Kekayaan Budaya Bekal Menyuguhkan Keberagaman Pertunjukan Musikal
Kekayaan budaya Nusantara menjadi bekal menyuguhkan pertunjukan musikal yang beragam. Festival Musikal Indonesia diharapkan mengangkat keragaman cerita, gerak tari, dan musik lokal Tanah Air dalam seni pertunjukan.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kekayaan budaya Nusantara menjadi bekal menyuguhkan pertunjukan musikal yang beragam. Festival Musikal Indonesia diharapkan bisa mengangkat keragaman cerita, gerak tari, dan musik lokal Tanah Air serta menumbuhkan minat generasi muda terhadap seni pertunjukan tersebut.
Festival Musikal Indonesia (FMI) pada 20-21 Agustus 2022 di Ciputra Artpreneur, Jakarta, merupakan yang pertama kali digelar di Indonesia. Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid menyebutkan, FMI menorehkan sejarah baru dalam kesenian Indonesia dengan mengangkat tradisi pertunjukan musikal yang berangkat dari kekayaan budaya Indonesia.
”Dengan kekayaan budaya ini, kita dapat menciptakan beragam bentuk musikal rasa Indonesia yang bernilai tinggi,” ujar Hilmar dalam sambutannya.
Produser FMI Alim Sudio mengatakan, festival itu menjadi wadah bagi komunitas musikal untuk tampil dan saling belajar. Sejumlah grup musikal yang tampil di antaranya Artswara, EKI Dance Company, FlodanzSoka, Kampus Betawi, Jakarta Movin, Swargaloka, dan TEMAN Musicals.
Para penampil menyajikan kisah-kisah sejarah Indonesia. Artswara, misalnya, mengangkat kisah kepahlawanan asal Aceh, Cut Nyak Dien. EKI Dance Company menampilkan kisah cinta Ken Dedes dan Ken Arok serta tentang rahasia-rahasia di balik kisah itu.
FlodanzSoka mengusung lakon Teka Iku Bo’a Ga’i yang mengisahkan sosok pejuang Flores, Nusa Tenggara Timur, saat melawan penjajah. Adapun TEMAN Musicals mengangkat cerita aktivitas mahasiswa di era transisi Orde Lama ke Orde Baru, Soe Hok Gie.
Menurut Alim, banyak generasi muda yang tertarik dengan pertunjukan musikal. ”Cuma mereka seperti kurang terkomunikasikan kalau pertunjukan itu juga eksis di Indonesia. Ada komunitas yang memproduksinya, tetapi masih sporadis,” ucapnya.
Alim menambahkan, FMI diharapkan menjadi agenda tahunan. Komunitas dari luar Jakarta akan dilibatkan tahun depan.
Yang saat ini harus dilakukan adalah mendekatkannya kepada masyarakat atau penonton. Oleh sebab itu, selain di panggung teater, sebaiknya pertunjukan musikal juga rutin ditampilkan di sekolah, kampus, dan ruang publik.
”Memang sangat diharapkan industri musikal ini bisa tumbuh. Oleh karenanya, peminatnya juga harus lebih luas sehingga bisnisnya berjalan,” ujarnya.
Mendatangkan cuan
Pendiri EKI Dance Company, Aiko Senosoenoto, berharap FMI membuat penonton lebih familiar dengan pertunjukan musikal. Dengan begitu, semakin banyak orang yang tertarik menonton dan mengapresiasi.
”Saya rasa akan lebih banyak pihak berminat untuk mensponsori produksi musikal. Kalau itu berjalan lancar, musikal bisa mendatangkan cuan,” katanya.
Menurut Aiko, pertunjukan musikal cukup diminati di Tanah Air, tetapi masih kalangan terbatas. Oleh karenanya, produksi musikal perlu lebih komunikatif dan dekat dengan penonton.
”Dimulai dengan musikal yang ringan. Artinya, penonton tidak perlu berpikir terlalu lama untuk memahami alur kisahnya. Setelah diminati, barulah bisa membuat kisah yang lebih dalam,” ucapnya.
Praktisi komunikasi dan pengelola manajemen acara, Markus R A ”Kepra” Prasetyo, mengatakan, musikal merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang sudah mempunyai banyak pegiat di Indonesia. Namun, pertunjukan ini belum diterima secara luas.
”Padahal, musikal bisa diaplikasikan dalam berbagai format, dari tradisional sampai kontemporer. Hal inilah yang perlu dikenalkan ke publik lebih luas,” ujarnya.
Edo (25), penonton asal Jakarta, mengatakan, pertunjukan musikal bukan sekadar seni pertunjukan yang dapat dijadikan hiburan alternatif. Kisah-kisah sejarah yang diangkat juga menjadikannya sebagai sarana edukasi.
”Yang saat ini harus dilakukan adalah mendekatkannya kepada masyarakat atau penonton. Oleh sebab itu, selain di panggung teater, sebaiknya pertunjukan musikal juga rutin ditampilkan di sekolah, kampus, dan ruang publik,” tuturnya.