Lebih Banyak Perempuan di Jajaran Direksi Tingkatkan Kinerja Perusahaan
Adanya anggota dewan direksi perempuan di sebuah perusahaan menjadi pertanda baik bahwa aspek finansial perusahaan itu baik dan komitmen sosialnya tinggi.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan dengan anggota dewan direksi perempuan cenderung berkinerja lebih baik secara finansial. Selain itu, direksi perempuan juga dianggap memiliki komitmen sosial lebih baik terhadap hak asasi manusia, tanggung jawab produk dan komunitas, serta tenaga kerja mereka.
Temuan ini diterbitkan secara terpisah di jurnal Empirical Economics edisi Mei 2022 dan Corporate Social Responsibility and Environmental Management edisi Juni 2022.
Studi yang diterbitkan di jurnal Empirical Economics dilakukan para peneliti dari Complexity Science Hub Vienna (CSH). Mereka menganalisis hubungan antara penunjukan dewan direksi perempuan dan kinerja keuangan perusahaan berdasarkan data dari sekitar 4.000 perusahaan Jepang yang dikumpulkan antara tahun 2004 dan 2013.
”Ini adalah salah satu analisis skala besar pertama tentang anggota dewan perempuan di Jepang dan itu salah satu sampel terbesar yang pernah dianalisis untuk negara maju,” kata peneliti CSH, Matthias Raddant, penulis utama studi tersebut, dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/6/2022).
Dalam penelitian ini, Matthias dan timnya mempelajari evolusi sekelompok anggota dewan direksi perempuan dan jaringan profesional mereka. Di Jepang, mayoritas dewan direksi perusahaan adalah laki-laki.
Hanya ada 2 persen dari dewan direksi perusahaan Jepang perempuan, dengan sedikit peningkatan selama rentang 10 tahun penelitian. ”Bahkan, pada tahun 2022, proporsi anggota dewan perempuan di Jepang hanya 8 persen,” tambah Matthias.
Menurut laporan Moody’s Investors Service, angka-angka ini jauh di bawah angka-angka di negara Barat. Pada 2022, sebanyak 29 persen kursi dewan perusahaan di Amerika Utara dan Eropa dipegang oleh perempuan.
”Studi kami menunjukkan bahwa meskipun jumlah anggota dewan perempuan di Jepang masih rendah, mereka sudah mulai mengubah posisi mereka di jaringan eksekutif. Relatif banyak anggota dewan perempuan memiliki banyak mandat yang membuat mereka menjadi lebih sentral,” sebut Matthias.
Dalam penelitian ini, para peneliti menggabungkan data komposisi dewan direksi dengan hubungan kepemilikan dan indikator profitabilitas perusahaan. Jaringan dewan direksi menunjukkan beberapa pengelompokan, yang sebagian dapat dijelaskan oleh hubungan kepemilikan dan kecenderungan untuk membentuk ikatan dengan perusahaan lain dari sektor yang sama.
Analisis menunjukkan, dalam hal profitabilitas organisasi, perusahaan dengan setidaknya satu anggota dewan perempuan berkinerja lebih baik daripada perusahaan yang tidak memiliki anggota dewan perempuan.
”Hasil ini hanya signifikan dalam tiga tahun terakhir. Namun, karena beberapa penelitian sebelumnya juga menemukan kasus di mana perusahaan dengan anggota dewan perempuan kurang menguntungkan daripada rata-rata, ini masih merupakan hasil yang baik, karena ukuran sampel kami sangat besar dan kami pada dasarnya dapat mengesampingkan pengaruh negatif dari anggota dewan perempuan," jelas Matthias.
Studi kami menunjukkan bahwa meskipun jumlah anggota dewan perempuan di Jepang masih rendah, mereka sudah mulai mengubah posisi mereka di jaringan eksekutif.
Karena efek dan mekanisme keragaman jender pada komposisi dewan direksi belum sepenuhnya jelas, temuan ini mengejutkan. Namun, dia menggarisbawahi bahwa penemuan itu mungkin terkait dengan kualitas tata kelola perusahaan. ”Perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik lebih menguntungkan dan mungkin juga lebih baik dalam memfasilitasi perekrutan anggota dewan perempuan,” katanya.
Lebih lanjut, penelitian tersebut mengungkapkan bahwa perempuan cenderung terhubung satu sama lain dan mendukung satu sama lain. Ini adalah konsep homofili atau gagasan bahwa ”burung berbulu saling menempel” atau bahwa orang lebih cenderung berinteraksi ketika mereka memiliki latar belakang yang sama.
Data menunjukkan, perusahaan yang memiliki ikatan dengan perusahaan lain yang memiliki anggota dewan perempuan lebih cenderung untuk juga menunjuk anggota dewan perempuan.
Komitmen sosial
Sementara itu, penelitian terpisah di jurnal Corporate Social Responsibility and Environmental Management menyebutkan, perusahaan dengan keragaman jender dalam dewan direksinya memiliki komitmen sosial lebih baik terhadap hak asasi manusia, tanggung jawab produk, dan komunitas serta tenaga kerja mereka. Kajian ini menganalisis perusahaan publik di Amerika Serikat.
Para peneliti mencatat, keberadaan direktur perempuan dapat menjadi indikator utama komitmen perusahaan untuk menciptakan dampak sosial yang positif. Merangkul inklusivitas jender saat membentuk dewan adalah awal dari perjalanan menuju pembangunan organisasi yang berkelanjutan.
”Kehadiran keragaman jender dewan mengarah pada komitmen sosial perusahaan dan masa depan yang berkelanjutan,” kata Pattanaporn Chatjuthamard dari Sasin School of Management, Thailand, yang menjadi penulis utama kajian ini.