Delapan Peluru Bersarang di Tubuh Orangutan yang Masuk Kebun Warga di Kalteng
Dua orangutan dievakuasi setelah masuk ke kebun dan ladang warga di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Salah satu di antaranya masih diperiksa kesehatannya setelah delapan peluru ditemukan bersarang di tubuhnya.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Tengah bersama Orangutan Foundation-United Kingdom mengevakuasi dua orangutan, jantan dan betina, di sekitar permukiman warga di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Meski terlihat sehat, petugas menemukan delapan peluru bersarang di salah satu tubuh orangutan tersebut.
Komandan Pos Jaga Sampit dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalteng Muriansyah menjelaskan, pihaknya mendapatkan laporan dari warga terkait dua orangutan yang sering masuk dan merusak kebun juga ladang masyarakat. Laporan itu kemudian ditindaklanjuti dengan menurunkan tim BKSDA bersama Orangutan Foundation-United Kingdom (OF-UK).
”Kami menyelamatkan dua, tetapi itu tidak dalam satu hari. Hari pertama ketemu yang betina, hari kedua baru ketemu yang jantan,” ungkap Muriansyah, saat dihubungi dari Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (16/5/2022).
Muriansyah menjelaskan, orangutan berjenis kelamin betina ditemukan pada Sabtu (14/5/2022) sore di Desa Bataguh, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur. Sementara orangutan berjenis kelamin jantan ditemukan sekitar satu kilometer dari lokasi penemuan pertama pada Minggu (15/5/2022).
”Dua orangutan itu sudah terlihat selama tiga hari di lokasi, warga sering melihatnya. Apalagi, orangutan tersebut sering memakan tanaman buah, seperti nangka dan nanas, milik warga,” ungkap Muriansyah.
Untuk menangkap orangutan itu, pihaknya menggunakan senapan bius. Saat petugas bersama dokter hewan memeriksa tubuh orangutan jantan, mereka menemukan luka lecet di beberapa bagian tubuh. Selain itu ditemukan delapan butir peluru bersarang di tubuhnya yang diduga berasal dari senapan angin. Adapun luka gores diyakini didapat orangutan saat terjatuh dari pohon bukan karena serangan manusia.
Ditemukan delapan butir peluru masih bersarang di tubuhnya yang diduga berasal dari senapan angin.
Delapan peluru tersebut, lanjut Muriansyah, kemudian dikeluarkan dari tubuh orangutan di kantor BKSDA SKW II Pangkalan Bun. Perjalanan darat menuju Pangkalan Bun memakan waktu sekitar lima sampai tujuh jam. Hingga Senin sore, tim dokter masih memeriksa kesehatan kedua orangutan itu.
Orangutan jantan yang terluka memiliki bobot sekitar 55 kilogram dengan perkiraan usia 15 tahun. Ia tergolong orangutan dewasa. ”Kalau dari fisiknya terlihat sehat dan masih baik,” kata Muriansyah.
Kepala BKSDA Provinsi Kalteng Nur Patria Kurniawan mengungkapkan, pihaknya akan melepasliarkan kedua orangutan tersebut di Suaka Margasatwa (SM) Lamandau di Kabupaten Lamandau. Sebagai kawasan yang dilindungi, SM Lamandau akan menjadi rumah baru bagi kedua orangutan tersebut.
”Tetapi masih harus menunggu keputusan tim dokter. Kalau menurut mereka (orangutan) masih sehat dan masih tetap liar, bisa segera dilepasliarkan, tetapi kalau tidak mungkin akan direhabilitasi dahulu,” ungkap Nur.
Nur menambahkan, BKSDA bekerja sama dengan Orangutan Foundation International (OFI) di Pangkalan Bun melakukan proses rehabilitasi orangutan yang berada di kawasan Kotawaringin Timur dan sekitarnya.
Nur menegaskan, upaya penyelamatan orangutan membutuhkan kerja sama banyak pihak. Ia berharap masyarakat yang menemukan satwa dilindungi tak menyakiti, apalagi melakukan tindak perdagangan karena bisa dipidana.
”Apabila terjadi gangguan atau melihat kemunculan satwa dilindungi segera hubungi kami, atau aparat desa setempat, agar tertangani dengan baik,” ungkap Nur.