logo Kompas.id
HumanioraAdopsi Kebudayaan untuk Gaya...
Iklan

Adopsi Kebudayaan untuk Gaya Hidup Berkelanjutan

Gaya hidup baru yang berkelanjutan dibutuhkan untuk menghambat kerusakan lingkungan. Gaya hidup itu bisa diadaptasi dari kebudayaan.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 3 menit baca
Para peserta <i>mangenta</i>, tradisi membuat ketan, di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (22/5/2022), menyangrai padi ketan sebelum kemudian ditumbuk. <i>Mangenta </i>itu dikenalkan ke publik pada Festival Budaya Isen Mulang 2022.
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Para peserta mangenta, tradisi membuat ketan, di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (22/5/2022), menyangrai padi ketan sebelum kemudian ditumbuk. Mangenta itu dikenalkan ke publik pada Festival Budaya Isen Mulang 2022.

JAKARTA, KOMPAS — Kerusakan lingkungan menuntut manusia mengadopsi gaya hidup baru yang berkelanjutan. Hal itu bisa dicapai dengan mengadaptasi kebudayaan masyarakat dan memadukannya dengan ilmu pengetahuan.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid mengatakan, kerusakan lingkungan hingga perubahan iklim menimbulkan sejumlah masalah lain, seperti ketersediaan pangan. Sebagian sumber pangan hilang, antara lain, akibat hilangnya hutan, praktik pertanian monokultur, dan penyeragaman pangan.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000