Bising Lalu Lintas di Sekolah Ganggu Kecerdasan Anak

Peningkatan kebisingan 5 dB pada tingkat kebisingan luar ruangan menghasilkan pengembangan memori kerja yang 11,4 persen lebih lambat dari rata-rata dan pengembangan memori kerja kompleks yang 23,5 persen lebih lambat.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Pelajar SD memarkir sepeda motor yang mereka kendarai ke sekolah di Desa Sobowono, Pakis, Magelang, Jawa Tengah, Senin (13/5/2019).

Bagaimana kondisi kelas di sekolah tempat anak, adik, atau keponakan Anda belajar saat ini? Dekat jalan tol atau jalan utama yang ramai oleh hilir mudik kendaraan bermotor? Ini saatnya kita peduli agar suasana belajar minim polusi bising kendaraan.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa kebisingan lalu lintas di sekolah memiliki efek merugikan pada perkembangan memori kerja dan perhatian pada siswa sekolah dasar. Seperti telah umum diketahui, kebisingan lalu lintas jalan merupakan masalah yang tersebar luas di kota-kota yang dampaknya terhadap kesehatan anak-anak masih kurang dipahami.

Oleh karena itu, para peneliti dalam studi di 38 sekolah di Barcelona menunjukkan bahwa kebisingan lalu lintas di sekolah memiliki efek merugikan pada perkembangan memori kerja dan perhatian pada siswa sekolah dasar. Temuan penelitian ini yang dipimpin oleh Institut Barcelona untuk Kesehatan Global (ISGlobal), sebuah pusat yang didukung oleh Yayasan "la Caixa".

Menurut situs internet ISGlobal pada 2 Juni 2022, penelitian ini merupakan bagian dari proyek BREATHE yang dipimpin oleh peneliti Maria Foraster dan Jordi Sunyer. Pada tanggal yang sama, hasil riset ini dipublikasikan dalam jurnal PLoS Medicine.

Temuan ini menunjukkan bahwa puncak kebisingan di dalam kelas mungkin lebih mengganggu perkembangan saraf daripada tingkat desibel rata-rata. (Maria Foraster)

Riset ini melibatkan 2.680 anak-anak antara usia 7 dan 10 tahun. Untuk menilai kemungkinan dampak kebisingan lalu lintas pada perkembangan kognitif, para peneliti berfokus pada dua kemampuan yang berkembang pesat selama masa praremaja dan penting untuk pembelajaran dan pencapaian sekolah. Keduanya adalah perhatian (attention) dan memori kerja (working memory)

Perhatian mencakup proses seperti secara selektif memperhatikan rangsangan tertentu atau fokus pada tugas tertentu untuk jangka waktu yang lama. Memori kerja adalah sistem yang memungkinkan kita menyimpan informasi dalam pikiran dan memanipulasinya dalam waktu singkat. Ketika kita perlu memproses informasi yang disimpan dalam memori kerja secara terus menerus dan efektif, kita menggunakan apa yang dikenal sebagai memori kerja kompleks.

KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU

Siswa kelas I SD Negeri Waikelo di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, belajar menuliskan bagian tanaman di kertas usia panen kangkung di kebun pangan sekolah, Selasa (31/5/2022).

Studi lapangan untuk penelitian ini dilakukan selama periode 12 bulan pada 2012 dan 2013 di mana peserta menyelesaikan tes kognitif empat kali. Tujuan dari tes ini tidak hanya untuk menilai memori kerja dan perhatian, tetapi juga untuk mempelajari evolusi mereka dari waktu ke waktu. Selama periode yang sama, dilakukan pengukuran kebisingan di depan 38 sekolah yang berpartisipasi, serta di taman bermain dan di dalam ruang kelas.

Setelah menyelesaikan masa studi selama setahun, temuan menunjukkan bahwa perkembangan memori kerja, memori kerja kompleks, dan perhatian lebih lambat pada siswa yang bersekolah di sekolah dengan tingkat kebisingan lalu lintas yang lebih tinggi. Sebagai contoh, peningkatan suara kebisingan 5 dB pada tingkat kebisingan luar ruangan menghasilkan pengembangan memori kerja yang 11,4 persen lebih lambat dari rata-rata dan pengembangan memori kerja kompleks yang 23,5 persen lebih lambat dari rata-rata. Demikian pula paparan tambahan 5 dB kebisingan lalu lintas luar ruangan menghasilkan pengembangan kapasitas perhatian yang 4,8 persen lebih lambat dari rata-rata.

