Pendidikan vokasi keluar dari julukan sebagai sekolah "tukang". Beragam inovasi teknologi dan keahlian tinggi dikembangkan pendidikan vokasi agar lulusan tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·6 menit baca
Pendidikan vokasi tidak hanya melatih siswa mampu mengerjakan pekerjaan sesuai keahlian di industri, tapi juga mengasah kemampuan berinovasi untuk menawarkan solusi dan berkolaborasi lintas ilmu. Ini menjadi bukti bahwa pendidikan vokasi telah beranjak dari anggapan sekolahnya “tukang”. Saatnya, harta karun yang terselubung dari keunikan pendidikan vokasi disingkap.
Menuju peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 10 Agustus 2022, maha karya dari pendidikan vokasi jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi vokasi dihadirkan dalam pameran Vokasiland Road To Hakteknas 2022 di Grand City Mall Surabaya, 28-31 Juli 2022. Gelaran yang digagas Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini dilakukan di kota pahlawan untuk mengambil semangat pahlawan yang tak pantang menyerah memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Tak jauh dari pintu utama Grand City Mall Surabaya, di atas panggung berukuran cukup besar, sebuah layar lebar menampilkan 10 pulau dengan ikon maha karya budaya bangsa, antara lain Borobudur, Prambanan, Monumen Nasional, rumah Honai, hingga patung Garuda Wisnu Kencana. Hamparan pulau-pulau yang menyajikan produk inovasi dari satuan pendidikan vokasi menjadi satu pulau Vokasiland tersebut dapat dinikmati dalam sajian virtual reality (VR) di salah satu stan.
Meksipun terpisah jarak yang jauh, teknologi komunikasi menyatukan siswa dari SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus, Jawa Tengah, yang terkenal dengan keahlian bidang animasi, dengan mahasiswa Politeknik Negeri Batam yang mengembangkan VR, serta mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Jawa Barat yang terampil membuat ilustrasi musik. Mereka berkolaborasi menghasilkan maha karya vokasi VR.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati mengatakan, ekosistem kolaborasi menjadi salah satu hal penting dari semangat Merdeka Belajar. Pembelajaran berbasis proyek menghasilkan sebuah karya inovasi tepat guna, yang bukan hanya menjawab kebutuhan masa kini tapi juga mengantisipasi masa depan.
“Lewat Vokasiland kami berharap ini bukan awal, tapi jadi langkah pertama untuk unjuk maha karya dari pendidikan vokasi lainnya di berbagai daerah. Vokasiland jadi wahana pembelajaran bagi peserta didik, guru, dan dosen vokasi, serta kementerian untuk memfasilitasi insan vokasi secara efektif. Hal ini untuk menunjukkan ke masyarakat, bahwa pendidikan vokasi dapat menjadi pilihan untuk pendidikan anak bangsa,” kata Kiki.
Kendaraan listrik
Perkembangan terkini di dunia industri, baik terkait teknologi hingga tren ramah lingkungan, juga mulai merasuki pembelajaran vokasi. Inovasi mobil listrik, sepeda listrik, maupun sepeda motor listrik mampu dihasilkan pendidikan vokasi.
Bahkan, mereka memulai riset dari nol, meskipun hasil akhirnya belum sempurna dan masih butuh pengembangan lebih lanjut. Namun, kerja keras ini menunjukkan sesungguhnya anak bangsa yang mampu menghasilkan produk dari dalam negeri.
Di tengah lalu-lalang pengunjung pusat belanja, sejumlah stan yang menampilkan inovasi unggulan dari berbagai SMK dan politeknik di Jawa Timur mampu menyedot perhatian publik. Sepeda motor listrik yang digerakkan baterai laptop bekas menjadi salah satu inovasi yang menarik perhatian.
Ada pula kerangka sepeda motor yang tampak tidak seperti sepeda motor umumnya, dipenuhi dengan ukiran kayu jati. Kepala SMKN 5 Malang, Cone Kustarto Arifin terinspirasi untuk mengawinkan kompetensi seni kriya kayu dengan teknologi otomotif SMK.
Sementara itu, Politeknik Negeri Jember (Polije) menghadirkan inovasi mobil listrik tenaga surya berkapasitas lima orang yang dinamai Mastrip alias moda transportasi listrik Polije. Pengisian baterai tak hanya dengan mengisi daya listrik, tapi juga dengan memanfaatkan energi matahari. Di atap mobil dipasang panel surya sehingga bisa mengisi daya baterai sebesar 1.000 watt dari total kebutuhan daya 3.600 watt.
