Terlalu Lama Menonton Televisi Meningkatkan Risiko Pembekuan Darah
Menonton televisi terlalu lama meningkatkan risiko mengalami pembekuan darah. Karena itu, beristirahatlah saat menonton televisi.
Oleh
EVY RACHMAWATI
·4 menit baca
Selama pandemi Covid-19, aktivitas masyarakat terbatas seiring pemberlakuan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut. Hal itu membuat warga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, termasuk mencari hiburan dengan menonton televisi berjam-jam.
Namun, ternyata bahaya kesehatan mengintai ketika seseorang menonton televisi terlalu lama. Sebuah studi melaporkan bahwa menonton televisi berkepanjangan, selama empat jam sehari atau lebih, dikaitkan dengan risiko pembekuan darah 35 persen lebih tinggi dibandingkan dengan jika seseorang menonton kurang dari 2,5 jam dalam sehari.
Penelitian ini diterbitkan pada Rabu (19/1/2022) di European Journal of Preventive Cardiology. ”Temuan kami juga menunjukkan aktif secara fisik tak menghilangkan peningkatan risiko pembekuan darah terkait menonton televisi berkepanjangan,” kata penulis utama Dr Setor Kunutsor dari University of Bristol, Inggris.
Jika Anda ingin menonton televisi, Anda perlu meluangkan waktu untuk beristirahat. Anda bisa berdiri dan melakukan peregangan setiap 30 menit atau menggunakan sepeda statis. Selain itu, hindari menggabungkan aktivitas menonton televisi dengan mengonsumsi jajanan yang tidak sehat.
”Jika Anda ingin menonton televisi, Anda perlu meluangkan waktu untuk beristirahat. Anda bisa berdiri dan melakukan peregangan setiap 30 menit atau menggunakan sepeda statis. Selain itu, hindari menggabungkan aktivitas menonton televisi dengan mengonsumsi jajanan yang tidak sehat,” tutur Kunutsor.
Studi ini meneliti kaitan menonton televisi dan tromboemboli vena atau VTE. Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) dalam laman resminya, VTE adalah gangguan trombosis vena dalam dan emboli paru. Trombosis vena dalam terjadi saat gumpalan darah terbentuk di vena dalam, biasanya di kaki bagian bawah, paha, atau panggul. Emboli paru terjadi saat gumpalan terlepas dan mengalir melalui aliran darah ke paru-paru.
Pembengkakan, kemerahan, dan nyeri merupakan beberapa tanda serta gejala thrombosis vena dalam. Emboli paru dapat menyebabkan nyeri dada mendadak dan sesak napas. Terkadang VTE terjadi tanpa tanda jelas. Jika gumpalan darah besar atau ada banyak gumpalan, emboli paru bisa menyebabkan kematian.
Terkait hal itu, tim periset mengumpulkan bukti ilmiah tentang hal tersebut, lalu menggabungkan hasilnya dengan meta-analisis. ”Menggabungkan beberapa studi dalam meta-analisis memberikan sampel lebih besar dan membuat hasilnya lebih tepat daripada temuan studi individu,” jelas Dr Kunutsor. Analisis ini mencakup tiga studi dengan total 131.421 peserta berusia 40 tahun ke atas tanpa VTE.
Jumlah waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi dinilai dengan kuesioner dan peserta dikategorikan sebagai pemirsa lama (menonton setidaknya empat jam per hari) dan pemirsa tidak pernah atau jarang (menonton televisi kurang dari 2,5 jam per hari).
Durasi rata-rata dalam tiga studi 5,1 hingga 19,8 tahun. Selama periode ini, 964 peserta di antaranya terkena VTE. Peneliti menganalisis risiko VTE pada penonton televisi dalam waktu lama versus tak pernah atau jarang menonton televisi. Pemirsa yang lama menonton 1,35 kali lebih mungkin mengembangkan VTE daripada mereka yang tidak pernah atau jarang menonton televisi.
Keterkaitan itu independen dari segi usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (BMI), dan aktivitas fisik. ”Penelitian tersebut disesuaikan dengan faktor-faktor ini karena sangat terkait dengan risiko VTE, misalnya usia lebih tua, BMI lebih tinggi, dan kurangnya aktivitas fisik terkait dengan peningkatan risiko VTE,” kata Dr Kunutsor.
”Temuan menunjukkan bahwa terlepas dari aktivitas fisik, BMI Anda, berapa usia Anda, dan jenis kelamin Anda, menonton televisi berjam-jam merupakan aktivitas berisiko berkaitan dengan pembekuan darah,” kata Kunutsor. Temuan ini didasarkan pada studi observasional dan tak membuktikan menonton televisi dalam waktu lama menyebabkan pembekuan darah.
Kurang bergerak
Namun, menonton televisi dalam waktu lama melibatkan imobilisasi atau kurang gerak yang merupakan faktor risiko VTE. Karena itu, orang didorong bergerak setelah operasi atau selama penerbangan jarak jauh. Selain itu, ketika Anda duduk dalam posisi sempit dalam waktu lama, peredaran darah terganggu sehingga bisa menyebabkan pembekuan darah.
Kecenderungan konsumsi makanan ringan yang tidak sehat saat menonton televisi pun dapat menyebabkan obesitas dan tekanan darah tinggi. Keduanya meningkatkan kemungkinan terjadi penggumpalan darah.
”Hasil studi kami menyarankan agar kita membatasi waktu di depan televisi. Menonton TV dalam waktu lama harus diselingi dengan gerakan untuk menjaga sirkulasi tetap berjalan. Secara umum, jika Anda banyak duduk dalam keseharian, misalnya duduk berjam-jam di depan komputer, pastikan untuk bangun dan bergerak dari waktu ke waktu,” tuturnya.
Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.