Berbagi Kegembiraan dan Mendengarkan Suara Hati Anak Asmat
Meski hanya tiga hari berada di Asmat, Papua Selatan, kehadiran Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati meninggalkan harapan bagi anak-anak di Asmat. Hari Anak Nasional 2022 memberi kesan tersendiri bagi anak Asmat.
Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
·5 menit baca
Indonesia tanah air beta Pusaka abadi nan jaya Indonesia sejak dulu kala Slalu dipuja-puja bangsa Disana tempat lahir beta Dibuai dibesarkan bunda Tempat berlindung di hari tua Sampai akhir menutup mata
Lagu berjudul ”Indonesia Pusaka” ciptaan Ismail Marzuki ini dinyanyikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati pada Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2022 di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Selasa (9/8/2022) petang, di Lapangan Yos Sudarso, Agats. Sambil berjalan, Bintang bernyanyi mengelilingi lapangan yang dipadati lebih dari 2.000 anak Asmat, menyentuh tangan-tangan anak, dan menyanyi bersama.
Sore itu, suasana di Lapangan Yos Sudarso bagaikan sedang berlangsung konser musik. Anak-anak dan masyarakat setempat bergembira, menyanyikan bait demi baik ”Indonesia Pusaka” bersama Menteri Bintang yang didampingi Bupati Asmat Elisa Kambu dan Nyonya Elisa Kambu.
Semua larut dalam kegembiraan. Bahkan, sebelum menyanyikan Indonesia Pusaka, Bintang berjoget di tengah lapangan dengan puluhan anak-anak Asmat, diiringi lagu daerah Papua, ”Sajojo”. Sorak gembira berulang kali diteriakkan anak-anak Asmat, yang gembira melihat sang Menteri berbaur dengan mereka.
Peringatan HAN 2022, di Kabupaten Asmat tersebut menjadi momen tak terlupakan bagi anak-anak Asmat. Selain berjoget dan bernyanyi bersama menteri, hari itu sejak pagi anak-anak Asmat, mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas (SMA), bertemu Menteri PPPA dan menyuarakan harapan dan impiannya.
Beberapa anak bahkan tampil membawakan pidato, puisi, dan nyanyian, yang berisi suara hati mereka sebagai anak Asmat. Sepasang anak laki-laki dan perempuan membacakan puisi berjudul ”Kami Ada” meneriakkan jeritan dan impian anak-anak Asmat.
Bait per bait puisi tersebut dilantunkan dengan suara khas anak Papua, ”Di tanah Asmat berlumpur, kami dilahirkan. Kami dibesarkan. Kami ada di sini. Lihatlah kami. Pandanglah kami. Walau kami ada di tanah berlumpur, tapi kami juga ingin seperti mereka, bisa segalanya, memiliki sarana belajar yang baik, wahana taman pintar untuk tempat kami belajar, tempat bermain dan berekreasi, tempat kami melepas lelah, di kala liburan sekolah. Kami rindu semua itu Ibu. Ibu, kami ada di sini. Inilah kami anak Asmat, yang ingin berkreasi untuk membangun negeri.”
Ada juga pidato dari Liboria, siswi SMA Yansmit, pemenang lomba pidato, yang mewakili suara anak-anak Asmat, menyampaikan kondisi mereka yang hingga kini masih sangat tertinggal dengan anak-anak Indonesia lainnya. Pendidikan dan kesehatan menjadi masalah terbesar anak-anak Asmat.
Dia mengungkapkan, Asmat sebagai kabupaten di Provinsi Papua Selatan sangat terkenal hingga mancanegara dengan ukirannya. Akan tetapi, anak-anak Asmat saat ini masih tertinggal jauh pendidikan dan kesehatannya. Selain kurang tenaga pendidik, sumber belajar dan jaringan internet pun terbatas. Begitu juga dengan fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang minim.
Akibatnya, banyak anak-anak Asmat belum bisa membaca, menulis, berhitung, dan kondisinya masih sangat jauh dari kata sehat. Bahkan, sejumlah anak usia sekolah di Asmat terjerumus pergaulan bebas, hamil di luar nikah, minuman keras, dan ada yang ”mengemis”.
