Merauke Siap Menjadi Lumbung Beras Indonesia Timur
Merauke menyiapkan anggaran untuk pengadaan alat pertanian dan pelatihan para petani budidaya padi dari 995 kelompok tani. Upaya ini demi mewujudkan target Merauke sebagai lumbung beras di kawasan Indonesia timur.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Merauke menyiapkan anggaran dan program untuk menjadi lumbung beras di kawasan Indonesia timur. Produksi beras di Merauke mencapai surplus hingga 130.000 ton akhir tahun lalu.
Bupati Merauke Romanus Mbaraka, saat dihubungi pada Selasa (15/3/2022), mengatakan, Pemerintah Kabupaten Merauke menyiapkan program pelatihan bagi perwakilan seluruh kelompok tani. Pelatihan difokuskan di daerah Sragen, Jawa Tengah, yang memiliki sistem budidaya padi berkualitas.
Data dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Merauke, sebanyak 27.837 petani menanam padi di Merauke saat ini. Sementara jumlah kelompok tani budidaya padi sebanyak 995 kelompok.
”Pelatihan di Sragen sudah berlangsung satu kali dengan bantuan dari PT Pelni dan Kementerian Perhubungan. Kami menargetkan perwakilan dari semua kelompok tani padi di Merauke dapat mengikuti kegiatan ini,” kata Romanus.
Ia menyatakan, pelatihan dapat membantu para petani di Merauke meningkatkan kemampuan sistem tanam dan irigasi yang baik. Dampaknya, produksi padi di Merauke yang mencapai surplus tetap konsisten.
Diketahui, hingga akhir 2021, jumlah lahan yang ditanami padi mencapai 64.000 hektar per tahun. Luasan 64.000 hektar ini bisa menghasilkan sekitar 300.000 ton gabah kering dari dua kali masa panen.
Total produksi beras di Merauke mencapai 154.000 ton. Sementara kebutuhan konsumsi beras di Merauke hanya sekitar 25.000 ton.
Memanfaatkan tol laut
Dengan kapal tol laut, telah dipasarkan beras Merauke melalui sejumlah daerah di Papua, antara lain, Mimika, Biak hingga Jayapura. Dalam sebulan terdapat tiga kapal tol laut yang memasuki Merauke.
Sementara tanpa menggunakan kapal tol laut, beras Merauke juga dipasarkan ke sejumlah daerah di wilayah selatan Papua, seperti Mappi, Boven Digoel, dan Asmat. Bulog juga memasok beras dari Merauke ke sejumlah wilayah di Papua dan Papua Barat.
”Kami tidak hanya mengirimkan beras ke sejumlah daerah di Papua, tetapi juga ke Nusa Tenggara Timur. Kami menargetkan tahun ini Merauke bisa menjadi lumbung beras di kawasan Indonesia timur,” ujar Romanus.
Dia menambahkan, Pemkab Merauke menganggarkan Rp 15 miliar untuk penyediaan alat pertanian dan fasilitas pengering padi di sejumlah kawasan sentra pertanian. Terdapat delapan kawasan sentra pertanian di Merauke yang produktif.
”Alat-alat ini akan membantu petani bekerja dengan optimal sehingga bisa meraih keuntungan besar. Sekitar 30 persen petani budidaya padi di Merauke adalah orang asli Papua,” ujarnya.
Alat-alat ini akan membantu petani untuk bekerja dengan optimal sehingga bisa meraih keuntungan besar. Sekitar 30 persen petani budidaya padi di Merauke adalah orang asli Papua. (Romanus Mbaraka)
Suparjo, salah satu petani di Distrik Tanah Miring, Merauke, mengatakan mendukung penuh program pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan para petani dengan pelatihan serta pengadaan fasilitas mesin pengering padi. Ia pun berharap pemerintah bisa menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi bagi para petani.
”Para petani telah mendapatkan keuntungan dengan hadirnya program tol laut. Dari penjualan beras per hektar, kami bisa mendapatkan pemasukan maksimal Rp 22 juta. Kami berharap dukungan penuh pemerintah untuk menyukseskan Merauke sebagai lumbung beras di Indonesia,” ujar Suparjo berharap.
Kepala Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat Raden Guna Dharma menyatakan, pihaknya mendukung pemasaran beras Merauke ke sejumlah wilayah di Papua dan Papua Barat. Bulog pun telah membeli beras dari Merauke selama beberapa tahun terakhir.
”Kami akan memasok 25.000 ton beras dari Merauke pada tahun ini. Puluhan ribu ton beras ini untuk disalurkan ke daerah-daerah di wilayah Papua dan Papua Barat,” ujarnya.