Presiden-presiden Indonesia umumnya gemar minum kopi. Selain nikmat, kopi juga menjadi teman diskusi politik serta jadi media menjalin kedekatan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
Ada satu persamaan dari foto-foto presiden pertama Indonesia hingga keenam yang dipajang di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Kota Bogor, Selasa (30/8/2022). Di tiap-tiap foto setidaknya ada secangkir kopi. Bisa dibilang kopi telah mewarnai perjalanan presiden dari masa ke masa.
Salah satu foto menampilkan sosok Presiden pertama Indonesia Soekarno yang sedang duduk bersebelahan dengan Wakil Presiden Mohammad Hatta sambil berbincang. Di hadapan mereka ada beberapa cangkir kopi. Rupanya kopi menjadi teman setia Soekarno saat bicara soal politik.
Saat masih aktif dalam Partai Nasional Indonesia (PNI), Soekarno juga kerap menyuguhkan kopi untuk tokoh-tokoh pergerakan nasional. Kopi itu disajikan bersama peuyeum atau tape singkong, makanan khas Jawa Barat.
Soekarno sendiri menyukai kopi tubruk yang hitam pekat. Saat masih menjabat sebagai presiden, ia kerap minum kopi pada pagi dan sore hari bersama menteri atau pejabat negara sambil bicara urusan negara.
Di Istana juga ada pegawai khusus yang menyediakan kopi. Saya tahunya beliau suka kopi hitam.
”Saya sering dengar bahwa beliau memang gemar kopi dari muda. Dari beliau di Surabaya, saat tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto yang menjadi pusat gerakan politik, pasti ada kopi untuk menemani diskusi atau obrolan,” kata cucu Presiden Soekarno, Puti Guntur Soekarno, pada seminar tentang kopi di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti.
Istri pertama Soekarno, Inggit Garnasih, juga selalu menyuguhkan kopi untuk Soekarno. Puti mengatakan, foto-foto di buku Soekarno kerap menampilkan sosok kakeknya yang duduk dengan secangkir kopi.
”Di Istana juga ada pegawai khusus yang menyediakan kopi. Saya tahunya beliau suka kopi hitam. Katanya, ketika sedang ada di Istana Bogor, beliau suka minum kopi (cap) liong (bulan),” ucap Puti.
Minum kopi juga jadi kebiasaan Presiden kedua Soeharto. Ia kerap menyesap secangkir kopi sebelum beraktivitas atau saat sedang istirahat. Sisa minuman Soeharto biasanya jadi rebutan para pekerja istana di masa lalu. Mereka berharap bahwa dengan minum kopi sisa Soeharto, anak mereka kelak menjadi menteri.
Kepala Istana Kepresidenan Bogor Erwin Wicaksono mengatakan, kopi dapat menjadi media untuk melakukan diplomasi halus atau soft diplomacy. Kedekatan dengan pihak lain bisa dijalin dengan mengajak mereka duduk dan minum kopi bersama. Obrolan biasanya akan mengalir dengan lancar setelahnya.
”Itu saya coba terapkan dan sangat membantu pekerjaan saya, termasuk di lingkungan internal kami. Kadang, saya mengajak teman-teman untuk ngobrol dan ngopi. Justru itu lebih efektif daripada mengadakan rapat. Kalau rapat, orang biasanya tegang. Padahal, saya hanya mau ngobrol, mendengar masukan dan ide baru,” ucap Erwin.
Sementara itu, Presiden ketiga RI BJ Habibie dan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki cerita romantis terkait kopi. Habibie pernah lupa meminum kopi buatan istrinya, Ibu Ainun, saat pergi bertugas. Ia pun putar balik ke kediamannya demi minum kopi yang dibuat Ibu Ainun.
”Oh, tidak. Ini ibumu (Ainun) yang buat. Saya harus menghormatinya. Dia sudah bangun pagi-pagi buatkan secangkir kopi. Masak tidak saya minum?” kata mantan ajudan Habibie, TB Hasanuddin, pada keterangan tertulis di galeri foto.
Adapun SBY pernah menciptakan sajak tentang kopi untuk istrinya, Ibu Ani Yudhoyono. Bunyinya, ”Secangkir kopi, di pagi hari. Seteguk kurasakan, teduhnya hati ini. Bersama istri kurekat kasih dan harmoni. Menyongsong hari yang panjang, meski tetap bertepi.”
Presiden keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur punya pemaknaan sendiri soal kopi. Menurut dia, kopi terdiri dari tiga unsur, yakni kopi, gula, dan rasa. Kopi merupakan simbol orangtua atau wali, gula menyimbolkan guru, dan rasa mencerminkan sosok siswa.
Sementara itu, Presiden kelima Megawati Soekarnoputri pernah menyampaikan harapan agar anak muda mengembangkan kreativitas melalui kopi demi membangun kemandirian negara. Hal ini pernah ia sampaikan ke Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto pada Festival Kopi Tanah Air di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Sementara Presiden ketujuh yang sedang menjabat, Joko Widodo, mengatakan hampir setiap hari minum kopi gayo saat masih tinggal di Aceh dulu. Ia juga mendukung industri kopi dalam negeri, misalnya dengan mengadakan pertemuan dengan pelaku industri kopi di Istana Bogor pada Hari Kopi Internasional tahun 2017.