Perupa Jakarta Era 1970/1980-an Bereuni Merespons Pandemi
Sebanyak 40-an lukisan ditampilkan dalam pameran Perupa Remaja Jakarta Era 70/80-an di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, selama 8-16 Juni 2022. Lukisan-lukisan karya dari 34 perupa itu bertema pandemi Covid-19.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Pengunjung memperhatikan lukisan yang ditampilkan dalam Pameran Seni Rupa Remaja Jakarta Era 70/80-an di Lobi Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Pameran yang diikuti puluhan perupa tersebut berlangsung pada 8-16 Juni 2022.
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 40-an lukisan ditampilkan dalam pameran ”Perupa Remaja Jakarta Era 1970/1980-an” di Lobi Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, selama 8-16 Juni 2022. Lukisan-lukisan karya dari 34 perupa Ibu Kota itu bertema pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air lebih dari dua tahun terakhir.
Ketua pelaksana pameran, Eddy Kamal (62), mengatakan, peserta pameran merupakan perupa yang belajar melukis di sejumlah gelanggang remaja dan sanggar seni lainnya di Jakarta pada 1970-an dan 1980-an. Saat ini, mayoritas sudah berusia di atas 60 tahun atau kategori lanjut usia.
”Jadi, kami bereuni lewat karya dengan menggelar pameran lukisan. Sebagian masih aktif melukis, tetapi ada juga yang tidak,” ujarnya di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (15/6/2022) sore.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Perupa Eddy Kamal (kanan) berbincang dengan pengunjung dalam Pameran Seni Rupa Remaja Jakarta Era 70/80-an di Lobi Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Pameran yang diikuti puluhan perupa tersebut berlangsung pada 8-16 Juni 2022.
Selama pandemi Covid-19, banyak rencana pameran dan kegiatan berkesenian lainnya terkendala sehingga batal digelar. Pihaknya berharap, pameran yang berlangsung selama sembilan hari itu turut menggeliatkan kembali kegiatan seni di Jakarta.
Pameran tersebut mengambil tema besar pandemi Covid-19. Perupa diminta merespons beragam fenomena selama pandemi dan dituangkan dalam lukisan.
”Kita semua gelisah dengan kondisi pandemi. Kami ingin karya yang ditampilkan dapat merekam keadaan itu,” ucapnya.
Eddy, misalnya, membuat lukisan berjudul ”Ruang Instalasi dan Makam Covid-19”. Lukisan ini terinspirasi dari banyaknya orang yang harus dirawat di rumah sakit dan meninggal akibat Covid-19.
Pameran tersebut mengambil tema besar pandemi Covid-19. Perupa diminta merespons beragam fenomena selama pandemi dan dituangkan dalam lukisan
Obyek pada lukisannya tidak terlalu realis. Namun, di antara dominasi goresan warna hitam dan coklat kemerahan, terlihat gambar sosok seseorang yang sedang terbaring menggunakan masker oksigen. Gambar papan identitas pasien yang dipasang di ranjang memperjelas suasana di rumah sakit.
Warna coklat kemerahan di bagian bawah terinspirasi dari suasana di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorotan, Jakarta Utara. Sejak tahun lalu, kawasan di TPU tersebut ditetapkan sebagai pemakaman khusus pasien Covid-19.
”Lukisannya memang tidak terlalu realis. Warna-warnanya juga enggak umum. Dengan pengungkapan begitu, harapannya orang punya gambaran lebih luas mengenai pandemi yang sama-sama kita khawatirkan,” jelasnya.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Pengunjung memperhatikan lukisan yang ditampilkan dalam Pameran Seni Rupa Remaja Jakarta Era 70/80-an di Lobi Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Pameran yang diikuti puluhan perupa tersebut berlangsung pada 8-16 Juni 2022.
Eddy berharap, pameran perupa era 1970-an dan 1980-an itu dapat digelar reguler setiap tahun. Temanya akan menyesuaikan dengan fenomena atau kejadian di sekitar Jakarta.
Perupa Nunuk Darmono menampilkan lukisan berjudul ”Pasrah 2022”. Lukisan berukuran 120 cm x 90 cm itu menggambarkan dua sosok manusia yang sedang duduk sambil menundukkan kepala dan seorang lainnya merebahkan diri. Di antara mereka terdapat gerobak dagangan.
”Ketika aktivitas ekonomi terhenti, sementara tuntutan perut tidak terhindari,” tulisnya dalam keterangan lukisan tersebut.
Pengunjung memperhatikan lukisan yang ditampilkan dalam Pameran Seni Rupa Remaja Jakarta Era 70/80-an di Lobi Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Eddy Yoen, perupa yang membidani lahirnya Sanggar Seni Rupa Garajas Bulungan, menampilkan lukisan berjudul ”Sang Waktu”. Lukisan ini menggambarkan tiga jam dinding yang di sekitarnya dipenuhi ilustrasi virus.
Sejak dibuka pada 8 Juni 2022, tidak kurang dari 700 pengunjung yang menyaksikan pameran itu. Salah satunya Taufik (21), warga Klender, Jakarta Timur, yang datang bersama dua rekannya.
”Lukisan-lukisan yang ditampilkan sangat bervariasi, baik dari obyek maupun pewarnaannya. Namun, yang terpenting, lukisan ini bisa menjadi pengingat tentang pandemi yang dihadapi oleh generasi sekarang sehingga tidak dilupakan,” jelasnya.