Sebagai anak Asmat, dalam pidatonya Liboria mendaraskan ungkapan kesedihan melihat hal ini. Untuk terus mengeyam pendidikan, banyak anak-anak harus bekerja, mengangkat barang, babat rumput, mencuci pakaian, dan sebagainya, demi untuk membeli seragam dan membayar uang sekolah.
Rendahnya pendidikan anak-anak Asmat juga dipengaruhi oleh wawasan orangtua yang tidak memahami betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. ”Ilmu adalah cahaya dalam kegelapan karena kami adalah penerus bangsa. Rangkul kami, sayangi kami, bawa kami keluar dari kegelapan ini,” teriak Liboria.
Tak hanya menyuarakan kepentingan anak, pada HAN 2022 di Kabupaten Asmat ini, anak-anak juga menyuarakan kekaguman mereka pada perempuan Asmat, yang dianggap sebagai malaikat. Tak hanya mampu bertahan dalam kehidupan yang keras, perempuan Asmat sanggup memangkur sagu, mencari ulat sagu, ikan, dan sayuran untuk keluarga.
Suara-suara anak-anak Asmat tersebut sangat menggugah hati Menteri PPPA. Bintang menegaskan, kehadirannya di Asmat bukan sekadar menghadiri perayaan HAN semata, melainkan juga untuk memberikan semangat kepada anak-anak Asmat agar bangkit, bersekolah, dan meraih cita-citanya.
”Anak-anak Indonesia, khususnya anak anak Asmat, siapa pun ia, harus tumbuh sehat, harus sekolah setinggi-tingginya, harus memiliki identitas, harus dibesarkan dengan penuh kasih sayang, harus dilindungi dari kekerasan, eksploitasi, dan berbagai perlakuan salah lainnya,” ujar Bintang.
Bintang mengingatkan, suaranya anak harus didengarkan orang-orang dewasa. Karena itu, tugas dan tanggung jawab bersama sebagai orang dewasa harus mendengarkan suara anak-anak.
Karena itulah, Bintang berharap perayaan HAN menjadi momentum untuk bersama-sama memperjuangkan hak-hak dan perlindungan anak Indonesia, tidak terkecuali anak-anak di Asmat, agar bisa Indonesia tumbuh menjadi bangsa yang maju dan sejahtera.
Selain membagikan sejumlah bantuan, seperti alat tulis-menulis, alat permainan, dan kebutuhan pendidikan lainnya untuk anak-anak di Asmat, kehadiran Menteri PPPA di Asmat sekaligus menyaksikan pencanganan Asmat menuju Kabupaten Layak Anak (KLA) serta pengukuhan Forum Anak Asmat dan Gugus Tugas KLA.
Bintang berharap adanya kolaborasi antarkementerian/lembaga, termasuk pihak swasta, seperti lembaga Wahana Visi Indonesia (WVI) yang hadir sejak 2018 hingga kini mendampingi anak-anak Asmat keluar dari ancaman gizi buruk dan campak, serta mengajarkan literasi bagi anak-anak di pelosok. Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga tengah menyiapkan pembangunan rumah bermain bagi anak di Asmat.
Peringatan HAN 2022 di Asmat yang dihadiri langsung oleh Menteri PPPA disambut gembira masyarakat dan pemerintah setempat. Peringatan HAN semakin semarak karena dihadiri oleh Nyonya Wury Ma’ruf Amin yang hadir secara daring, menyapa dan memberikan semangat kepada anak-anak Asmat.
Bupati Asmat pun sangat bangga dan terharu dengan kunjungan Menteri PPPA ke Asmat, dan menginap hingga dua malam. Tak hanya hadir menyapa anak-anak, Menteri Bintang juga menyapa mama-mama Asmat. Bahkan, Menteri Bintang tak ragu mengendarai sepeda listrik, berkeliling Kota Agats Bersama Bupati, menyapa masyarakat setempat.
Walau hanya beberapa hari, kehadiran Menteri PPPA meninggalkan kenangan manis bagi anak-anak Asmat karena telah membagikan kegembiraan, serta mendengarkan suara hati dan harapan anak-anak Asmat. Setidaknya secercah harapan hadir saat bertemu dan berdialog dengan sang menteri.