Obesitas di Masa Remaja Dapat Memicu Diabetes Tipe 1
Serangkaian penelitian baru menemukan bukti bahwa obesitas pada masa remaja berkontribusi pada diabetes tipe 1. Karena itu, pola makan mesti dijaga agar tak mengalami obesitas.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Obesitas telah diketahui sebagai faktor risiko untuk diabetes tipe 2. Serangkaian penelitian baru berskala besar menemukan bukti bahwa obesitas pada masa remaja juga berkontribusi pada diabetes tipe 1.
Penelitian terbaru dilakukan terhadap hampir 1,5 juta remaja di Israel dan hasilnya dipublikasikan di jurnal Diabetologia edisi 5 Juni 2022. Inbar Zucker dan Gilad Twig dari Department of Preventive Medicine and Epidemiology, School of Public Health, Tel Aviv University, menjadi penulis utama kajian ini.
Kajian ini menggunakan data remaja Israel berusia 16-19 tahun, yang menjalani evaluasi medis dalam persiapan wajib militer dari Januari 1996 hingga Desember 2016. Mereka yang dikecualikan untuk analisis adalah yang memiliki riwayat disglikemia.
Data ini kemudian dikaitkan dengan kondisi saat mereka dewasa, terutama terkait informasi tentang kasus diabetes tipe 1 yang terekam di Israel National Diabetes Registry. Berat dan tinggi badan diukur pada awal penelitian. Model proporsional Cox diterapkan, dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dianalisis baik sebagai kategori maupun sebagai variabel kontinu.
Hasilnya ditemukan ada 777 kasus kejadian diabetes tipe 1 dengan usia rata-rata saat diagnosis 25,2 ± 3,9 tahun. Tim Zucker menemukan pola yang jelas. Risiko didiagnosis dengan penyakit meningkat seiring dengan berat badan selama masa remaja.
Dibandingkan dengan remaja dengan berat badan normal, mereka yang kelebihan berat badan memiliki risiko 54 persen lebih besar, sedangkan mereka yang obesitas memiliki risiko dua kali lipat. Dengan meningkatnya tingkat obesitas, temuan menunjukkan peningkatan diabetes tipe 1.
Studi ini bukan yang pertama menghubungkan obesitas dengan diabetes tipe 1. Namun, penelitian sebelumnya lebih kecil dan sebagian besar berfokus pada anak-anak.
”Studi kami menunjukkan bahwa pada populasi umum, obesitas remaja terkait dengan diabetes tipe 1 dan dengan demikian menekankan pentingnya menjaga berat badan yang sehat selama masa kanak-kanak dan remaja,” tulis Zucker dan tim.
Diabetes diketahui memiliki dua bentuk utama. Diabetes tipe 2 sejauh ini paling umum dialami masyarakat dan muncul ketika tubuh tidak dapat lagi menggunakan hormon insulin dengan benar. Padahal, hormon ini memiliki tugas penting untuk memindahkan gula dari makanan ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar. Usia yang lebih tua dan obesitas merupakan dua faktor risiko utama penyakit ini.
Studi kami menunjukkan bahwa pada populasi umum, obesitas remaja terkait dengan diabetes tipe 1 dan dengan demikian menekankan pentingnya menjaga berat badan yang sehat selama masa kanak-kanak dan remaja.
Diabetes tipe 1, sebaliknya, adalah penyakit autoimun. Ini berasal dari serangan sistem kekebalan tubuh yang abnormal pada sel-sel penghasil insulin di pankreas, serta banyak kasus didiagnosis pada anak-anak dan remaja.
Kedua bentuk diabetes menyebabkan gula menumpuk di aliran darah karena sel tidak dapat menerimanya. Namun, keduanya diperlakukan secara berbeda. Orang dengan diabetes tipe 2 mungkin dapat mengelola dengan diet sehat, olahraga, dan penurunan berat badan meskipun obat oral juga sering dibutuhkan.
Sementara itu, orang dengan diabetes tipe 1 perlu menggunakan insulin sintetis untuk bertahan hidup, dengan suntikan harian atau pompa yang dipasang ke tubuh.
Meskipun diabetes tipe 1 menyerang anak-anak, sekitar setengah dari kasus didiagnosis pada orang dewasa. Orang-orang muda dengan peningkatan risiko diabetes tipe 1 mungkin perlu sangat berhati-hati dalam menjaga berat badan yang sehat. Riwayat penyakit dalam keluarga merupakan faktor risiko meskipun penyakit ini juga menyerang orang yang tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.
Untuk orang dengan kerabat tingkat pertama dengan diabetes tipe 1, kemungkinan terkena penyakit ini adalah sekitar 1 dari 20. Itu dibandingkan dengan satu dari 300 peluang pada populasi umum.
Dalam kajian Zucker dan tim ini, para peneliti menyebutkan belum bisa memastikan mengapa obesitas akan meningkatkan risiko tipe 1. Namun, kepercayaan umum adalah bahwa pada beberapa orang dengan kerentanan genetik terhadap diabetes tipe 1, obesitas dapat memicu perkembangan penyakit.
Risiko penyakit ginjal
Sebelumnya, kajian di Amerika Serikat juga menunjukkan kaitan obesitas dengan risiko diabetes tipe 1, selain dengan risiko penyakit ginjal. Kajian ini dipublikasikan dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism pada Januari 2022. Kajian dipimpin Elizabeth Selvin dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg dan Universitas John Hopkins di Baltimore.
Dalam kajian ini, para peneliti mempelajari data dari 4.060 orang dengan diabetes tipe 1 dan 135.458 orang dengan diabetes tipe 2 dari Sistem Kesehatan Geisinger yang berbasis di Pennsylvania antara 2004-2018. Mereka menemukan 37 persen orang dengan diabetes tipe 1 mengalami obesitas dan prevalensi penyakit ginjal lebih tinggi pada orang dengan diabetes tipe 1 dibandingkan dengan tipe 2 setelah disesuaikan dengan perbedaan usia (16 persen dibandingkan 9 persen pada 2018).
Penelitian kami juga menyoroti risiko tinggi penyakit ginjal pada orang dengan diabetes tipe 1. Penyakit ginjal sering dianggap lebih umum pada orang dengan diabetes tipe 2, tetapi data kami menunjukkan orang dewasa dengan diabetes tipe 1 sebenarnya memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami penyakit ginjal dibandingkan dengan tipe 2.
”Hasil kami menyoroti perlunya intervensi untuk mencegah penambahan berat badan dan penyakit ginjal stadium akhir pada orang dengan diabetes tipe 1,” tulis Selvin dan tim.