Tafsir Syekh Nawawi al-Bantani dan Penanggulangan Covid-19
Banyak tafsir unik yang dituliskan Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab-kitabnya. Dalam peringatan 129 tahun berpulangnya Syekh Nawawi, berbagai pelajaran dan teladan itu dikenang kembali.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
Menaati protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 serta mengikuti vaksinasi selalu disebut sebagai ”kewajiban”. Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyandarkan hal ini pada tafsir Syekh Nawawi al-Bantani, kakeknya.
”Berobat dan menghindarkan diri dari wabah dan dari tembok yang miring, (karena) takut (tembok) jatuh, itu wajib. Itu tafsir Syekh Nawawi dan menjadi dasar kenapa kita wajib berupaya, menaati protokol kesehatan termasuk vaksinasi,” tutur Wapres Amin dalam haul ke-129 Syekh Nawawi al-Bantani di Pesantren An-Nawawi, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Jumat (27/5/2022) siang.
Vaksinasi termasuk upaya menjaga diri dari wabah. Karena itu, hal ini wajib dijalankan umat Muslim. Banyak tafsir unik yang dituliskan Syekh Nawawi dalam kitab-kitabnya. Dalam peringatan 129 tahun berpulangnya Syekh Nawawi, berbagai pelajaran dan teladan itu dikenang kembali.
Hadir dalam acara haul itu, Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar. Haul ini, menurut Wapres Amin, selalu diselenggarakan malam hari dan terbuka untuk umum.
Namun, sejak pandemi Covid-19 tahun 2020, haul tidak diselenggarakan seterbuka itu. Tahun 2020, hanya tahlil yang dilakukan di rumah masing-masing. Tahun 2021, haul dilangsungkan di GOR Pesantren Annawawi Tanara, tetapi hanya diikuti 80 orang.
Tahun ini, haul yang diselenggarakan di aula dan di siang hari pun dibatasi. Kendati demikian, banyak yang datang berziarah sejak Kamis (26/5). Wapres Amin berharap tahun depan haul bisa diselenggarakan seperti biasa dan dihadiri umat tanpa pembatasan. ”Kangen kita (dengan) haul seperti biasanya ala pondok ini,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Wapres Amin juga mengingatkan teladan Syekh Nawawi yang selalu bersemangat menuntut ilmu. Syekh Nawawi yang lahir di Tanara, di kawasan sekitar Masjid Agung Tanara saat ini, selalu memperdalam ilmu agamanya, bahkan sampai ke Mekkah.
Oleh karena itu, Syekh Nawawi diakui sebagai ulama besar tak hanya di Tanah Air, tetapi juga di negara-negara lain. Kendati banyak kitabnya yang dicetak di Timur Tengah, menurut Wapres Amin, beliau tidak pernah lupa kepada bangsanya. Karena itu, tulisan Syekh Nawawi mudah dipahami, tidak menggunakan bahasa yang rumit, dan menjadi rujukan di pesantren-pesantren di Indonesia ataupun Malaysia.
Tak hanya itu, Syekh Nawawi juga menyambungkan hadis dengan kebiasaan orang Jawa, seperti haul dan selamatan. Ke depannya, menurut Wapres Amin, ini adalah cara membangun diri menjadi Muslim yang kafahdan tetap berpegang pada kesepakatan nasional.
Syekh Nawawi lahir tahun 1813 di Kampung Tanara, Desa Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. Ayahnya Syekh Umar bin Arabi al-Bantani adalah ulama di Banten, sedangkan ibunya bernama Zubaedah. Setelah belajar di Mekkah, Syekh Nawawi kerap mengobarkan semangat perjuangan melawan penjajahan Belanda. Sikapnya ini membuat pejabat kolonial dan pejabat lokal mengawasinya secara ketat.
Dampaknya, Syekh Nawawi kembali ke Mekkah untuk menuntut ilmu serta menetap di sana sampai meninggal dunia pada 1830.
Moderat
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga menyebut Syekh Nawawi sebagai panutan ulama seluruh Nusantara, bahkan dunia. Tak hanya itu, Syekh Nawawi sangat produktif dan karya-karyanya dibaca serta menginspirasi.
Yaqut menyebutkan dua hadis yang ditulis dalam karya Syekh Nawawi al-Bantani. Pertama, larangan berbuat zalim dan, kedua, pentingnya sikap saling menyayangi. Dia menyebutkan, sikap saling memusuhi dan menyakiti sesama anak bangsa yang terkotak-kotak adalah sikap zalim. Hal ini perlu dihindari. Sebaliknya, menyebarkan kasih sayang adalah yang semestinya dilakukan.
”Ajaran Syekh Nawawi yang moderat ini yang perlu diteladani. Sebab, ini esensi haul,” ujar Yaqut.
Dalam peringatan ini serta rangkaian hari jadi ke-76 Bhayangkara, bakti sosial juga dilakukan di Gelanggang Olahraga Pesantren Annawawi. Bakti sosial ini berupa berupa vaksinasi Covid-19 dan pengobatan umum serta spesialis anak dan penyakit dalam juga pembagian sembako. Pelaksanaannya dikerjakan secara kolaborasi antara TNI/Polri, Kementerian Kesehatan, dan lembaga lainnya.
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Markas Besar Kepolisian Brigadir Jenderal (Pol) Asep Hendradiana menjelaskan, vaksinasi Covid-19 dosis penguat ini menargetkan 1.000 orang dengan menggunakan vaksin Pfizer. Apabila ada yang dianjurkan menggunakan vaksin jenis lain, pasien akan direkomendasikan untuk dilayani oleh Biddokkes Polda Banten atau instansi lainnya.
”Termasuk pada saat kegiatan pengobatan gratis, apabila ditemukan ada penyakit kronis yang memang perlu penanganan dan pengobatan, akan di rujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Banten,” tutur dr Asep.
Ke depan, masyarakat diharap tetap mendukung penanggulangan Covid-19 dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, menjaga diri, dan menjaga lingkungannya. Dengan demikian, pandemi bisa dilalui dan Indonesia bisa memasuki fase endemi.
Sampai 26 Mei 2022, cakupan vaksinasi dosis penguat di Provinsi Banten hampir 24 persen. Untuk itu, diperlukan partisipasi masyarakat. Pelayanan vaksinasi juga diberikan kepada masyarakat yang akan menjadi tenaga kerja di negara lain ataupun yang akan berangkat menunaikan ibadah haji serta umrah.