60 Juta Orang di Eropa Terpapar Bising Lalu Lintas yang Berbahaya
Paparan jangka panjang pada kebisingan lalu lintas jalan dapat menyebabkan reaksi stres berkelanjutan, yang menghasilkan pelepasan hormon stres dan peningkatan denyut jantung, dan tekanan darah.
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·4 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Lalu lintas ramai lancar di Jalan Tol Pelabuhan berlatar hunian padat penduduk di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (22/3/2022).
Apakah Anda tinggal di permukiman atau rumah yang dekat dengan lalu lintas kendaraan? Semisal di pinggir jalan raya atau malahan di dekat jalan tol? Hasil riset berikut mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Anda untuk melengkapi rumah Anda dengan sistem akustik kedap suara. Tujuannya agar bising dari lalu-lalang kendaraan tidak masuk ke dalam rumah sehingga memengaruhi kesehatan Anda.
Dampak kebisingan lalu lintas pada kesehatan ini diungkapkan para ilmuwan setelah meneliti populasi di 749 kota di Eropa. Temuan tersebut menunjukkan hampir 60 juta orang dewasa mengalami tingkat kebisingan yang dihasilkan kendaraan yang tidak sehat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan tingkat kebisingan rata-rata yang direkam selama periode 24 jam tidak boleh melebihi 53 desibel (53 dB Lden).
Lalu lintas jalan tak hanya menimbulkan polusi udara, tetapi juga polusi suara berupa kebisingan akibat bunyi suara mesin maupun klakson. Penelitian sebelumnya mengaitkan kebisingan lingkungan dengan berbagai efek kesehatan yang merugikan, seperti gangguan tidur, penyakit kardiovaskular dan gangguan metabolisme, hasil kelahiran yang merugikan, gangguan kognitif, kesehatan mental dan kesejahteraan yang buruk, dan kematian dini.
Paparan jangka panjang terhadap kebisingan lalu lintas jalan dapat menyebabkan reaksi stres berkelanjutan. Ini menghasilkan pelepasan hormon stres dan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan vasokonstriksi, yang pada akhirnya menyebabkan penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular, depresi, dan gangguan kecemasan.
Gangguan lebih dari sekadar ketidaknyamanan karena dapat meningkatkan stres dan akhirnya menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Pada studi ini, data kota-kota Eropa diambil dari dataset Urban Audit 2018. Paparan kebisingan lalu lintas jalan diperkirakan menggunakan peta kebisingan yang dihasilkan oleh negara dan kota di bawah kerangka legislatif Eropa saat ini (environmental noise directive) atau tersedia dari sumber lokal (misalnya, pemerintah kota dan lembaga penelitian).
Untuk kasus dengan data tingkat kota tidak tersedia, model prediksi spesifik negara dikembangkan dan diterapkan untuk memperkirakan paparan kebisingan lalu lintas jalan. Data tentang penyebab kematian yang berbeda untuk tahun 2015 diambil dari database Eurostat.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Anak-anak dan warga menonton pembangunan jalan tol Serpong-Balaraja di Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (13/2/2022). Pembangunan jalan tol yang ada di sekitar perkampungan mereka ini menjadi tontonan mereka setiap hari.
Hasil penelitian ini dipaparkan pada jurnal Environment International berjudul ”Impact of Road Traffic Noise on Annoyance and Preventable Mortality in European Cities: A Health Impact Assessment”. Penelitian oleh Barcelona Institute for Global Health (ISGlobal) tersebut menunjukkan, lebih dari 48 persen dari 123 juta orang dewasa (berusia 20 tahun atau lebih) yang termasuk dalam penelitian ini terpapar pada tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas yang direkomendasikan WHO.
Persentase populasi yang terpapar tingkat kebisingan yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan di ibu kota Eropa berkisar dari 29,8 persen di Berlin hingga 86,5 persen di Wina, termasuk 43,8 persen di Madrid, dan 60,5 persen di Roma.
Dapat dicegah
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menetapkan hubungan antara kebisingan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung iskemik, para peneliti memperkirakan kepatuhan terhadap pedoman WHO akan mencegah lebih dari 3.600 kematian setiap tahun akibat penyakit jantung iskemik saja.
Studi ini juga menemukan bahwa lebih dari 11 juta orang dewasa sangat terganggu oleh kebisingan lalu lintas jalan. Gangguan didefinisikan sebagai gangguan berulang dari kegiatan sehari-hari, seperti berkomunikasi, membaca, bekerja, dan tidur. Dalam pengertian ini, gangguan lebih dari sekadar ketidaknyamanan karena dapat meningkatkan stres dan akhirnya menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
”Hasil kami memberikan, untuk pertama kali gambaran komprehensif kota-kota Eropa dan pemahaman lebih jelas tentang mengapa kebisingan yang dihasilkan transportasi adalah penyebab lingkungan utama kedua dari hasil kesehatan yang merugikan di Eropa barat, setelah partikel udara,” kata peneliti ISGlobal, Sasha Khomenko, penulis utama studi ini dalam berita resmi di situ ISGlobal, Kamis (24/3/2022).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Suasana lalu lintas Jalan Raya Puncak di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang menjadi salah satu titik kepadatan kendaraan setiap hari di jalur menuju Puncak, Rabu (2/3/2022).
Namun, ia yakin dampak kesehatan yang sebenarnya dari kebisingan lalu lintas jauh lebih besar. Ia mengatakan, kurangnya data tingkat kota membatasi dampak kesehatan yang dapat dinilai menyebabkan perkiraan dampak yang terlalu rendah.
”Selain itu, data yang tersedia hanya memungkinkan kami untuk menganalisis populasi yang terpapar lebih dari 55 dB Lden, sedangkan ambang batas yang direkomendasikan WHO adalah 53 dB Lden, dan kami menduga bahwa efek buruk dapat terjadi bahkan dengan paparan tingkat kebisingan yang lebih rendah,” katanya.
Tim mengalami kesulitan metodologis karena heterogenitas dan kualitas data yang tersedia. Kualitas setiap peta kebisingan dinilai dengan sebagian besar peta termasuk dalam kategori mutu rendah atau sedang; kurang dari 17 persen peta dianggap berkualitas baik.
”Petunjuk Eropa (European Directive) tentang kebisingan lingkungan membuat pemetaan kebisingan strategis wajib, tetapi tidak menetapkan metodologi atau pedoman khusus, sehingga hasilnya beragam,” komentar Mark Nieuwenhuijsen, Kepala Program Polusi Udara dan Lingkungan Perkotaan di ISGlobal dan penulis senior dalam studi itu.
Negara-negara anggota UE telah memiliki metodologi yang sama sejak Januari 2019. Ia berharap hal itu dapat memberikan penilaian dampak kesehatan yang lebih komprehensif dan akurat dari kebisingan lalu lintas di tahun-tahun mendatang.