Di tangan para guru dan siswa SMK Nasional Malang, ada inovasi gas bike, yakni memodifikasi sepeda onthel sehingga bisa bergerak seperti sepeda motor sekaligus bisa dikayuh manual. Di bagian depan diberi tangki untuk mengisi bahan bakar dan diberi mesin sepeda motor 2 tak. Inovasi ini bisa juga diterapkan untuk sepeda gunung.
“Di masa pandemi, justru sekolah jadi kreatif. Inovasi ini membangkitkan keyakinan masyarakat pada sekolah kami. Anak-anak di SMK teknik yang dianggap suka berkelahi, ternyata bisa kreatif. Akhirnya, siswa baru yang masuk tahun ini bertambah,” kata Ketua Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK Nasional Malang, Achmad Fauzi.
Di bidang robotik, mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) tak putus unjuk prestasi. Mereka mendesain robot humanoid yang menyerupai manusia, salah satunya robot yang bisa main sepak bola. Ada juga robot yang bisa menari tarian daerah sampai robot untuk membantu penanganan bencana alam.
Sementara itu, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) di Cimahi, Jawa Barat di bawah Kemendikbudristek mempersembahkan inovasi ship simulator , yakni alat perlengkapan simulasi untuk menjalankan kapal laut. Produk ini dapat membantu SMK kemaritiman/ kelautan untuk melatih siswa mengemudikan kapal seperti halnya di kapal nyata. Produk ini pertama dibuat di Indonesia, biasanya dibeli dari India, Rusia dan Norwegia.
Di masa pandemi, justru sekolah jadi kreatif. Inovasi ini membangkitkan keyakinan masyarakat pada sekolah kami. Anak-anak di SMK teknik yang dianggap suka berkelahi, ternyata bisa kreatif.
Untuk mendukung teknologi dari TNI Angkatan Darat, Politeknik negeri Angkatan Darat memiliki banyak inovasi. Apalagi, mahasiswa D4 di sana wajib membuat tugas akhir berupa inovasi yang dikerjakan oleh perorangan atau tim. Salah satu inovasi yang dihasilkan, yaitu rompi anti peluru berbahan khusus. Bahkan, dengan menambah kecerdasan buatan, kondisi pengguna rompi yang tertembak dapat diketahui dengan memantau detak jantung korban.
Guna mendukung pergerakan kendaraan tentara di medan perang yang rusak akibat serangan musuh, ada inovasi ban tanpa udara. Meskipun tertembak, ban tidak rusak dan kendaraan tetap dapat melaju dengan aman.
Keahlian tinggi
Di bidang animasi, siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus terlibat dalam produksi animasi film berstandar internasional. Di masa pandemi, siswa dan guru menggarap film animasi berjudul Sabda Alam yang mengisahkan perburuan burung di alam untuk dijual sebagai hewan peliharaan. Animasi dibuat dengan terjun ke lokasi dan riset sehingga menghasilkan gerakan dan ekspresi burung sesuai aslinya.
Kegiatan workshop yang menunjukkan keahlian dari siswa vokasi juga ditampilkan. SMK PGRI Mejobo, Kudus yang terkenal dengan kompetensinya di bidang merias wajah ini unjuk kebolehan dengan menggelar demo riasan seni (art make up) bertema luka bakar.
Secara sederhana art make up merupakan seni rias wajah yang tidak hanya berguna untuk kecantikan saja, tetapi juga menghadirkan karakter pada seseorang. Selain bekerja di industri perfilman, di era industri 4.0, seorang ahli rias karakter bisa memanfaatkan media sosial seperti Youtube, IG, hingga Tiktok untuk menghasilkan peluang kerja baru sebagai konten kreator atau blogger untuk menghasilkan uang.
Dalam demo tersebut, SMK PGRI Mejobo menghadirkan Jeslin Gabriela, siswa kelas 11 jurusan Tata Kecantikan Kulit dan Rambut yang tidak hanya piawai dalam mengaplikasikan riasan wajah kreatifnya, tetapi juga luwes dalam berinteraksi dengan para pengunjung yang menjadi peserta demo.
Harta karun intelektual dari satuan pendidikan vokasi ditempatkan di tempat semestinya sehingga dapat dilihat, dirasakan, dinikmati, dan dipergunakan oleh elemen bangsa untuk percepatan kemajuan. Dukungan teknologi virtual jadi wahana perwujudan kolaborasi lewat Vokasiland pertama ini.