Kinerja siswa buruk

Dalam analisis kebisingan luar ruangan di sekolah, tingkat kebisingan rata-rata yang lebih tinggi dan fluktuasi tingkat kebisingan yang lebih besar dikaitkan dengan kinerja siswa yang lebih buruk pada semua tes. Di dalam kelas, fluktuasi yang lebih besar dalam tingkat kebisingan juga dikaitkan dengan kemajuan yang lebih lambat sepanjang tahun pada semua tes kognitif. Namun, anak-anak yang terpapar tingkat kebisingan kelas rata-rata yang lebih tinggi selama tahun berjalan lebih buruk daripada siswa di ruang kelas yang lebih tenang hanya pada tes perhatian, tetapi tidak pada tes memori kerja.

Baca juga : 60 Juta Orang di Eropa Terpapar Bising Lalu Lintas yang Berbahaya

”Temuan ini menunjukkan bahwa puncak kebisingan di dalam kelas mungkin lebih mengganggu perkembangan saraf daripada tingkat desibel rata-rata," komentar peneliti ISGlobal Maria Foraster, penulis utama studi tersebut.

Ini penting karena mendukung hipotesis bahwa karakteristik kebisingan mungkin lebih berpengaruh daripada tingkat kebisingan rata-rata meskipun faktanya kebijakan saat ini hanya didasarkan pada besaran desibel rata-rata.

Jordi Sunyer menambahkan, studi ini mendukung hipotesis bahwa masa kanak-kanak merupakan periode rentan. Yang ia maksud adalah pada masa kanak-kanak, rangsangan eksternal seperti kebisingan dapat memengaruhi proses perkembangan kognitif yang cepat yang terjadi sebelum masa remaja.

FERGANATA INDRA RIATMOKO

Petugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mengambil sampel udara di perempatan Tugu, Yogyakarta, Selasa (7/1/2020). Pengukuran di tempat tersebut untuk memantau kondisi suhu, kelembaban, tingkat kebisingan, dan kecepatan angin. Pengukuran di wilayah Kota Yogyakarta dilakukan dua kali dalam setahun saat musim hujan dan kemarau di dua lokasi, yakni perempatan Tugu dan Jalan Malioboro.

Lalu apakah hasil ini tidak rancu dengan kondisi kebisingan di masing-masing rumah siswa? Menurut para peneliti, dalam kasus ini, bagaimanapun, tidak ada hubungan yang diamati antara kebisingan perumahan dan perkembangan kognitif.

”Ini bisa jadi karena paparan kebisingan di sekolah lebih merugikan karena mempengaruhi rentannya konsentrasi dan proses belajar,” komentar Maria Forester.

Di sisi lain, tingkat kebisingan di rumah anak-anak diperkirakan menggunakan peta kebisingan yang mungkin kurang akurat dan, bagaimanapun, hanya mencerminkan kebisingan di luar ruangan. Ini juga mungkin mempengaruhi hasil.

Baca juga : Polusi Suara yang Sering Dianggap Biasa

Studi tersebut menambah bukti tentang efek transportasi pada perkembangan kognitif anak-anak, yang hingga saat ini telah diamati di sekolah-sekolah yang terpapar kebisingan pesawat serta di sekolah-sekolah yang terpapar polusi udara terkait lalu lintas. Para peneliti menggarisbawahi perlunya studi lebih lanjut tentang kebisingan lalu lintas jalan di populasi lain untuk menentukan apakah temuan awal ini dapat diekstrapolasi ke kota dan pengaturan lain.

Jadi, apabila kondisi sekolah atau kelas ananda, anak, adik, atau keponakan Anda bising oleh lalu lintas kendaraan apa yang harus dilakukan? Memasang peredam atau sistem akustik yang lebih baik di kelas mungkin pilihan yang lebih mudah daripada memindahkan sekolah siswa.