Imlek atau tahun baru China adalah perayaan terbesar masyarakat China. Seiring dengan pembangunan Stasiun Luar Angkasa Tiangong, untuk pertama kalinya, Imlek dirayakan dari luar angkasa.
Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
·3 menit baca
Hari raya Imlek atau tahun baru Tionghoa tahun ini cukup istimewa. Untuk pertama kalinya, perayaan datangnya musim semi itu diperingati antariksawan China atau taikonaut yang sedang bertugas di Stasiun Luar Angkasa Tiangong. Padahal, Tiangong sedang mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 400 kilometer.
Sesuai kalender Khonghucu, tahun baru Imlek 1 Zheng Yue 2573 Kongzili jatuh pada Selasa (1/2/2022). Sistem kalender ini didasarkan atas pergerakan Bulan dan Matahari atau sistem kalender lunisolar. Dengan sistem ini, maka perayaan Imlek atau datangnya musim semi di China itu akan selalu jatuh di waktu yang sama, yaitu antara 21 Januari hingga 21 Februari.
Taikonaut yang menjadi orang pertama China yang merayakan Imlek di luar angkasa itu adalah awak misi Shenzhou-13 yang terdiri dari Zhai Zhigang, Wang Yaping, dan Ye Guangfu. Ketiganya sudah bertugas di Tiangong lebih dari 100 hari sejak diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan, Mongolia Dalam, China, pada 16 Oktober 2021.
Dalam video yang dipublikasikan Badan Antariksa Berawak China (CMSA) melalui Xinhua pada malam tahun baru China tersebut, Senin (31/1/2022), ketiga antariksawan itu menghiasi modul Tianhe, modul terbesar di stasiun luar angkasa Tiangong dengan lampion merah, kertas kaligrafi China, dan sejumlah aksesori lain dengan warna khas merah dan emas.
Tak hanya itu, mereka juga melakukan sejumlah tradisi yang biasa dilakukan masyarakat China menyambut Imlek di Bumi, seperti memakan pangsit dan memakai pakaian baru atau khusus. Pangsit yang mereka makan dalam malam perayaan tahun baru China itu juga khusus, yaitu terdiri atas tiga jenis pangsit dengan isian daging babi dan kubis, ikan makarel spanyol, dan bunga daylily atau bunga bakung.
Sebagai ucapan tahun baru, komandan misi Shenzhou-13, Zhai, sambil membentangkan selembar kaligrafi China mengatakan, ”Saya berharap Anda semua sehat dan sukses dalam segala hal yang Anda lakukan.”
Wang yang merupakan antariksawan perempuan berharap anak-anak di seluruh China tumbuh sehat dan kuat. Wang juga tercatat sebagai perempuan pertama yang tinggal di Tiangong.
Adapun Ye yang tampil mengenakan pakaian khusus memegang balon dan kertas bertuliskan karakter China ’fu’ yang artinya keberuntungan juga berharap semua keluarga di China bahagia merayakan tahun baru ini.
Ketiga anggota misi Shenzhou-13 itu diperkirakan akan berada di Tiangong hingga April 2022. Mereka menjalani misi di luar angkasa selama enam bulan berturut-turut dan menjadi durasi terlama tinggal di luar angkasa yang pernah dicapai oleh antariksawan China.
Ketiga anggota misi Shenzhou-13 itu diperkirakan akan berada di Tiangong hingga April 2022. Mereka menjalani misi di luar angkasa selama enam bulan berturut-turut dan menjadi durasi terlama tinggal di luar angkasa yang pernah dicapai oleh antariksawan China. Lama tinggal awak Shenzhou-13 ini dua kali lipat dibandingkan dengan awak Shenzhou-12.
Selama lebih dari tiga bulan yang telah mereka lewati di Tiangong, ketiga antariksawan itu telah melakukan banyak tugas, termasuk dua kali spacewalk atau beraktivitas di luar wahana, memberikan kuliah secara daring, menyusun manual untuk menghadapi kedaruratan, hingga menguji proses sandar wahana kargo Tianzhou-2.
Selain itu, para awak ini juga melanjutkan proses pembangunan Tiangong. Pembangunan Tiangong ini diperkirakan selesai pada 2022 ini. Selesainya pembangunan stasiun luar angkasa ini akan memungkinkan lebih banyak warga China yang akan tinggal di luar angkasa.
Pesatnya perkembangan misi dan teknologi luar angkasa China ini mengkhawatirkan banyak negara, termasuk Amerika Serikat. Dalam waktu singkat, China mampu menguasai teknologi luar angkasa dengan baik, baik pengiriman misi berawak ke stasiun luar angkasa maupun pendaratan misi di Mars yang hingga kini baru bisa dilakukan AS dan China.
Kongres AS pada 2011 melalui Amendemen Wolf, dikutip dari Space, Selasa (1/2/2022), melarang Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) untuk menjamin kerja sama bilateral langsung dengan Pemerintah China menggunakan dana pemerintah federal. Dengan demikian, China tidak termasuk dalam mitra program Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang sudah dikembangkan antara AS, Rusia, Uni Eropa, Kanada, dan Jepang.