Vaksinasi Penguat Aman Diberikan, Warga Diminta Tak Ragu
Vaksin Covid-19 yang diberikan kepada masyarakat telah melalui berbagai pengujian untuk memastikan keamanan, mutu, dan khasiat dari vaksin itu. Masyarakat diminta tidak ragu divaksinasi, terutama vaksinasi ”booster”.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi dosis penguat atau booster perlu diberikan untuk meningkatkan kembali respons imun tubuh terhadap virus penyebab Covid-19. Masyarakat kembali diminta tidak ragu untuk segera mendapatkan vaksinasi dosis penguat karena vaksin yang digunakan sudah terbukti aman.
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari di Jakarta, Sabtu (25/6/2022), menyampaikan, data surveilans menunjukkan, vaksin Covid-19 yang diberikan kepada masyarakat, baik untuk vaksinasi dosis primer maupun dosis penguat (booster), memiliki manfaat yang jauh lebih besar dari risiko yang mungkin terjadi. Melalui surveilans yang dilakukan, keamanan dari vaksin pun sudah dipastikan untuk menjamin keselamatan masyarakat.
”Saat ini Indonesia sudah menyuntikkan lebih dari 400 juta dosis vaksin Covid-19 kepada masyarakat. Jumlah KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi) serius yang ditemukan di Indonesia pun sangat kecil, paling banyak KIPI nonserius, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri lokal,” ujarnya.
Dari data surveilans KIPI vaksin Covid-19 AstraZeneca di Indonesia, jumlah laporan KIPI serius sebanyak 64 laporan dari 74,8 juta dosis yang sudah diberikan. Sementara itu, jumlah laporan KIPI nonserius yang dilaporkan sebanyak 4.114 laporan dari 74,8 juta vaksin yang diberikan.
Hindra memastikan, vaksin Covid-19 yang diberikan kepada masyarakat saat ini aman. Pemantauan dan kontrol terus dilakukan dalam pelaksanaan vaksinasi di Indonesia. Data yang terkumpul pun dikaji oleh para ahli yang kompeten. ”Dari data itu tidak ada yang terkait dengan kejadian serius dan lebih banyak kejadian yang ringan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia terus mendorong agar cakupan vaksinasi Covid-19, terutama vaksinasi dosis penguat, semakin meningkat. Kekhawatiran masyarakat akan keamanan vaksin menjadi salah satu kendala dalam peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Saat ini Indonesia sudah menyuntikkan lebih dari 400 juta dosis vaksin Covid-19 kepada masyarakat. Jumlah KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi) serius yang ditemukan di Indonesia pun sangat kecil, paling banyak KIPI nonserius, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri lokal.
Dari data Kementerian Kesehatan, total masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis primer atau dua dosis sebanyak 167,7 juta orang (62 persen dari total populasi). Sementara itu, total masyarakat yang mendapatkan vaksinasi dosis penguat baru 49,9 juta orang atau 18,4 persen dari total populasi penduduk.
Untuk vaksinasi dosis penguat hanya ada dua provinsi dengan cakupan vaksinasi lebih dari 50 persen, yakni Bali (64,5 persen) dan DKI Jakarta (54,1 persen). Provinsi dengan cakupan dosis penguat terendah, yakni Papua (7,4 persen), Sulawesi Barat (8,9 persen), dan Maluku (10,5 persen).
Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro menuturkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan pemberian dosis penguat setelah empat sampai enam bulan dari pemberian dosis primer. Vaksin dosis penguat ini diberikan saat respons imun tubuh dari vaksin primer telah menurun.
Ia mengatakan, vaksin dosis penguat bisa diberikan dengan pemberian vaksin homolog atau vaksin dengan jenis yang sama dari vaksin primer ataupun dengan vaksin heterolog atau vaksin yang berbeda dari vaksin primer. Namun, riset menunjukkan, pemberian vaksin heterolog memberikan respons antibodi yang lebih tinggi dan bertahan lebih lama dibandingkan dengan vaksin homolog.
Pemberian vaksin dosis penguat pun dapat meningkatkan kemampuan netralisasi dari varian Omicron, termasuk pada subvarian baru. Efektivitas dari pemberian vaksin berbasis viral vektor dan vaksin berbasis mRNA pun sama besarnya untuk mencegah rawat inap dan kematian akibat Covid-19, yakni sebesar 91-93 persen.
Sri mengatakan, vaksinasi dosis penguat memiliki manfaat perlindungan yang besar tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga orang lain yang berada di sekitarnya. Perlindungan ini terutama dibutuhkan bagi kelompok prioritas tinggi, seperti lansia, orang dengan komorbid, ataupun orang dengan gangguan imunitas.
”Pemerintah pusat terus berupaya untuk bisa menyediakan stok vaksin yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pemerintah daerah pun perlu terus berinovasi untuk meningkatkan cakupan vaksinasi di daerahnya, seperti jemput bola atau hal lainnya karena setiap daerah memiliki tantangannya masing-masing,” katanya.
Sri pun mengingatkan agar masyarakat tetap waspada akan penularan Covid-19 yang masih terjadi saat ini. Selain segera mendapatkan vaksinasi dosis penguat, masyarakat juga tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Bagi anak-anak yang belum bisa mendapatkan vaksinasi diharapkan untuk tidak dibawa ke tempat yang berisiko tinggi akan penularan Covid-19.
Secara terpisah, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril di Jakarta, Jumat (24/6/2022), mengatakan, kasus baru Covid-19 terus mengalami peningkatan. Hari Jumat itu, kasus harian mencapai 2.060 kasus. Kasus harian mulai dilaporkan cukup tinggi pada 16 Juli 2022, yakni sebanyak 1.200 kasus per hari. Pada Sabtu kemarin ada 1.831 kasus.
Secara nasional, tingkat kasus positif Covid-19 masih sebesar 3,93 persen di bawah batas yang ditetapkan WHO sebesar 5 persen. Namun, tingkat kasus positif yang tinggi ditemukan di Provinsi DKI Jakarta, sebesar 8,06 persen.
”Kita masih dalam status pandemi, maka fluktuasi angka-angka kasus atau indikator-indikator kasus bisa naik dan turun sehingga perlu menjadi perhatian serta evaluasi kita untuk kewaspadaan. Tetap lakukan pengetatan, disiplin protokol kesehatan, PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), dan juga vaksinasi,” kata Syahril.