Inseminasi Banteng Jawa dan Sapi Bali untuk Bibit Unggul
Inseminasi buatan banteng jawa dan sapi bali digagas karena ada kekhawatiran penurunan kualitas bibit sapi unggulan yang ada saat ini.
Oleh
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
·3 menit baca
PASURUAN, KOMPAS — Taman Safari Indonesia bekerja sama dengan PT Smelting merevitalisasi banteng jawa dan sapi bali untuk memperoleh bibit unggul. Bibit sapi ini akan menjadi modal beternak bagi para mantan narapidana teroris binaan BNPT di Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Jansen Manansang, Kamis (8/9/2022), mengatakan, pihaknya segera membangun pusat penelitian terpadu banteng jawa (Bos javanicus). Pusat penelitian itu dititikberatkan pada program konservasi dan revitalisasi atau pemuliabiakan genetik sapi bali.
Saat ini TSI Prigen, di Jawa Timur, sudah membangun kandang dan paddock. Di luar kandang itu sudah ada beberapa ekor banteng jawa jantan hasil penangkaran TSI. TSI akan mendatangkan 10 sapi betina asli Bali dalam waktu dekat.
Bayi Jerapah Lahir di Taman Safari Indonesia
Sapi-sapi betina itu nantinya ditempatkan dalam kandang bersama satu banteng jawa jantan yang sudah dewasa. Proses perkawinan dilakukan dengan inseminasi buatan.
Inseminasi buatan banteng jawa dan sapi bali digagas karena ada kekhawatiran penurunan kualitas bibit sapi unggulan yang ada saat ini.
Selama ini bibit sapi bali yang dianggap unggul telah banyak bercampur sehingga keunggulannya tak lagi bisa didapatkan. Genetik dari banteng jawa diharapkan bisa memperbaiki keturunan sapi bali.
Semen itu bermanfaat untuk inseminasi buatan dengan banteng jawa betina atau bahkan sapi bali. (Yohana)
Sapi bali merupakan domestikasi dari banteng jawa. Hewan ini mudah bereproduksi dan memiliki karkas tinggi. Banteng jawa yang merupakan nenek moyang sapi bali memilliki performa lebih baik dibandingkan sapi bali saat ini.
Hewan dilindungi
Hewan ini memiliki daya cerna dan mampu bertahan terhadap penyakit tropis serta mudah beradaptasi. Banteng jawa saat ini menyandang status hewan yang dilindungi.
Yohana, dokter hewan dari Taman Safari Indonesia, mengatakan, selama ini TSI telah berhasil memuliabiakkan banteng jawa, baik di Bogor maupun di Prigen. Dari tujuh banteng jawa, kini berkembang menjadi 28 ekor.
Bersama dengan IPB, TSI mengembangkan breeding banteng jawa melalui inseminasi buatan. Selain itu, pihaknya telah bisa menyimpan semen banteng jawa dalam kondisi beku. ”Semen itu bermanfaat untuk inseminasi buatan dengan banteng jawa betina atau bahkan sapi bali,” kata Yohana.
Revitalisasi ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial PT Smelting yang berada di Gresik, Jawa Timur. Perusahaan peleburan dan pemurnian tembaga yang berafiliasi dengan Mitsubishi Materials Corporation ini sebelumnya bekerja sama dengan TSI untuk menangkarkan elang jawa.
Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Smelting Irjuniawan mengatakan, hasil pengembangbiakan banteng jawa dan sapi bali akan diberikan kepada para peternak binaan BNPT.
”Para peternak ini mantan teroris, mereka sullit mendapatkan pekerjaan, dengan bibit unggul ini, mereka diharapkan bisa beternak dengagn baik dan sukses,” kata Irjuniawan.
Mayjen TNI Dedi Sambowo, Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), mengatakan, pihaknya memiliki sejumlah kawasan terpadu binaan yang disebut sebagai Kawasan Terpadu Nusantara (KTN).
KTN berada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Dalam kawasan itu mereka membantu mantan napi teroris, keluarga, dan juga penyintas terorisme agar bisa hidup sejahtera.
Di KTN Turen, Kabupaten Malang, mereka membuka ladang jagung. Hasil panen jagung perdana sudah dilakukan Juli lalu dan ditampung oleh Koperasi Artha Harmoni Bangsa. Jika program inseminasi buatan sudah membuahkan hasil, anggota koperasi yang merupakan mantan napi terorisme dan penyintas bisa mendapatkan bantuan bibit unggul sapi.