Setelah 40-an hari beribadah di Arab Saudi, sebagian jemaah haji Indonesia gelombang pertama mulai pulang ke Tanah Air, Jumat (15/7/2022). Mereka berharap mendapat haji mabrur dan kembali ke keluarga dalam keadaan sehat.
Oleh
ILHAM KHOIRI
·3 menit baca
MEKKAH, KOMPAS — Mayoritas jemaah haji Indonesia telah menyelesaikan amalan haji di Mekkah, Arab Saudi. Sebagian jemaah gelombang pertama mulai diterbangkan kembali ke Tanah Air. Pemulangan akan terus berlanjut sampai pertengahan Agustus 2022.
Sebanyak 2.326 anggota jemaah diberangkatkan melalui Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (15/7/2022). Mereka tergabung dalam enam kelompok terbang (kloter), yaitu Solo (dua kloter, 720 orang), Padang (393), Jakarta Bekasi (dua kloter, 820), dan Jakarta Pondok Gede (393). Mereka diperkirakan tiba di Indonesia pada Sabtu (16/7/2022).
Tim Media Center Haji (MCH) melihat persiapan keberangkatan jemaah gelombang pertama di Hotel Kiswah di kawasan Jarwal, Kamis (14/7/2022) pagi. Para petugas terlihat menimbang barang bawaan jemaah sebelum dimasukkan ke dalam bagasi pesawat. Setiap anggota jemaah mendapatkan jatah membawa bagasi seberat 32 kilogram dan tas tentengan untuk disimpan di kabin pesawat.
Kepala Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Mukhammad Khanif mengungkapkan, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akan melepas jemaah dari bandara di Jeddah, Jumat malam. Selama pengepakan barang, jemaah dilarang memasukkan air zamzam ke bagasi. ”Setiap jemaah akan mendapat lima liter air zamzam dan itu dibagikan di Asrama Haji Debarkasi,” ujarnya.
Sebelumnya, jemaah gelombang pertama itu tiba di Madinah pada 5 Juni 2022 dan menjalankan amalan sunah selama sembilan hari. Mereka lantas bergeser ke Mekkah untuk menjalani amalan haji sampai tuntas, termasuk wukuf di Arafah sebagai puncak haji, 8 Juli. Total, jemaah di Arab Saudi selama sekitar 40 hari.
Jemaah senang dapat pulang ke Tanah Air dengan sehat. Namun, mereka juga merindukan ibadah di Tanah Suci. ”Rasanya sedih mau meninggalkan Mekkah. Tapi, juga ingin pulang, kangen keluarga di rumah,” kata Emiwati (63), anggota jemaah asal Batusangkar, Sumatera Barat.
Jemaah lega dapat menuntaskan ibadah haji yang sudah mereka nantikan selama bertahun-tahun. ”Lega akhirnya bisa kelar haji meskipun untuk mencapainya perlu waktu tunggu bertahun-tahun dan tertunda dua tahun akibat pandemi. Melempar jamarat juga tidak mudah karena harus berjalan beberapa kilometer,” kata Ristina (46), asal Magelang, Jawa Tengah.
Yaqut Cholil Qoumas menilai haji tahun 1443 H/2022 M telah diselenggarakan dengan baik meski persiapan hanya sekitar dua bulan. Jemaah dapat beribadah dengan lancar, tidak ada insiden yang mengganggu. Namun, layanan untuk jemaah haji perlu terus ditingkatkan.
Salah satunya, listrik sempat padam di terowongan Mina. Karena hanya sebentar, jemaah tenang dan listrik kemudian menyala lagi, tidak ada jemaah terluka. Namun, ini perlu diantisipasi agar tidak terulang.
Layanan lain, seperti perkemahan di Arafah dan Mina, juga perlu diperbaiki demi kenyamanan jemaah. Apalagi, biaya untuk menginap dan beribadah di tempat itu cukup mahal.
Semua catatan evaluasi telah disampaikan kepada Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F al-Rabiah. Kedua menteri itu bersepakat untuk meningkatkan kualitas layanan haji tahun depan. ”Menteri Haji Arab Saudi berkomitmen merespons masukan kita. Perlu pembicaraan lebih awal terkait pelaksanaan ibadah haji tahun depan,” katanya.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Tb Ace Hasan Syadzily mencatat beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam penyelenggaraan haji 2022. Biaya fasilitas dan perkemahan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina saat ini dinaikkan dari 1.500 riyal Arab Saudi (sekitar Rp 6 juta) menjadi 5.531 riyal (Rp 22 juta) per orang. Namun, perubahan harga itu belum sebanding dengan penambahan layanan untuk jemaah. Pelayanan saat ini dinilai tidak terlalu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Catatan lain, jarak tenda antara jemaah di Mina dan lokasi jamarat (melontar jumrah) terlalu jauh, yaitu sekitar empat sampai tujuh kilometer. ”Kami berharap persiapan penyelenggaraan haji dilakukan lebih baik lagi dengan waktu yang jauh lebih panjang,” kata Ace Hasan.