Tanjung Benoa Diakui sebagai Komunitas Siap Tsunami Internasional
Kelurahan Tanjung Benoa, Badung, Bali, mendapat pengakuan sebagai bagian International Tsunami Ready Community dari IOC UNESCO. Ini menjadi bentuk pengakuan atas praktik baik Indonenesia dalam mitigasi bencana.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·2 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali, dinobatkan sebagai Komunitas Siap Tsunami Internasional (International Tsunami Ready Community) dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Tidak hanya menjamin keselamatan warga, pengakuan ini berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat.
Pengakuan itu ditandai penyerahan sertifikat dari UNESCO, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Program Pembangunan PBB (UNDP), Sabtu (28/5/2022). Kegiatan ini masuk rangkaian pertemuan ke-7 Forum Kebijakan Global Pengurangan Risiko Bencana (Global Platform for Disaster Risk Reduction/GPDRR) 2022 di Bali.
Siap tsunami adalah program peningkatan kapasitas masyarakat menghadapi ancaman tsunami. Dasarnya terdiri atas 12 indikator, meliputi penilaian, kesiapsiagaan, dan tanggapan.
”Pengukuhan Tanjung Benoa menjadi awal kerja berkelanjutan untuk masyarakat tanggap dan tangguh bencana,” kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau kerap disapa Tjok Ace, Sabtu.
Selain itu, Tjok Ace yakin, pengakuan itu dapat memberi sumbangan baik bagi ekonomi masyarakat. Salah satunya, meningkatkan promosi sebagai daerah yang aman dikunjungi wisatawan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bali I Made Rentin mengatakan, pengukuhan Tanjung Benoa itu tidak hanya baik untuk Bali. Hal itu juga menjadi pengakuan atas praktik pengurangan risiko bencana Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, pihaknya ikut memprakarsai edukasi Sekolah Lapang Tsunami Ready yang menjadi program nasional. Semua dilakukan guna mewujudkan masyarakat siap menghadapi bencana.
Selain itu, katanya, BMKG juga mendampingi simulasi serta menyiapkan peta bahaya dan rambu evakuasi. Di dalamnya terlibat siswa sekolah hingga pengelola wisata. Saat ini, tujuh hotel di Tanjung Benoa sudah menyiapkan tempat evakuasi tsunami untuk warga.
Direktur Kantor UNESCO Jakarta sekaligus Direktur Biro Sains UNESCO Regional Asia Pasifik Mohamed Djelid mengatakan, masyarakat dan infrastruktur di Tanjung Benoa sudah menunjukkan kesiapan memenuhi tiga indikator, yakni penilaian, kesiapan, dan tanggap. Semua dilakukan secara nyata, bukan teori.