covid-19. Benang merah dari ketiga karyanya adalah antropologi rasial yang ia pelajari selama beberapa tahun terakhir. Ia menyadari bahwa tidak ada ras murni di masyarakat. Walakin, sebagian orang menganggap dirinya superior dibanding orang lain.
“Aku rasa bahwa kita sebagai sesama orang Indonesia masih terlalu mengkotak-kotakkan masyarakat. Bukannya saya tidak setuju, tapi menurut saya kita perlu tahu kenapa hal itu ada, kenapa pola pikirnya masih begitu sampai sekarang?” ucap Syaura.
Menurutnya, seni dapat menjadi sarana edukasi yang efektif untuk menyampaikan suatu isu ke masyarakat. Presentasi seni dengan media baru pun dianggap relatif mudah dipahami. “Lewat karya ini, saya ingin agar orang lebih berusaha melihat sesuatu dari tengah. Lihat dulu (dari berbagai perspektif), baru membuat keputusan,” kata Syaura.